Terungkap! Ini Isi Percakapan Pilot Lion Air Beberapa Menit Sebelum Jatuh, Ngeri!
21 Maret 2019 by refa dewaNgeriiiii....
Meski penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 sudah diketahui dari data kotak hitam flight data recorder (FDR), yang menyebutkan kalau pesawat memang sudah mengalami enam kali gangguan sejak 26 Oktober 2018 yang berakitan dengan indikator kecepatan, ketinggian pesawat, dan sensor angle of attact (AOA) (indikator kemiringan pesawat).
Namun masih belum menutup rasa penasaran masyarakat, ditambah lagi beberapa waktu lalu, Ethiopia Airlines yang diklaim kembaran dari Lion Air juga mengalami musibah serupa, hingga memicu kepanikan dari beberapa negara langganan Boeng yang memutuskan untuk melarang Boeing 737 Max-8 dan Max-9 mengudara.
Meski permasalahan lebih ke arah teknis, namun baru-baru ini salah satu media terbesar di dunia, Reuters mengungkapkan fakta baru, kali ini terkait pembicaraan dan kondisi beberapa menit sebelum Lion Air JT-610 hilang kontak yang mereka dapatkan dari tiga sumber berbeda.
Isi rekaman CVR atau cockpit voice recorder bisa dibilang fakta baru setelah pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis preliminary report pada November 2018 lalu.
Dalam isi laporan itu, diketahui pilot memegang kontrol sementara kopilot bertanggunjawab terhadap radio, selang dua menit mengudara, kopilot melaporkan ada masalah (flight control problem) saat berada pada ketinggian 5.000 kaki ke ATC.
Masih dalam laporan KNKT, masalah yang dilaporkan kopilot itu tidak dijelaskan secara spesifik, tapi menurut Reuters, ada dua sumber yang menyebutkan secara berbeda, sumber pertama masalah ada pada 'airspeed' sementara sumber kedua masalah pada indicator display pilot, tapi tidak muncul di display kopilot.
Lebih lanjut dalam sumber pertama yang diperoleh media asal Inggris tersebut, saat kondisi pesawat mulai menunjukkan gejala-gelaja aneh, pilot kemudian meminta kopilot untuk melihat buku pegangan referensi cepat yang berisi ceklis untuk kondisi abnormal.
Dalam rekaman itu terdengar suasana dalam kokpit yang penuh dengan kepanikan, kurang lebih sembilan menit selanjutnya, sistem pesawat kemudian mengeluarkan kondisi stall yang membuat sedikit demi sedikit mendorong hidung pesawat jatuh.
Pilot kemudian mencoba menaikkan hidup pesawat, namun sistem masih salah mendeteksi dan tetap memberikan respon stall, akibatnya hidung pesawat terdorong ke bawah oleh sistem trim pesawat, padahal trim bertugas untuk menyeimbangkan sehingga tetap terbang lurus.
Selang beberapa menit sebelum jatuh, pilot kemudian bergegas meminta kopilot menerbangkan pesawat sementara dia mengecek buku panduan untuk mencari solusi. Sekitar beberapa detik, pilot meminta pihak ACT untuk mem-clear-kan lalu lintas sekitarnya di bawah 3.000 kaki dan ketinggian tetap berada di 5.000 kaki.
Reuters mengungkapkan ketika pilot berusaha menemukan prosedur yang tepat dalam buku pegangan, kopilot sudah tidak dapat mengendalikan pesawat Lion Air PK-LQP itu.
Tiga sumber Reuters mengungkapkan kalau pilot asal India, Bhavye Suneja, terdiam membisu saat detik-detik terakhir pesawat mengudara, sementara itu, kopilot asal Indonesia, Harvino, mengucapkan 'Allahuakbar!'.
Pesawat itu kemudian jatuh ke perairan Karawang dan menewaskan 189 orang di dalamnya.
Soal rekaman CVR ini, Reuters telah meminta konfirmasi dari Lion Air, Boeng, hingga KNKT. Juru bicara Lion Air mengatakan semua data informasi telah diberikan kepada pihak yang berhak untuk melakukan penyelidikan serta menolak berkomentar lebih lanjut.
Boeing jugamenolak berkomentar kepada Reuters karena investigasi sedang berjalan, sementara itu, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono, mengimformasikan kalau laporan investigasi kemungkinan dirilis pada bulan Juli dan Agustus, ia juga menolak berkomentar soal isi rekaman yang dipublikasikan oleh Reuters.