Kedatangan WNI dari Wuhan, Anak hingga Ibu-ibu di Natuna Takut Tertular dan Sembunyi di Rumah
03 Februari 2020 by Dea DezellyndaLokasi karantina WNI dari Wuhan dekat pemukiman, warga khawatir tertular corona
Pemerintah Indonesia mengevakuasi 238 warga negara Indonesia yang berada di Wuhan. Ratusan WNI tersebut sampai di Indonesia pada hari Minggu (02/02/20) pagi dengan menggunakan pesawat Batik Air. Para WNI tersebut tak langsung dipulangkan ke rumah masing-masing melainkan harus menjalani karantina di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Selama kurang lebih dua minggu ke depan, para WNI tersebut diobservasi oleh tim medis untuk memastikan bebas virus corona. Sayangnya, karantina para WNI di Natuna ini menimbulkan kontroversi. Warga Kabupaten Natuna menolak karantina yang dilakukan di dekat pemukiman warga karena takut para WNI tersebut membawa virus corona.
Masyarakat Natuna mengungsi
Dilansir dari Kumparan.com, Senin (03/01/20), Masyarakat Penagi yang tinggal satu kilometer dari lokasi observasi pun memilih mengungsi ke Ranai, ibu kota Kabupaten Natuna. Salah satu warga, Kardiman, mengaku khawatir tertular virus corona, mengingat para WNI tersebut baru saja pulang dari pusat wabah.
"Ada yang punya keluarga di Ranai Darat dan Sendanau (jadi mengungsi ke sana). Ada sekitar 20 keluarga yang mengungsi," tutur Kardiman di Penagi, Natuna, Minggu (2/2).
Baca juga: Makin Mengerikan, Virus Corona Diduga Bisa Menular Tatapan Mata
Kekhawatiran akan tertular virus corona ini mendorong warga melakukan aksi demo menolak para WNI dari Wuhan untuk dikarantina di Natuna. Pada hari Minggu (02/02/20) kemarin, warga Natuna mendatangi sekitar Bandara Raden Sadjad melakukan aksi protes. Bahkan demo tersebut berakhir ricuh dengan aparat.
Anak hingga ibu-ibu takut keluar rumah
Kebijakan pemerintah itu membuat aktivitas warga Natuna terhambat. Banyak warga yang ketakutan akan tertular corona sampai takut keluar rumah. Proses belajar mengajar di sekolah juga dihentikan selama dua minggu ke depan.
Kebijakan ini dikeluarkan oleh Bupati Natuna untuk meliburkan sekolah selama Natuna dijadikan tempat karantina. Kebijakan ini disambut baik oleh para orangtua yang khawatir anaknya tertular corona saat beraktivitas di luar.
Baca juga: Akun FB ini Kaitkan Virus Corona Sama Azab Suku Uigyhur
“Sudah tahu kami. Kalau tak diliburkan pun, kami tak kasih juga anak pergi sekolah. Bahaya soalnya,” ujar Wawan dilansir dari Tribunnews.com.
Wawan mengatakan, ibu-ibu hingga anak tak berani ke luar rumah karena khawatir. Banyak warga yang merasa dirugikan karena takut beraktivitas di luar.
“Anak-anak sampai ibu-ibu jadi takut keluar rumah ingin beraktivitas. Soalnya virus itu kan bisa menyebar di udara,” pungkas Wawan.
Baca juga: Virus Corona Mengganas, China Bangun Rumah Sakit Untuk 1.000 Pasien Hanya Dalam 10 Hari!
Tanggapan Menteri Kesehatan
Banyaknya hoaks yang beredar terkait penularan corona berdampak besar bagi masyarakat. Hoaks tersebut membuat masyarakat semakin khawatir menghadapi virus corona. Salah satunya bagi warga Natuna yang berpikir bahwa corona bisa menyebar melalui udara dalam jarak yang jauh.
Faktanya tidak demikian. Dalam penjelasan yang ditulis dalam website Harvard Medical School, persebaran virus corona tak semudah dan secepat virus measles (campak dan cacar air). Apabila virus measles bisa menyebar lewat partikel dengan jarak 305 meter, berbeda halnya dengan corona yang hanya bisa melayang di udara sejauh 2-3 meter.
Baca juga: Potret Kota Wuhan Pasca Diisolasi Karena Virus Corona, Bagaikan Kota 'Zombie'!
Menteri Kesehatan, Terawan Agus sendiri merasa kesulitan memberi penjelasan kepada masyarakat karena banyaknya hoaks yang beredar.
"Mohon izin, memang yang paling berat tantangan saya adalah menghadapi hoaks dan viral berita yang tidak pada porsinya," kata Terawan, Senin (3/2/2020), dilansir dari Detik.com.
Terawan juga menghimbau kepada masyarakat terutama warga Natuna untuk bijak dalam menerima informasi yang belum tentu benar. Warga juga diminta untuk tidak khawatir karena sampai saat ini tak ada WNI dari Wuhan yang tertular corona. Karantina dilakukan hanya untuk memastikan bila para WNI tersebut bebas corona.