Tak Sengaja Sebut Pengungsi Gempa Maluku Bebani Negara, Wiranto: Saya Minta Maaf
06 Oktober 2019 by Dea DezellyndaWiranto tak bermaksud melukai hati masyarakat
Usai gempa besar bermagnitudo 6,5 yang melanda Maluku pada hari Kamis (26/9/19) lalu, wilayah Maluku terus terjadi gempa susulan. Isu hoaks akan terjadi gempa besar yang menyebabkan tsunami juga membuat masyarakat Maluku resah dan memilih tinggal di pengungsian.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, meminta masyarakat Maluku untuk tak termakan isu hoaks dan diminta kembali ke rumah masing-masing.
Dalam konferensi pers, Wiranto menyebut jika pengungsi Maluku membebani pemerintah. Seketika pernyataan Wiranto langsung dikecam oleh masyarakat. Ucapan tersebut dinilai tak pantas dan melukai masyarakat Maluku.
Sebut pengungsi membebani negara
Dilansir dari CNN Indonesia, Sabtu (5/10/19), persoalan ini pertama kali dipicu oleh ucapan Wiranto soal pengungsi gempa Maluku. Dalam sebuah kesempatan Wiranto mengimbau agar para pengungsi kembali ke rumah mereka. Sebab tak ada laporan dari badan resmi soal kemungkinan gempa susulan atau tsunami.
Baca juga: Viral! Sudah Bungkuk Minta Maaf, Polantas Tendang Ojol
Wiranto menyebut jika masyarakat terus mengungsi dan tak kembali ke rumah, hal tersebut dinilai membebani pemerintah.
"Diharapkan masyarakat bisa kembali ke tempat tinggalnya masing-masing untuk mengurangi besaran pengungsi. Pengungsi terlalu besar sudah menjadi beban pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (30/9).
Tak disangka, pernyataan Wiranto tersebut menuai kontroversi dan dikecam oleh masyarakat Maluku. Sikap Wiranto tersebut dinilai tak pantas untuk diucapkan.
Baca juga: 3 Menteri Kabinet Kerja Ini Mengundurkan Diri di Akhir Periode Pertama Jokowi
Wiranto minta maaf
Pernyataan Wiranto tersebut menuai keributan di masyarakat. Akhirnya Wiranto menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Saat ditemui wartawan di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (4/10/19) lalu, Wiranto menyampaikan jika ia tak bermaksud melukai hati masyarakat Maluku.
"Tidak ada alasan dan tidak mungkin saya sengaja melukai hati masyarakat Maluku yang sedang terkena musibah," ujar Wiranto.
Wiranto juga mengucap permintaan maaf dengan tulus dan meluruskan bahwa ia tak bermaksud menyinggung masyarakat Maluku.
Baca juga: Viral Sidang MPR Dihebohkan Tangisan Anggota DPR Papua, Apa Yang Terjadi?
"Dalam kesempatan ini saya sampaikan kalau ada ucapan, kalimat, apabila dirasa mengganggu perasaan masyarakat di Maluku atau dianggap sakiti hati, itu pasti bukan karena saya sengaja singgung. Tapi apabila ada yang tersinggung, sakit hati secara resmi dan tulus saya minta dimaafkan," kata Wiranto di kantornya dikutip dari Kompas.com.
Minta masyarakat tak termakan hoaks
Wiranto memberikan klarifikasi bahwa ia hanya ingin menyampaikan kepada para pengungsi untuk kembali ke rumah. Wiranto juga meminta masyarakat Maluku agar tak termakan hoaks yang menyebut adanya gempa disertai tsunami besar.
"Dari laporan yang saya terima masih ada saudara yang tinggal di gunung karena takut tsunami atau gempa susulan. Padahal laporan lembaga resmi hal itu tidak ada," ujarnya.
Baca juga: Pamer Istri Tiga di DPR, Lora Fadil Beri Tips Poligami dengan Gaji 5 Juta
Para pengungsi sebagian besar karena merasa takut adanya tsunami, bukan karena rumah mereka hancur. Untuk itu Wiranto meminta masyarakat tetap tenang dan kembali ke rumah masing-masing. Wiranto memastikan bahwa isu akan terjadi tsunami itu tidak benar.
“Padahal sesuai laporan tak ada badan resmi yang memberi info seperti itu," ujar mantan Panglima ABRI (sekarang TNI) tersebut.
Hingga kini pengungsi gempa Maluku mencapai 135 ribu orang. Gempa Maluku yang terjadi pada hari Kamis (26/9/10) bermagnitudo 6,5 tersebut menyebabkan 37 orang meninggal dunia dan 6.975 rumah mengalami kerusakan.