Akun Twitter ini Ungkap Sisi Kelam Pembayaran Elektronik yang Siap Menerkammu!

Ilustrasi pembayaran digital
Ilustrasi pembayaran digital | liputan6.com

Mempermudah hidup, sekaligus mengajarkan kamu untuk boros

Transaksi pembayaran secara digital sudah mulai marak terjadi di Indonesia. Selain pembayaran secara cash, pembayaran lewat kartu kredit atau kartu debit, sekarang kamu juga bisa membayar lewat dompet online. Beberapa pembayaran digital di Indonesia seperti Gopay, Ovo, Dana, dll. Kemudahan dan promo yang ditawarkan membuat masyarakat ramai-ramai menggunakannya.

Cara ini dianggap lebih mudah dan modern. Namun, penggunaan uang digital ini mempunyai sisi buruk tersendiri, seperti halnya pembayaran dengan kartu kredit. Sisi kelam ini diungkapkan oleh akun Twitter @Strategi_Bisnis. Akun ini menuturkan bahwa pembayaran secara digital secara tidak sadar akan membuat penggunanya menjadi lebih boros.

Karena apa-apa menjadi lebih mudah. Tinggal tap..tap..doang, sebuah produk langsung dibayar lunas. Tidak ada "rasa sakit" yang dialami seperti ketika membayar dengan uang cash. Tidak ada kedekatan emosional antara pengguna dengan uang digital. Bahkan, menurut akun ini studi membuktikan bahwa pembayaran digital justru membuat penggunanya menjadi lebih boros.

Baca juga: 5 Aplikasi Pembayaran Digital Indonesia Terpopuler yang Memudahkan Transaksi Melalui HP

Knp digital money bikin kita boros? Krb "emotional attachment" kita dg uang seolah hilang. Kita gak bgtu merasa kehilangan saat bayar uang pakai emoney. Saat bayar pakai uang fisik, kita berasa "kehilangan sesuatu". Ada tangible effect yg bikin kita merasa kehilangan." tulis akun @Strategi_Bisnis.

Dia juga menganalisis kenapa para perusahaan penyedia jasa pembayaran digital terus menggelontorkan promo dan merancang aplikasinya sebaik dan seramah mungkin. Jadi, pengguna tidak sadar semakin menggantungkan diri dengan metode pembayaran tersebut. Tentu saja ini adalah hasil yang bagus untuk perusahaan, tapi untuk pengguna lambat laun akan membuat mereka bokek.

Para pembuat gopay, gofood, ovo dan dana itu pakai ilmu design thinking saat bikin app. Tujuannya agar mudah digunakan. Dan mrka berhasil. Tapi ujungnya agar anda makin boros belanja. Dark side of digital technology. Dark side of design thinking." tutupnya.

Unggahan akun ini pun membuat sebagian netizen merasa tercerahkan. Mereka tidak memungkiri bahwa pembayaran digital sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari, apalagi kalau ada diskon menggiurkan. Namun, pembayaran digital juga membuat pengguna "tidak awas" dengan uang yang terus menerus berkurang dari dalam aplikasi pembayaran digital.

Baca juga: Mengenal Dompet Digital dan Cara Penggunaannya

Ilustrasi pembayaran digital
Ilustrasi pembayaran digital | economy.okezone.com
Artikel Lainnya

Yah, semua hal memang ada sisi baik dan buruknya masing-masing. Yang penting adalah pintar-pintar menahan diri dan memanfaatkan teknologi seperlunya. Gimana menurutmu?

Tags :