7 Ramalan Jayabaya yang Jadi Kenyataan Ini Bisa Bikin Kamu Merinding!

Sri Jayabaya. | sketsindonews.com

Dikenal sebagai raja sekaligus peramal, Jayabaya menggambarkan kondisi zaman sekarang sejak lama.

Sri Jayabaya adalah salah satu raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Kediri yang berlokasi di Jawa Timur. Pada masa kepemimpinannya, kerajaan yang turut menandai periode kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara ini mencapai puncak kejayaanya. Mereka berhasil menaklukkan Kerajaan Janggala, dan mereka pun menguasai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa dan beberapa pulau di Nusantara, termasuk wilayah-wilayah yang pada saat itu dikuasai oleh Sriwijaya.

Selain dikenal sebagai raja yang berhasil memimpin kerajaannya ke puncak kejayaan karena wilayah yang dikuasai, Jayabaya dikenal juga dengan kesaktiannya sebagai peramal. Ramalan-ramalannya yang dikenal dengan istilah “Nujum Jayabaya” itu pun dianggap sebagai sesuatu yang sakral karena banyak ramalannya yang terbukti kebenarannya.

Dilansir dari Yukepo.com, di bawah ini kamu bisa membaca beberapa ramalan Jayabaya yang terbukti kebenarannya, meskipun peristiwa yang diramal pada semasa hidupnya itu baru terjadi berabad-abad kemudian.

1.

Kedatangan bangsa kulit kuning yang membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan kulit putih

Bangsa Jepang menggantikan kependudukan Belanda di Indonesia. | pedomanbengkulu.com

Kulit kuning merupakan stereotip yang merujuk kepada orang-orang Asia Timur, termasuk Jepang. Sementara itu, kulit putih merupakan istilah yang merujuk kepada bangsa Eropa. Ramalan Jayabaya yang mengatakan bahwa Nusantara akan didatangi oleh bangsa kulit kuning yang membebaskan bangsa kita dari kekejaman kulit putih pun terbukti pada saat bangsa Jepang datang ke Indonesia dan mengusir pasukan kolonial Belanda.

Baca juga: Ada di Indonesia, Ini 5 Tempat Ibadah yang Konon Sangat Angker

2.

Korupsi merajalela

Seolah-olah belum afdol rasanya jika di pemerintahan tidak ada korupsi. | praharamenulis.blogspot.com

Akeh janji ora ditetepi, akeh wong nglanggar sumpahe dewe. Akeh menungso mung ngutamakke duwit, lalu kemenungsan, lali kebecikan, lali sanak lali kadang.

Ramalan itu kurang lebih meramalkan bahwa akan ada banyak orang yang melanggar sumpah yang dibuatnya sendiri demi harta dan kekuasaan. Seperti yang kita tahu, korupsi sudah merajalela di Nusantara sejak zaman kerajaan dan penjajahan. Bahkan, hingga saat ini, korupsi masih menjadi persoalan yang tak kunjung-kunjung selesai dan berlarut-larut dalam drama.

3.

Banyak orang yang ingin kaya dengan cara instan

Praktek pesugihan sudah marak di Indonesia sejak lama. | uangindonesia.com

Akeh wong nyambut gawe apik-apik pada krasa isin. Luwih utama ngapusi. Wegah nyambut gawe kepengen kepenak, ngumbar nafsu angkara murka, nggedekake duraka.

Ramalan itu mengatakan bahwa akan ada masanya saat orang-orang mulai merasa malu karena profesi yang digelutinya dan lebih memilih jalan pintas untuk mendulang kekayaan. Selain itu, banyak juga orang yang ingin kaya raya tapi terlalu malas untuk bekerja sehingga mereka mengambil jalan pintas seperti melakukan praktek pesugihan, korupsi, dsb.

Baca juga: Misteri Codex Gigas yang Diyakini sebagai Kitab Suci Iblis!

4.

