Ramalan BPPT, Pesisir Selatan Jawa Akan Diterjang Gempa 8,8 SR dan Tsunami 20 Meter!
20 Juli 2019 by Titis HaryoHeboh ramalan soal terjangan gempa 8,8 SR dan tsunami 20 meter di pesisir pantai selatan Jawa. Ini penjelasannya!
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebut pesisir selatan Pulau Jawa memiliki potensi besar diguncang gempa bumi bermagnitudo 8,8 Skala Ritcher (SR) dan terjangan tsunami setinggi 20 meter.
Potensi bencana dahsyat ini disebut BPPT dikarenakan adanya segmen megathrust yang membentang sepanjang pesisir pantai selatan Jawa.
Lalu, bagaimana penjelasannya lengkapnya?
Potensi gempa super dahsyat
Dilansir dari Suara.com, Rabu (17/7), potensi gempa super dahsyat yang mengintai pesisir pantai selatan Jawa dikarenakan adanya segmen megathrust yang membentang dari Pulau Jawa sampai Sumba.
Hal ini disampaikan oleh Pakar Tsunami BPPT, Widjo Kongko saat menyampaikan kajian terkait mitigasi bencana gempa dan tsunami di Yogyakarta.
“Ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda. Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5 hingga 8,8,” ucap Widjo.
Gempa berkekuatan super dahsyat tersebut pun dinilai bisa memicu kemunculan tsunami besar yang mencapai ketinggian ombak hingga 20 meter dan jarak rendaman sejauh 3-4 kilometer.
Baca Juga: Diduga Rekam Menu Makanan Ditulis Tangan, Youtuber ini Dilaporkan Garuda ke Polisi!
Ada resiko tsunami
Widjo juga menyebutkan jika risiko tsunami yang akan melanda pesisir pantai selatan Jawa memiliki potensi yang cukup besar.
Hal ini dikarenakan adanya rekam jejak sejarah tsunami berskala kecil hingga besar yang terjadi sejak tahun 1994 dan ditemukannya unsur radioaktif sisa kegempaan di kawasan Lebak Banten dan Bali.
“Umur radioaktif dari unsur-unsur yang kami temukan di Lebak Banten dan Bali memiliki umur yang sama. Artinya, pernah ada tsunami di selatan Jawa yang disebabkan gempa dengan magnitudo besar,” ucapnya.
“Untuk gempa 1994, tidak ada catatan terjadi tsunami di DIY. Tetapi pada 2006, ada catatan terjadi tsunami di selatan DIY tetapi jangkauannya tidak melebihi Gumuk Pasir di Parang Kusumo,” tandas Widjo.
Namun, dalam pantauan BPPT dalam beberapa bulan terakhir, tidak ditemukan adanya anomali aktivitas gempa dengan magnitudo besar di selatan Jawa. Hal ini pun masih berada dalam skala yang normal dan belum membahayakan.
Baca Juga: Penanganan Kasus Novel Baswedan Mandek, Direktur HAM: Jokowi ini Presiden Paling Buruk
Harap ada kewaspadaan
Kajian yang disampaikan oleh BPPT ini pun merupakan salah satu wujud untuk menciptakan budaya mitigasi bencana agar resiko kematian dan kerusakan bisa diminimalisir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY pun menggelar pelatihan untuk mengatasi resiko bencana gempa dan tsunami yang sudah dikaji oleh BPPT. Pelatihan mitigasi bencana tersebut lalu dikemas dalam program ‘Table Top Exercise’ atau TTX.
“Khusus untuk menghadapi potensi tsunami, pada tahun ini kami menggelar ‘Table Top Exercise’ untuk penanganan darurat. Tujuannya untuk memastikan, seluruh pihak terkait mengetahui peran masing-masing,” ucap Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biworo Yuswantoro.
“Harapannya, ada peningkatan kapasitas untuk penanganan bencana,” lanjutnya.
Indonesia memang menjadi salah satu negara yang paling rawan terkena bencana gempa bumi dan tsunami setelah memiliki letak geografis yang berada di jalur lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
Program mitigasi bencana pun menjadi salah satu hal yang paling penting untuk diberikan pada masyarakat agar lebih waspada saat bencana terjadi.
Kajian BPPT terkait adanya kemunculan gempa bumi dan tsunami super dahsyat yang mengancam pesisir pantai selatan Jawa semoga bisa menjadi bahan pembelajaran agar bisa lebih bijak bertindak ketika bencana terjadi.