4 Ritual Kematian Paling Seram di Dunia, Dari Potong Jari Sampai Ikut Mati Bersama
07 Juli 2021 by Sabina Gendis SahasrakiranaTradisi ini diakukan untuk bentuk solidaritas dan mendekatkan diri dengan leluhur
Seperti yang kita ketahui, banyak sekali budaya di dunia yang melakukan ritual kematian. Hal ini bisa terjadi karena, memang tidak semua bisa diseragamkan dengan kepercayaan yang sama. Perbedaan inilah yang membuat banyak ritual kematian berbeda-beda.
Sebut saja ritual mengganti pakaian mayat leluhur atau Ma’nene di Toraja. Masyarakat Toraja Utara melakukan ritual ini setahun sekali. Ritual ini berlangsung setelah panen padi. Sebanyak ratusan mayat leluhur dikeluarkan dari kompleks pemakaman yang dikenal dengan nama Patane.
Kebiasaan ini dilakukan sebagai penghormatan kepada leluhur, serta bentuk cinta kasih mereka. Atau orang Bali, mereka biasa melakukan ngaben atau kremasi bakar jenazah. Ngaben dilakukan saat salah satu anggota keluarga meninggal.
Ma’nene dan ngaben merupakan bentuk ritual kematian yang unik. Berikut kita bahas 4 ritual kematian yang bisa dibilang unik dan cenderung cukup ekstrem.
Baca juga: Demi Dapatkan Pesugihan, Ini 'Kata Kunci' Sebelum Ritual Seks di Gunung Kemukus!
Sati
Perasaan sedih pasti dirasakan ketika seseorang kehilangan pasangan hidupnya. Karena dirasa menyeramkan kalau bersedih terlalu lama, maka wanita zaman India kuno memilih untuk ikut mengakhiri hidupnya bersama suaminya.
Setalah kematian suaminya, wanita yang berduka akan melakukan Sati, yaitu ia membakar dirinya hingga mati di pembakaran kayu bakar. Iya, wanita yang berduka dikremasih hidup-hidup dengan suaminya yang meninggal. Sekarang Sati sudah dianggap ilegal di India.
Baca juga: Gila! Demi Ritual Pengusiran Setan, Bocah Ini Dicambuk hingga Tewas
Pemakaman Gantung Sagada Filipina
Suku Igrot di pegunungan Filipina sudah lama melakukan tradisi pemkaman jenazah dengan cara menggantungkan peti mati di tebing. Pemakaman gantung ini hanya terjadi setiap beberapa tahun. Mereka memiliki kepercayaan kalau memindahkan jenazah orang meninggal ke tempat lebih tinggi, akan membawa mereka lebih dekat dengan roh leluhur.
Selain itu banyak orang tua takut ketika dikubur di dalam tanah. Mereka memiliki anggapan ketika di dalam tanah air akan merembes dan jasad lebih cepat busuk. Kejadian ini tidak ingin meraka alami, maka mereka lebih memilih disemayamkan dalam peti gantung.
Baca juga: Bintang Film Porno ini Dipenjara Lantaran Adakan Ritual Hirup Racun Katak!
Memasak Mayat Suku Aborigin
Di Australia tidak hanya 1 kelompok suku Aborigin. Ternyata ada banyak suku Aborigin yang membentuk aneka budaya. Hal ini menyebabkan ritual kematian yang berbeda. Sebagian besar suku Aborigin memiliki ritual yang berlawanan dengan kremasi. Salah satu suku Aborigin memasak mayat lalu mengumpulkan cairan tubuhnya. Cairan yang terkumpul itu digosokka ke kulit pemuda untuk mendapatkan kekuatan.
Iki Palek
Tradisi Iki Palek suku Dani adalah tradisi memotong jari. Untuk kita yang tidak terbiasa dengan tradisi ini pastilah menyeramkan, tetapi makna ternyata ada makna mendalam dari tradisi ini. Potong jari ini dilakukan guna mengungkapkan kesetiaan sera rasa kehilangan yang mendalam dari kematian anggota keluarga. Jari yang dipotong bisa menjadi tanda jumlah anggota keluarga yang meninggal. Tradisi ini dilakukan oleh sebagian besar wanita suku Dani, untuk pria menunjukkan rasa kesedihan dengan memotong kulit telinga.
Suku Dani menganggap jari sebagai simbol harmoni, persatuan, serta kekuatan. Jadi juga menjadi lambing hidup kebersamaan satu keluarga, rumah, marga, nenek moyang, suku, bahasa dan sejarah.
Ternyata tradisi kematian di setiap suku benar-benar tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Ritual yang dilakukan memang tidak bisa sepenuhnya disalahkan atau dibenarkan. Setiap suku di dunia memiliki cara sendiri dalam memaknai kematian. Kita sebagai manusia harus menghargai perbedaan itu.