Tagihan Listrik Membengkak, PLN Sebut Gara-gara Nonton Drama Korea!
18 Juni 2020 by refa dewaWaduh PLN blunder lagi nih!
Sempat mendapat simpati masyarakat karena memberikan listrik gratis kepada masyarakat yang membutuhkan selama pandemi virus corona, PLN nyatanya juga ibarat manusia, kadang ada khilafnya, baru-baru ini pihaknya menjadi perbincangan hangat baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Dilansir dari tempo.co, PLN sebagai BUMN penyedia listrik di tanah air memang mengakui selama pendemi, ada kenaikan sekitar 20 persen, kenaikan tersebut, menurut SEVP Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono dialami tak hanya oleh warga biasa, tapi juga datang dari artis, dokter, tukang las, hingga anggota DPR.
Lebih lanjut Yuddy menyebutkan ada beberapa pelanggan yang tagihannya naik 200 persen, 500 persen, sampai 1.000 persen.
Menanggap kenaikan tiba-tiba seperti ini Yuddy membeberkan tiga hal yang menjadi penyebab kenapa tagihan pelangggan melonjak begitu tinggi, pertama adalah karena selama ini banyak orang yang bekerja di rumah atau work from home, termassuk school from home, jadi aktivitas yang dulunya dilakukan di kantor atau di sekolah, kini harus dilakukan di rumah, begitu pula saat menonton hiburan atau nonton drama korea alias drakor.
Pas WFH itu, drakor jadi banyak yang tahu, karena kegiatannya di rumah, jadi nonton drakor di rumah, main game sepanjang waktu di rumah. Ini hiburan yang hindari keluar rumah dan berhubungan dengan listrik, katanya, dikutip kembali Jumat (12/6/2020).
Kedua, Yuddy juga menjelaskan, kemungkinan kedua adalah karena bertepatan dengan bulan puasa, karena selama Ramadhan, akvitias penerangan (lampu), menyala lebih lama, sehingga pemakaian listrik menjadi sangat besar.
Ramadan kita (masyarakat) bangun lebih awal, masak, dan lainnya, lampu nyala semua jadi lebih panjang, sehingga ada kenaikan dari bulan sebelumnya, tutur Yuddy seperti dikutip cnnindonesia.
Ketiga, SEVP Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN ini juga menjelaskan kalau ada perubahan sistem catat meter kWH penggunaan listrik dari sebelumnya rata-rata menjadi riil pada bulan pemakaian.
Baca juga : Tutorial Cara Mengecek ID Pelanggan PLN Secara Online dengan Mudah Tanpa Ribet
Sementara itu, bagi pelanggan prabayar, Yuddy mengatakan sebenarnya ada kenaikan, cuma karena pembayaran sesuai dengan pembelian token sebelum penggunaan jadi tidak terasa.
Mau pasca dan pra itu sama saja, beda bayar depan belakang saja. Kalau prabayar mungkin tidak berasa karena abis, beli token, abis, beli token, kalau pascabayar kan langsung berasa. Jadi lebih ke pola konsumsi listrik saja, pungkasnya.
Kena sentil DPR
Tanpa menunggu lama, pernyataan dari pihak PLN tersebut langsung menimbulkan komentar pedas dari netizen, dilansir dari finance.detik.com, Kamis (18/6/20), tak sedikit netizen yang mengomentari pendapat PLN yang terkesan tendensius tersebut, berikut sederet komentarnya.
@mandimadu1 : Bubarkan PLN
@sunaryo sunaryo : Pecat2in aja tuh direkturnya.....seenaknya aja kerjanya.....
@angga kresna : Sabaarrrrrrrr........ Pasti anda wfh jDi ada kenaikan pemakaian listri...... Wkwkwkwkwk yg kaga wfh juga naik listrik nya bos.. Kaco nyari duit nya
@patric : bukan hanya PLN. sekarang memang sedan trend naikin harga. lihat harga ticket. semua naik. seperti kejar setoran kena imbas cofid. rakyat sedang susah, daya beli melemah. tidak usah memanfaatkan situasi.
Tak hanya netizen saya yang berkomentar, anggota DPR, Eddy Soeparno, yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII juga turut menyemprit PLN lantaran perusahaan setrum tersebut mengkambing hitamkan drama korea sebagai salah satu alasan tagihan listrik membengkak selama pendemi virus corona.
Baca juga : 5 Hal Ini Dapat Membuat Tagihan Listrik Rumahmu Berkurang Tanpa Merugikan PLN
Eddy menimpali pernyataan Yuddy tersebut dengan meminta agar pola komunikasi dengan pelanggan dibenahi, serta lebih proaktif memberikan informasi kepada masyarakat agar sederhana dan mudah dipahami.
Kalau (PLN) datang dengan mengajukan formula, cara perhitungan, masyarakat enggak mau tahu. Masyarakat hanya mau tahu, saya bayarnya berapa? Wajar atau tidak? Itu saja, ucap Eddy dalam rapat kerja Komisi VII DPR dengan direksi PT PLN Persero, Rabu (17/6).