Wall of Shame Kontroversial di Peru, Pisahkan Orang Kaya dan Miskin

wall of shame di peru
Memiliki tujuan tertentu | keepo.me

Sebuah diskriminasi?

Apabila sudah khatam menonton film yang berjudul In Time, kamu pasti tahu tentang adanya pembatasan wilayah bagi penduduk kaya dan miskin. Di layar lebar tersebut diceritakan adanya sebuah kota yang dibagi menjadi dua bagian. Ada wilayah kumuh untuk penduduk miskin dan wilayah elit untuk penduduk tajir.

Tahukah kalian jika ternyata fenomena itu bukan fiksi belaka. Di ibu kota Peru, Lima, hal ini terjadi secara nyata. Dinding pemisah ini dinamai Wall of Shame.

Ada gap yang memisahkan antara yang kaya dan miskin. Apa saja kontroversi dan sejarah yang membuat tembok berdiri dengan kokohnya?

Tembok Berlin-nya Lima

wall of shame di peru
10 km | www.medlifemovement.org

Wall of Shame ini dijuluki sebagai tembok Berlin-nya Peru. Dinding ini memisahkan wilayah Las Casuarinas yang menjadi tempat tinggal penduduk kaya dan wilayah Vista Hermosa yang dihuni oleh penduduk miskin.

Tujuan dibangunnya dinding beton sepanjang 10 kilometer ini adalah untuk memberikan perlindungan kepada orang berduit dari kaum yang kurang mampu dari segi finansial. Dengan demikian, penduduk miskin tidak dapat membuat kerusuhan dan melakukan kejahatan terhadap yang tajir.

Baca juga: Kota di Eropa yang Sering Terlupakan

Diberi kawat

wall of shame di peru
Berduri | www.dw.com

Nggak main-main, dinding ini dilengkapi dengan kawat berduri yang melingkar di bagian atasnya. Orang miskin yang tinggal di Vista Hermosa tidak ada yang bisa menerobos. Walaupun dibela-belain melompat bagian atasnya, tubuhnya bakal luka duluan akibat kena tusukan dari duri kawatnya.

Sejak eksistensi dari Wall of Shame ini mulai tersebat di jagat maya sejak 2015 lalu, dinding ini langsung mencuri perhatian netizen dari berbagai negara. Sebagai besar menganggap jika pembangunan dinding tersebut dianggap sebagai tindak diskriminatif.

Baca juga: Kota Paling Artsy di Dunia yang Disukai Para Pecinta Seni

Menuai protes dari berbagai pihak

wall of shame di peru
Benteng perlindungan | www.quora.com

Tidak sedikit orang Peru sendiri yang mengutuk keberadaan pembatas beton kokoh tersebut. Sebagian besar dari warga juga melakukan aksi protes melalui sebuah video kampanye.

Bagi sebagian besar warga kurang mampu di sana, keberadaan dinding itu dianggap sebagai aib. Namun bagi warga kaya yang tinggal di Las Casuarinas justru sebaliknya. Dinding itu dianggap sebagai fasilitas yang tepat untuk melindungi mereka dari bahaya dan tindak kriminalitas.

Artikel Lainnya

Jika dilihat dari dua sisi, keberadaan Wall of Shame ini memang kontroversial. Yang mendukung dan menolak memiliki alasan logis untuk melindungi diri dari segala kemungkinan yang ada. Kalau menurutmu, apakah pembangunan tembok ini adalah langkah yang tepat?

Tags :