Tuduh Iran Pelaku Penyerangan Kilang Minyak, Amerika Serikat Tak Ingin Berperang
20 Oktober 2019 by LukyaniAmerika yakin Iran adalah pelaku penyerangan Aramco
Hubungan Amerika Serikat dan Iran kembali menegang. Presiden AS Donald Trump yakin bahwa Iran adalah pelaku penyerangan kilang minyak Aramco. Akibat tuduhan ini, isu gesekan antara keduanya pun semakin santer diberitakan. Meski demikian, Trump mengatakan bahwa ia tidak ingin berperang dengan Iran.
AS tak akan berperang
Trump menyatakan bahwa Amerika tidak ingin berperang dengan siapapun.
“Tentu saja kami lebih suka menghindari perang. Saya tidak mau perang dengan siapa pun, tapi kami lebih siap dari siapa pun,” ujar Trump, dikutip dari Kumparan, Kamis (19/9).
Pernyataan Trump ini sangat bertolak belakang dengan ucapannya pada Minggu, 15 September 2019. Saat itu Trump menegaskan bahwa posisi Amerika adalah 'mengunci dan mengisi'. Trump mengindikasikan bahwa Amerika siap mengangkat senjata untuk melawan Iran, namun tiba-tiba Trump kembali menyatakan bahwa Amerika tidak akan berperang dengan Iran.
Baca Juga: Defisit Anggaran, PBB Terancam Kehabisan Dana di Akhir Oktober
Meski demikian, Amerika masih sangat yakin bahwa Iran adalah pelaku yang bertanggung jawab atas serangan di kilang minyak terbesar milik BUMN Arab Saudi tersebut.
“Kami sudah banyak mendapatkan informasi, tentu saja kemungkinan besar (pelakuunya) adalah Iran,” tutur Trump, dikutip dari Kumparan, Kamis (19/9).
Iran menganggap AS ingin memperburuk reputasi
Untuk membuktikan pendapat Trump, Amerika saat ini diketahui tengah mengumpulkan berbagai bukti agar banyak pihak yang percaya bahwa Iran adalah pelaku penyerangan Aramco.
Baca Juga: Dipuji Jokowi, 4 Menteri Ini Akan Dipertahankan di Kabinet Baru?
“Detailnya akan diketahui sesegera mungkin. Kami sudah tahu lokasinya,” kata Trump.
Serangan pada dua kilang minyak Aramco ini terjadi pada Sabtu, 14 September 2019. Pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran mengakui bahwa pihaknya adalah yang bertanggung jawab atas serangan di Aramco.
Meski demikian, tuduhan Amerika yang dialamatkan untuk Iran direspons keraas oleh Juru Bicara Kemlu Iran Abbas Mousavi.
“Tuduhan dan pernyataan buta itu serta komentar sia-sia mereka tidak dapat dipahami dan tidak berarti,” ujar Mousavi, dikutip dari Kumparan, Kamis (19/9).
Baca Juga: WNI Korban Jembatan Ambruk di Taiwan Dapat Santunan Hingga Miliaran
Mousavi pun mengatakan bahwa tuduhan Amerika ini bertujuan untuk merusak reputasi Iran.
“Ini juga ditujukan untuk memberikan alasan agar mereka bisa bertindak terhadap kami di masa mendatang,” tambah Mousavi, dikutip dari Kumparan, Kamis (19/9).
Tanggapan Garda Revolusi Iran
Ancaman perang yang sempat terlontar dari Amerika pun ditanggapi oleh Pasukan Garda Revolusi Iran. Mereka mengatakan bahwa pihaknya selalu siap berperang dalam skala penuh. Meski demikian, pertikaian yang berakhir perang bukanlah yang diinginkan oleh Iran.
Komandan Dirgantara Garda Revolusi Iran Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan, rudal Iran memiliki kekuatan mengenai pangkalan udara atau kapal Amerika yang jaraknya 2.000 kilometer dari tempat peluncuran.
“Baik kami atau Amerika tidak menginginkan perang. Ketika kontak kami terlalu dekat dan saat pasukan kami bersentuhan satu sama lain, sangat mungkin konflik terjadi karena salah paham,” ujar Hajizadeh, dikutip dari Kumparan, Kamis (19/9).
Penyerangan kilang minyak Aramco tidak hanya memberikan dampak ketegangan pada hubungan AS dan Iran. Penyerangan ini pun sempat membuat harga minyak dunia sempat naik pada Senin, 16 September 2019.