Tegur Konsumen yang Tak Pakai Masker, Satpam Ini Ditembak hingga Tewas

Family Dollar
Lokasi kejadian penembakan | www.ctvnews.ca

Satu keluarga dinyatakan bersalah usai menewaskan seorang satpam

Aturan wajib mengenakan masker saat keluar rumah diterapkan di berbagai negara yang terdampak Covid-19. Sejumlah negara pun menyiapkan sanksi tertentu bagi masyarakat yang tidak taat aturan ini. Naasnya, dalam upaya penegakan aturan tersebut kerap terjadi insiden.

1.

Keluarga tembak satpam karena ditegur

Family Dollar
Calvin Munerlyn | www.abc12.com

Satu keluarga dinyatakan bersalah usai melepas tembakan dan menewaskan seorang satpam yang melarang mereka memasuki toko karena tidak memakai masker. Insiden tragis ini terjadi setelah satpam yang bernama Calvin Munerlyn melarang seorang anak perempuan masuk ke toko Family Dollar di Michigan, Amerika Serikat, karena tidak memakai masker.

Sang ibu, Sharmel, tak terima dan sempat berdebat dengan Munerlyn sebelum meninggalkan toko. Tak lama kemudian, Sharmel datang kembali bersama sang suami, Larry Teague, dan anak laki-laki mereka, Ramonyea Bishop. Mereka pun terlibat pertikaian yang berujung kematian Munerlyn.

Baca Juga: Ditagih Jatah THR oleh Ormas, Pengusaha di Bekasi Minta Polisi Bertindak

Dilansir oleh AP, keluarga tersebut dinyatakan bersalah dengan tuduhan pembunuhan berencana tingkat pertama dan penyalahgunaan senjata. Keluarga Larry Teague juga dinyatakan melanggar aturan pemerintah setempat yang mewajibkan semua masyarakat untuk memakai masker.

2.

Ibu korban menuntut keadilan

Family Dollar
Calvin Munerlyn | www.mediaite.com

Jaksa Wilayah Genesee, David Leytonn, mengatakan berdasarkan saksi mata, Ramonyea Bishop adalah orang yang menembak Munerlyn di bagian kepala belakang. Tak menunggu waktu lama, polisi berhasil menangkap Sharmel dan memburu suami serta anaknya.

“Penting untuk menghormati perintah gubernur dan menaatinya,” ujar Leyton.

Baca Juga: Aksi Siswa di Riau Viral, Dewan Pendidikan Minta Tinjau Ulang Kelulusan

Ibu Munerlyn, Bernadett, menuntut keadilan untuk kematian putranya. Menurut Bernadett, teguran yang diberikan putranya seharusnya tidak ditanggapi dengan berlebihan. Apalagi dengan kekerasan.

“Semua orang hanya perlu mematuhi hukum, mendengarkan gubernur, dan tinggal di rumah. Jika tidak ingin menggunakan masker, maka jangan keluar rumah. Apa yang dilakukan anak saya hanya mengerjakan tugasnya,” ujar Bernadett.

3.

Kematian akibat corona di AS

Family Dollar
Lockdown di AS | thenextalert.com

Kematian akibat virus corona di Amerika Serikat pada Senin, 4 Mei 2020, mencapai angka 1.015 jiwa. Meski angka ini tinggi, jumlah tersebut merupakan angka penambahan harian terendah di AS selama sebulan terakhir.

Dengan demikian, total jumlah warga AS yang meninggal karena virus corona mencapai 68.689 jiwa. Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Worldometers, jumlah kasus positif corona di AS per Senin, 4 Mei 2020, menjadi 1.212.869.

Baca Juga: Belum Diuji WHO, Jamu Ini Klaim Bisa Sembuhkan Corona dan Siap Dipasarkan

AS adalah negara dengan jumlah kasus dan kematian akibat virus corona paling tinggi di dunia. Presiden AS Donald Trump bahkan sempat memprediksi virus corona di AS bisa membunuh lebih dari 100 ribu jiwa.

Tak hanya itu, Donald Trump juga memprediksi AS akan memiliki vaksin virus corona di akhir tahun 2020 ini, “Kami sangat yakin kami akan memiliki vaksin tersebut di akhir tahun ini, pada akhir tahun,” ujar Trump, dikutip dari AFP.

Artikel Lainnya

Insiden penembakan yang terjadi di AS ini sungguh tragis. Aturan untuk memakai masker saat keluar rumah bertujuan untuk melindungi setiap orang dari paparan virus corona sehingga masyarakat harusnya memahami dan menaati aturan ini.

Tags :