Miris! Banyak yang Doyan, 13 Ribu Anjing di Solo Dibantai Tiap Bulan Demi Cuan
03 Januari 2021 by Dea DezellyndaJadi pusat perdagangan anjing di Jawa, 13.700 anjing dibantai tiap bulan di Solo
Minat masyarakat Indonesia terhadap konsumsi daging anjing tampaknya masih tinggi. Salah satunya di kota Solo yang masih bebas ditemui warung-warung yang menyediakan menu berbagai olahan daging anjing.
Dalam investigasi yang dilakukan oleh Dog Meat Free Indonesia (DGMI) ditemukan fakta 13.700 ekor anjing dibantai setiap bulannya di Solo untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Membunuh anjing secara kejam
Saat melakukan investigasi terkait perdagangan anjing di Solo, DGMI menemukan sebuah rekaman video bagaimana cara para penjagal dalam membunuh anjing sebelum daging diperjualbelikan.
Melansir Jpnn.com, sebuah rekaman video yang berhasil didapatkan menunjukan gambar sebuah kendaraan terbuka berjeruji penuh dengan anjing yang dijejalkan dalam kondisi rebah karena tubuh mereka dibungkus dalam karung dan mulut mereka diikat erat.
Lalu di sebuah rumah jagal, anjing-anjing yang terikat tak berdaya di dalam karung itu pukuli dengan sebatang besi.
Setelah dipukuli, dalam keadaan sekarat anjing-anjing tersebut digantung sampai kehabisan darah sebelum akhirnya disembelih. Yang lebih miris, penjagalan tersebut dilakukan di depan anjing-anjing lainnya yang masih hidup.
Baca juga: Anjing Ini Tetap Terus Ikuti Mobil Majikannya Setelah Dibuang, Videonya Bikin Haru!
Solo menjadi pusat perdagangan daging anjing di Pulau Jawa
Angelina Pane, selaku aktivis DGMI yang juga manajer dari LSM Animal Friend Jogja (AFJ) menyampaikan bahwa investigasi tersebut dilakukan mulai dari bulan Januari 2019 dalam mengungkap perdagangan daging anjing di Solo.
“Sekarang Solo Raya sudah menjadi pusat perdagangan anjing di pulau Jawa. Ada sekitar 13.700 lebih anjing yang dibantai setiap bulan. Angka ini kami dapat dari 82 warung yang menjual makanan dari daging anjing di seluruh wilayah kota Solo," ujar Angelina Pane dikutip dari ABC.net.
Sedangkan pemasok anjing didatangkan dari Jawa Barat, sedangkan kota Solo dijadikan sebagai tempat penjagalan anjing.
“Anjing-anjing itu didatangkan dari Jawa Barat. Begitu juga anjing-anjing yang diperdagangkan di Yogya juga didatangkan dari Jawa Barat," lanjut Angelina.
Mirisnya, saat stok anjing dari Jawa Barat tidak dapat memenuhi permintaan pasar atau kebutuhan bisnis kuliner daging anjing, para penjagal akan mencuri anjing milik warga di pemukiman atau mengambil anjing-anjing liar yang berada di jalanan.
Ancaman kembali wabah rabies
Selain kekejaman yang dilakukan pada anjing, bisnis illegal ini juga beresiko terhadap ancaman penyakit rabies. Jika tidak segera dihentikan, dikhawatirkan anjing-anjing yang berasal dari daerah yang belum bebas rabies masuk ke daerah bebas rabies seperti di Jawa Tengah dan DIY bisa beresiko kembali terjangkit rabies.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia, melalui Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner pusat dan daerah sepakat untuk mengeluarkan larangan perdagangan anjing dan kucing. Meskipun sudah dilarang, pemerintah terlihat tidak serius dalam menangani masalah perdagangan anjing.
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten yang terlihat serius dalam menangani kasus ini. Bupati Karanganyar, Drs Juliyatmono berjanji akan segera menutup 21 warung makan yang menyajikan daging anjing. Tak hanya itu, Juliyatmono juga selamatkan 2.000 anjing dari tempat penjagalan.
“Dalam rangka mencegah berbagai penyakit yang disebabkan oleh daging anjing maka kami akan segera menindaklanjuti dengan menutup semua warung guguk atau warung daging anjing di Karang anyar," kata Bupati Karanganyar, Juliyatmono dalam video yang diunggah di akun medsos DGMI.
Sudah saatnya pemerintah serius dalam menangani kasus perdagangan anjing sebagai konsumsi. Kejamnya pembunuhan terhadap anjing harus segera dihentikan. Hal ini juga dilakukan demi mencegah wabah rabies muncul kembali ke daerah yang sudah terbebas rabies.