Situasi Gaza Kian Memanas, Hamas Tegaskan Ancaman Ini untuk Pemerintah Israel!
08 April 2019 by LukyaniPalestina dan Israel masih memanas
Hamas melontarkan ancaman untuk pemerintah Israel. Kali ini Hamas mengancam akan memaksa mengevakuasi warganya yang berada di Tel Aviv dan kota besar di Israel lainnya jika perang dengan Gaza telah diputuskan oleh pemerintah Israel.
Ancaman Hamas untuk pemerintah Israel
Pemimpin Hamas di Perbatasan Gaza, Yahya Sinwar, telah bersumpah jika perang meletus maka Hamas akan menekan dan memaksa Israel untuk mengungsikan semua penduduknya. Bukan hanya yang berada di perbatasan, tetapi juga di kota-kota besar lain seperti Ashdod, Tel Aviv, Negev, dan Ashkelon.
“Camkan sumpah ini! Jari-jari perlawanan di Jalur Gaza sedang berada di pematuknya. Hari ini kami sepuluh kali lebih kuat daripada kami pada tahun 2014 (Perang Gaza 2014),” ujar Yahya Sinwar, dikutip dari Sputnik.
Sinwar juga mengatakan dengan tegas bahwa Israel hanya akan menemui penderitaan jika mereka memicu kembali peperangan di Jalur Gaza. Sinwar sudah bertekad akan menjadi tameng sekaligus pedang bagi rakyat Gaza.
Aksi saling serang kembali terjadi
Selama beberapa bulan terakhir, Israel sudah melancarkan serangan ke posisi Hamas di Jalur Gaza. Serangan ini merupakan balasan dari roket yang dikirimkan ke Israel. Saat itu, serangan roket dari Hamas menghantam ibu kota Israel, Tel Aviv, yang kemudian segera dibalas dengan serangan udara.
Sudah sekitar satu tahun warga Gaza di perbatasan melakukan aksi demo dalam rangka memperingati Great March of Return atau Pawai Akbar Kepulangan. Aksi protes ini pun tidak “gratis”. Ada ratusan orang yang meninggal dan terluka setelahnya.
Palestina di Jalur Gaza mengaku aksi protes tersebut ditujukan terhadap pendudukan Israel. Sementara itu, Israel menyebut aksi ini telah diatur oleh Hamas. Menurut pihak militer Israel, Hamas memanfaatkan aksi demonstrasi untuk menyusup dan kemudian menyerang warga Israel.
Serangan Hamas yang menghantam Tel Aviv
Adapun serangan roket yang menghantam Tel Aviv terjadi pada akhir Maret 2019. Akibat penyerangan tersebut, dikabarkan tujuh orang mengalami luka-luka. Dini hari esoknya, tentara Israel langsung membalasnya dengan melancarkan serangan pada 15 sasaran di Jalur Gaza termasuk komplek Hamas milik Beit Hanoun dan komplek Jihad Islam di Kota Beit Lahia.
Serangan yang dilancarkan ke ibu kota Israel ini dilakukan tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mendukung kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang telah lama menjadi sengketa dengan Suriah.
Hamas pun saat itu sudah mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan gencatan senjata dengan Israel setelah terjadi baku tembak yang cukup hebat. Gencatan senjata tersebut ditengahi oleh pihak Mesir.
Namun rupanya gencatan senjata belum terlaksana. Sirine roket berbunyi hanya satu jam setelah Palestina menyatakan gencatan senjata. Sekitar tujuh warga Palestina di Jalur Gaza mengalami luka akibat serangan udara dari Israel tersebut, sebagaimana disampaikan oleh juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf al Qidra