Setelah Debat Pilpres 2 Apakah Jokowi Masih Unggul? Berikut Hasil Survei Elektabilitas Keduanya!

Masih unggulkah Jokowi? Atau Prabowo makin menempel ketat?

Debat Pilpres kedua yang menghadirkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan 02 Prabowo Subianto untuk saling berargumen seputar tema yang diberikan. Debat capres menjadi salah satu agenda penting di tahun politik menyongsong Pemilu 17 April 2019 nanti yang memiliki tujuan mengenalkan program dan ide yang ditawarkan masing-masing pasangan calon.

Selain itu, debat juga bisa menjadi media penggalang simpati masyarakat yang akan berefek terhadap elektabilitas masing-masing pasangan calon. Lalu seberapa signifikannya pergerakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi setelah debat capres?

PoliticaWave | politicawave.wordpress.com

Survei elektabilitas atau popularitas para capres 2019 setelah debat capres yang dibuat oleh PoliticalWave.com melalui media sosial menunjukkan hasil. Data berdasarkan arus obrolan di media sosial menyoal performa Jokowi dan Prabowo saat adu gagasan, wacana, ide, dan solusi hingga 17 Februari 2019 malam :

Trend of Awareness

Jokowi-Amin: 355.104 Prabowo-Sandi: 325.133

Elektabilitas Kandidat

Jokowi-Amin: 677,511 Prabowo-Sandi: 613.415

Share of Awareness

Jokowi-Amin: 1.286.533 (57,7 %) Prabowo-Sandi: 1.023.087

Share of Citizen Jokowi-Amin: 198.403 (59,1 %) Prabowo-Sandi: 137.423 (40,9 %)

Jumlah percakapan | www.tribunnews.com
Artikel Lainnya
Sentimen percakapan | www.tribunnews.com

Dalam debat, kedua capres saling serang dan bertahan dengan argumentasinya. Prabowo Subianto misalnya yang mengatakan mengapa pemerintah masih melakukan impor beras, padahal produksi di dalam negeri sudah mencukupi. Jokowi pun menjawab bahwa produksi beras di Indonesia memang sudah surplus. Alasan Jokowi mengenai masih impornya beras karena bertujuan untuk stabilitasi harga beras, serta persediaan waspada bencana.

Jokowi pun menyebut bahwa di tahun 1984, saat itu Presiden Soeharto mencapai kesuksesan swasembada beras dengan produksi beras nasional mencapai 21 juta ton per tahunnya. Di era pemerintahannya, Jokowi mengatakan produksi beras nasional mencapai 33 juta ton per tahunnya dengan tingkat konsumsi sekitar 28-29 juta ton, yang artinya surplus.

Prabowo mengatakan bahwa ada tiga masalah utama yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu negara, yaitu pangan, energi, dan air. Imbuhnya, sedangkan konstituen di lapangan banyak mengeluhkan soal harga pangan yang bergejolak

"Kami akan menjamin pangan tersedia dalam harga yang terjangkau untuk seluruh rakyat," kata Prabowo (Kompas.com).

Prabowo juga mengatakan bahwa akan memperhatikan kesejahteraan para pelaku industri pangan mulai dari petani, nelayan, sampai produsen untuk memastikan imbal hasil yang didapat. Selain itu ia menjanjikan akan menurunkan harga listrik jika menjadi presiden terpilih nantinya.

"Kami akan turunkan harga listrik, harga makanan pokok, dan menyiapkan pupuk berapapun yang dibutuhkan kami akan siapkan sampai petani," kata Prabowo.

Debat memang menjadi salah satu “panggung” kampanye bagi masing-masing paslon dengan memamerkan ide dan gagasan soal tema-tema substansial. So tentunya masing-masing orang memiliki pandangannya sendiri soal siapa yang menang dalam debat capres. Yang pasti sebagai masyarakat dalam menyikapi debat pilpres tugas kita bukanlah ikut berdebat siapa yang lebih baik diantara keduanya karena pilihan merupakan urusan pribadi, tugas kita adalah mencermati kapabilitas dan siapa calon presiden yang pantas untuk mendapatkan suara kita nanti. Karena Pilpres tujuannya satu, mencari pemimpin yang memiliki kapabilitas untuk Indonesia yang lebih baik ya guys.

Tags :