Simpang Siur Penyebab Kematian 554 Petugas KPPS Versi Berbagai Pihak. Mana yang Benar?
09 Mei 2019 by Talitha FredlinaBerbagai pihak urun bicara mengenai kematian 554 petugas KPPS di seluruh Indonesia
Kematian 554 petugas KPPS akibat pemilu 2019 ini sedang ramai diperdebatkan. Beberapa elit politik menyumbang suaranya dan berargumen mengenai insiden nahas ini. Kecurigaan mengenai penyebab kematian ratusan orang tersebut pun meluas dan menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat.
Fenomena kematian yang hingga mencapai jumlah fantastis ini memang tidak bisa didiamkan begitu saja. Meski bukan kali pertama ada petugas KPPS yang meninggal, namun di pemilu kali ini jumlahnya meningkat drastis dan menjadikan pemilu 2019 layaknya tragedi.
Lalu, apa saja argumen terkait kematian petugas KPPS ini yang kini sudah mengemuka?
Pada awal adanya kabar kematian para petugas KPPS, KPU sempat menyatakan bahwa penyebab kematian mereka adalah karena kelelahan. Beban kerja petugas KPPS yang memang berat, ditambah jam kerja yang panjang dan tekanan psikologis yang juga tinggi menjadi dasar dari pernyataan tersebut.
“Benar (119 orang meninggal). Kebanyakan karena kelelahan dan mungkin punya penyakit jantung sebelumnya atau penyakit lain,” Ucap Komisioner KPU Ilham Saputra dikutip dari BBC Indonesia pada Selasa (23/04) malam.
Pernyataan mengenai petugas KPPS yang meninggal karena kelelahan ini lantas mendapat kontestasi dari beberapa pihak. Pasalnya, kematian karena kelelahan tidak dapat terjadi secara medis kecuali sudah ada penyakit kronis atau akut yang mendahuluinya.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Ani Hasibuan pada saat tampil di acara Catatan Demokrasi Kita di TV One. Ia mengungkapkan dirinya sebagai independen melakukan penelitian personal atas penyebab kematian petugas KPPS di Yogyakarta.
Dilansir dari Detik, Dr. Ani Hasibuan mengaku dibantu oleh teman-temannya di Yogyakarta menemui keluarga dari 3 korban petugas KPPS yang meninggal. Dari situ, ia melihat kejanggalan akan pernyataan KPU terkait kematian akibat kelelahan.
“Itu temuan yang harus kita cari, apa sih penyebab kematiannya? Nggak bisa dengan kata-kata kelelahan. Karena menurut saya, secara fisiologis tubuh manusia, kelelahan itu jarang menimbulkan kematian, kecuali orangnya punya penyakit duluan,” ucap Ani dikutip dari Detik.com.
Terkait hal ini, Fahri Hamzah mengucapkan spekulasi lain. Senin (6/5) kemarin Fahri Hamzah bertemu dengan sejumlah dokter termasuk Dr. Ani Hasibuan di gedung DPR. Pertemuan ini disebutkan sebagai penerimaan laporan investigasi dari dokter-dokter tersebut terkait kematian petugas KPPS.
“Mereka melaporkan beberapa temuan, saya tertarik karena dokter-dokter dari berbagai keahlian yang hadir. Saya kira sebaiknya pemerintah terbuka dengan apa yang terjadi, terutama KPU. Dibuka saja masalahnya apa dan investigasi terhadap korban. Itu harus dilakukan satu per satu, jangan membuat generalisasi lalu ada uang tutup mulut,” Ujar Fahri dikutip dari Detik.
“Beberapa investigasi yang mereka lakukan itu cukup mengagetkan, karena modus dari meninggalnya juga sebagiannya ada kemungkinan adanya racun. Kira-kira begitu,” Lanjutnya kemudian.
Kecurigaan mengenai kemungkinan adanya racun dan kematian yang disengaja ini lantas menuai respon KPU yang menanyakan apakah Fahri sudah melakukan takziah ke korban.
Pada kesempatan jumpa pers di kantor KPU, Rabu (8/5) kemarin, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyebutkan bahwa Kemenkes telah menugaskan Dinas Kesehatan di tiap Provinsi untuk menganalisa penyebab kematian petugas KPPS.
Menurut Nila, hingga saat ini baru Dinkes DKI Jakarta yang sudah menyampaikan laporan lengkapnya. Penyebab kematian petugas KPPS di DKI Jakarta pun beragam, mulai dari sakit jantung hingga infeksi otak.
“Dari 18 orang ini diketahui penyebab kematiannya. Pertama, 8 orang sakit jantung yang mendadak, kemudian gagal jantung, liver, stroke, gagal pernafasan dan infeksi otak,” Katanya dikutip dari Kompas.
Kematian para petugas KPPS memang meninggalkan luka yang mendalam pada pesta demokrasi kita. Permintaan untuk mengusut kematian tersebut kian menguat. Semoga tidak ada yang menjadikan kematian petugas KPPS sebagai isu untuk dipolitisir dan semata melakukannya atas alasan kemanusiaan dan HAM.