Tahukah Kamu, Siapakah 2 Brand Paling Gila Pasang Iklan TV di Indonesia?
02 Oktober 2019 by Titis HaryoTerungkap 2 brand paling gila yang hobi banget ngiklan di televisi Indonesia.
Aplikasi riset tentang iklan televisi bernama 'AdsTensity' telah mengeluarkan hasil penelitian mengenai ‘borosnya’ belanja iklan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Hasil riset selama bulan Mei lalu, perusahaan rokok Djarum menjadi perusahaan brand terbesar yang mengeluarkan anggaran belanja untuk iklan televisi atau television commercial (TVC) lokal terestrial nasional.
Djarum sedikitnya sudah menghabiskan dana sekitar Rp 272,924 miliar sepanjang Mei 2015 untuk memasang iklan di 13 televisi nasional.
Dua produk Djarum sendiri menduduki peringkat atas di antara 10 besar pembelanja iklan, yakni brand Djarum dan Djarum Super Mild.
Total keseluruhan belanja iklan ini diketahui akan mencapai angka Rp 6,494 triliun sepanjang sejarah. Dengan begitu, Djarum telah mengeluarkan dana sekitar 4,19 persen dari total belanja iklan.
Baca Juga: Soal Status Veronica Koman, Pemerintah Jawab Desakan PBB
Naiknya Djarum di posisi teratas dalam urusan penggunaan iklan TVC menggeser perushaan Sampoerna yang pada kwartal pertama (Januari-Maret) sempat mendominasi spending iklan TV sekitar Rp 223 miliar (untuk 3 bulan).
Meski mengeluarkan biaya paling tinggi, ternyata Djarum masih kalah dengan perusahaan Traveloka soal intensitas pemasangan iklan di televisi. Total ada 5.345 kali iklan televisi yang menayangkan produk milik perusahaan e-commerce itu.
Sehingga, jika dirata-rata Traveloka selalu muncul di depan publik sebanyak 172,419 TVC per hari (identik dengan 7,18 kali per jam).
Padahal secara besaran anggaran, Traveloka hanya sebesar 1/3 dari total belanja iklan milik Djarum, atau sekitar Rp 77,18 Miliar saja.
Baca Juga: Cuit Soal Papua, Aktivis Dandhy Laksono Pembuat Film 'Sexy Killer' Ditangkap Polisi!
Selain Djarum, sejumlah perusahaan seperti Ponds dari Unilever menempel di urutan ketiga dengan menghabiskan anggaran iklan sebesar Rp 97,174 miliar.
Produk makanan dari perusahaan Marjan berada di peringkat 4 usai mengeluarkan dana Rp 82,34 miliar dan Marjan Coco Pandan senilai Rp 77,18 miliar di posisi ke-5.
Di peringkat keenam, ada perusahaan e-commerce tiket perjalanan Traveloka dengan dana yang dikeluarkan sebesar Rp 77,18 miliar. Diperkirakan bulan depan Marjan dan beberapa perusahaan/brand makanan akan naik secara signifikan karena bersamaan dengan datangnya Ramadan.
RCTI Menjadi Penerima Iklan Terbesar
Gencarnya pemasanga iklan yang dilakukan sejumlah brand di Indonesia tentu menjadi surga tersendiri bagi perusahaan televisi nasional.
Hal ini dibuktikan dari keuntungan yang didapatkan televisi swasta RCTI sebagai lembaga penyiaran dengan penerima iklan terbesar di seluruh Indonesia.
RCTI kembali mendominasi pasar iklan dari brand-brand ternama setelah mendapatkan hasil iklan sebesar Rp 932,217 miliar. Menyusul di urutan kedua ada SCTV dengan total pendapatan iklan Rp 898,34 miliar, dan posisi ketiga diduduki Indosiar dengan total pemasukan Rp 777,12 miliar.
Baca Juga: Bisa Bikin Buta, Ini Dampak Terkena Gas Air Mata dan Cara Mengatasinya!
Stasiun televisi yang berada dalam naungan MNC Group milik Hari Tanoe Sudibyo itu juga semakin memperkuat jaring kekuasaan pasar iklan di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari pendapatan MNC Group dari iklan yang mencapai angka RP 2,234 triliun.
Pendapatan iklan fantastis ini merupakan total dari tiga statisiun televisi milik MNC Group, yaitu RCTI, Global TV, dan MNC TV. Raihan ini juga menasbihkan mereka sebagai penguasa pasar iklan dengan persentase sebesar 34,4 persen dari total iklan seluruh stasiun televisi.
Sementara itu Emtek Group melalui SCTV dan Indosiar menguasai pangsa pasar kedua dengan 25,8 persen atau total pendapatan iklan mencapai Rp 1,675 Triliun.
Group televisi milik konglomerat Abu Rizal Bakrie seperti ANTV dan TVOne mendapatkan pendapatan iklan sebesar 16,22 persen senilai Rp 1,053 triliun.
Sedangkan Trans Corp melalui Trans7 dan TransTV mendulang 15,1 persen saja, yang membuat mereka berada di peringkat paling kecil dalam urusan pendapatan iklan. Padahal pada tahun 2013, Trans Corp sempat menguasai pasar iklan dengan raihan mencapai 40 persen.
Meskipun Emtek Group kalah dalam raihan pendapatan iklan, sejumlah acara-acara di kanal SCTV dan Indosiar menjadi program siaran yang paling diminati oleh publik.
Program-program seperti sinetron SCTV dan Konser Final D’Academy adalah dua acara paling ‘hot’ yang sangat dinanti masyarakat.
Dalam program SCTV Sinetron, jumlah pemasukan iklan berada pada kisaran Rp 368,439 miliar (8.811 TVC) dan menjadi program acara dengan di urutan pendapatan iklan pertama.
Sedangkan Konser Final D’Academy mendapat Rp 257,552 miliar (5.131 TVC), sedang di tempat ketiga Layar Drama Indonesia (RCTI) dengan pendapatan Rp 257,447 miliar (6.072 kali tayang TVC).
Hasil riset juga menunjukkan adanya persaingan acara D’Academy yang begitu sengit dengan Layar Drama. Hal ini juga menunjukkan harga TVC D’Academy lebih murah dibandingkan dengan program Layar Drama Indonesia milik RCTI.
Hasil riset dari AdsTensity bukan hanya menjadi alat ukur pendapatan iklan para perusahaan televisi semata. Mereka juga bisa menjadi dasar perusahaan penyiaran untuk mendapatkan angka ROI secara lebih tepat.
Hal ini disampaikan oleh Direktrur PT Sigi Kaca Pariwara, Sapto Anggoro dalam siaran pers, Rabu (3/6/2015).
“Dengan AdsTensity para pemilik brand dalam berbelanja akan bisa mengukur ROI secara lebih bagus, dengan membandingkan nilai investasi dengan rating yang dihasilkan selama ini,”
Sekadar informasi, PT Sigi Kaca Pariwara merupakan salah satu anak perusahaan dari kelompok usaha data media mining PT Binokular Media Utama yang berdiri sejak tahun 2010.
Perusahaan ini menjadi salah satu kelompok usaha yang memiliki andil besar untuk 90 perusahaan nasional, multinasional, BUMN, dan instansi pemerintah dalam upaya melakukan improvement kinerja komunikasi perusahaan.
Platform pembacaan iklan TVC AdsTensity saat ini juga sedang dilakukan penjajakan dengan perusahaan penyiaran televisi di Thailand dan Filipina.