Corona Mewabah, 100.000 Orang di Bangladesh Nekat Hadiri Pemakaman Tokoh Pemuka Agama
20 April 2020 by Dea DezellyndaNekat langgar lockdown demi hadiri pemakaman ulama
Bangladesh melaporkan kasus corona yang mewabah di negaranya. Pemerintah Bangladesh kini telah mengambil langkah cepat dengan menerapkan lockdown. Di saat lockdown diberlakukan, masyarakat Bangladesh justru menghadiri pemakaman seorang ulama terkenal.
Bahkan pelayat yang tumpah ruah itu diperkirakan mencapai 100.000 orang. Tentu saja hal tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap penularan corona secara masif.
Setidaknya 100.000 orang hadiri pemakaman
Dilansir dari Republika.co.id, Minggu (19/04/20), puluhan ribu orang di Bangladesh timur berbondong-bondong untuk menghadiri pemakaman seorang pemuka agama. Hal ini bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona.
Ulama tersebut adalah Jubayer Ahmad Ansari yang merupakan sosok pemuka agama terkenal. Pemakaman itu diadakan pada hari Sabtu (18/04/20) lalu. Dilaporkan 100.000 warga distrik Brahmanbaria timur dan daerah lain hadir dalam pemakaman tersebut.
Baca Juga: Viral Video Aksi Menegangkan Polisi Kejar Begal di Jalanan Jaktim, Netizen: Berasa Nonton Film
"Dia (Ansari) adalah seorang pemimpin agama terkenal. Dia sangat populer di kalangan orang-orang dan itulah sebabnya mereka bersedia mengabaikan perintah pemerintah untuk memberikan penghormatan," ujar Kepala Koordinator Aliansi Partai-Partai Islam, Khalilur Rahman Madani, kepada Anadolu Agency.
Berdesakan di acara pemakaman
Dalam foto-foto yang beredar, terlihat ratusan ribu orang berdesakan dalam acara pemakaman. Tampaknya orang-orang tersebut tak menghiraukan imbauan pemerintah. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Islamis setempat, Mohammad Mamunul Haque sangat menyayangkan aksi masyarakat tersebut.
Baca Juga: Afrika Selatan Lockdown, Singa-singa Ini Terlihat Santai Rebahan di Jalan
"Kami ingin membuat pengaturan kecil untuk pemakaman, dengan mematuhi panduan pemerintah dalam menjaga keselamatan dan kesehatan. Tapi orang-orang berkumpul untuk memberi penghormatan tanpa sepengetahuan kami. Kami tidak tahu bagaimana itu terjadi," ucap Haque.
Polisi turun tangan
Diketahui Mufti Mubarro Ullah selaku kepala madrasah sudah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menghadiri pemakaman tersebut dan sudah direncanakan pemakaman hanya dihadiri keluarga. Namun Mufti tak menyangka masyarakat masih saja menghadiri pemakaman.
Baca Juga: Seorang Bocah Gelantungan di Kabel Sutet Setinggi 15 Meter, Ini Kronologinya!
Melihat kejadian tersebut, polisi turun tangan untuk menyelidiki awal warga datang ke pemakaman tersebut. Juru bicara Kepolisian Sentral Bangladesh, Sohel Rana, mengimbau kepada masyarakat untuk mentaati peraturan pemerintah. Hal ini dikarenakan kasus pasien virus corona di Bangladesh terus bertambah.
Diketahui pada hari Minggu (19/04/20), otoritas Bangladesh mengonfirmasi 2.456 kasus virus corona, dengan 91 kematian. Terjadi peningkatan pasien corona setiap harinya di Bangladesh. Diharapkan, masyarakat mematuhi peraturan untuk menghentikan penularan virus corona.