Hadirnya peradaban modern

Keberadaan pesawat terbang, kereta api, dan kultur online shop sudah diramalkan oleh Jayabaya sejak lama. | www.droidlime.com

Seperti yang tadi telah disebutkan, ada beberapa ramalan Jayabaya yang terbukti kebenarannya setelah meninggalnya raja Kediri tersebut. Salah satunya adalah ramalannya yang berkaitan dengan hadirnya peradaban modern.

Mbesuk yen ana kreta mlak tanpa jara, tanah jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing duwur awang-awang, kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange”.

Ramalan tersebut kurang-lebih mengatakan bahwa akan ada masa saat kereta bisa berjalan sendiri tanpa menggunakan kuda yang bisa dianggap sebagai kemunculan mobil. Lalu, ramalannya yang mengatakan soal adanya perahu yang bisa berjalan di angkasa bisa merujuk kepada pesawat terbang.

Tanah jawa kalungan wesi, yang bisa diartikan sebagai tanah Jawa yang dikalungi besi-besi merujuk kepada rel-rel kereta api. Ramalan itu bahkan meramalkan kemunculan pasar-pasar online yang menggantikan pasar konvensional (pasar ilang kumandang).

Baca juga: Kisah Kelam Zaman Orba hingga Kapal Hantu, 5 Misteri Ini Populer Sampai Mancanegara

5.

Seks bebas dianggap hal biasa

Perilaku seks sudah tidak lagi menjadi hal yang tabu. | casinoonlinewinplay.com

Meskipun bentuk-bentuk pemerkosaan sudah terjadi sejak zaman kerajaan, namun pertalian intim antartubuh masih dianggap sebagai suatu hal yang disakralkan. Iklim tersebut sangat berbeda dengan iklim di zaman sekarang yang sudah lebih memaklumi seks bebas terlepas dari norma-norma yang mengikatnya. Rupanya fenomena tersebut sudah diramalkan oleh Jayabaya pada masa hidupnya.

Wong wadon ilang kawirangane, wong lanang ilang prawirane.

Dalam bahasa Indonesia, ramalan itu mengatakan bahwa perempuan-perempuan kehilangan rasa malunya dan para lelaki telah hilang kehormatannya. Banyak orang yang meyakini bahwa ramalan itu merujuk kepada fenomena seks bebas yang cukup marak di masa sekarang.

Baca juga: Kisah Horor dari Rumah Sakit Paling Angker yang Ada di Indonesia, Berani Baca?

6.

Pendidikan dikomersialisasi

Seolah-olah pendidikan hanya diperuntukkan bagi kelas-kelas tertentu. | medium.com

Gagasan yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan pada kenyataannya masih menjadi gagasan utopis, karena masih banyak sekali anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan yang sesuai dengan standar lantaran persoalan finansial.

Pada gilirannya, baik dari perspektif peserta didik maupun pendidiknya sendiri, pendidikan seringkali disoroti sebagai ladang bisnis. Jayabaya mengatakan, akeh wong ngedol ilmu”, yang artinya: “banyak orang yang ‘menjual’ ilmunya.”

7.

Notonogoro

Soekarno dan Soeharto. | rosodaras.wordpress.com

Menurut perspektif orang-orang yang percaya akan ramalan Jayabaya, kata Notonogoro yang bisa juga diartikan sebagai “menata negara” merupakan ungkapan akronim yang merujuk kepada pemimpin-pemimpin yang akan menata Nusantara sebagai negara. SoekarNO, SoeharTO, dan Susilo Bambang YudhoyoNO. Lalu, bagaimana dengan -go, dan -ro? Kita lihat saja nanti.

Artikel Lainnya

Itulah ramalan-ramalan Jayabaya yang masih sering dituturkan dari mulut ke mulut pada masa sekarang karena ramalannya yang relevan dengan fenomena-fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Oh iya, kamu termasuk orang yang percaya sama ramalan, nggak sih?

Tags :