Ragukan Adanya Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Nasional, Fadli Zon : Jangan Lebay Ah
31 Mei 2019 by MoseslazFadli Zon mengaku sudah 2 kali diancam dibunuh
Beberapa waktu lalu terkuak fakta adanya rencana pembunuhan 4 orang tokoh nasional saat aksi 21-22 Mei di Jakarta.
Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon ikut melontarkan komentar. Menurutnya rencana pembunuhan terhadap empat tokoh itu adala upaya pengalihan isu.
Ia bahkan menyebut kalau pihak kepolisian terlalu lebay atau berlebihan dalam menanggapi rencana pembunuhan tersebut.
Dilansir melalu Tribunnews.com, Fadli Zon meragukan adanya rencana pembunuhan terhadap empat tokoh dan seorang pimpinan lembaga survei tersebut.
"Saya kok nggak yakin ya, siapa sih yang mau melakukan itu? Jangan lebay lah," ujarnya beberapa waktu lalu.
Ia pun menyebut, jika memang hal itu benar adanya, polisi tinggal menunjuk orangnya, agar tidak terkesan sedang pengalihan isu.
"Siapa? Tunjuk donk orangnya, polisi tuh gampang kok mendeteksi, kalau misalnya mau mentarget. Dan orang kalau mau mentarget juga gak bilang-bilang. Jangan mengalihkan isu," ungkapnya.
Pernyataan Fadli Zon itu pun ditayangkan di acara Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (29/5/2019).
Fadli Zon sendiri mengaku ia juga sempat beberapa kali dapat ancaman pembunuhan. Namun ia menyesalkan polisi yang tidak melakukan proses hukum terhadap orang yang mengancamnya.
"Kalau saya memang pernah diancam, ada yang mengancam mau membunuh saya. Tapi orangnya enggak pernah diproses, enggak diapa-apain," kata Fadli Zon.
Fadli Zon menyebutkan adalah akun twitter dengan nama @NathanSuwanto yang telah mengancam akan membunuhnya pada 2017 lalu.
Namun menurutnya laporan yang sudah dilayangkan ke Badan Reserse Kriminal Polri itu sampai hari ini belum mendapat kejelasan dan tindakan lebih lanjut.
Ia juga mengaku baru-baru ini kembali mendapat ancaman pembunuhan dari akun twitter lainnya bernama Cindy.
Menurutnya, adalah hal yang sah-sah saja jika kepolisian menindak pelaku yang mengincar nyawa para pejabat negara tersebut. Namun ia mengingatkan bahwa polisi juga harus mengusut tuntas jatuhnya delapan korban tewas dan ratusan lainnya yang luka-luka dalam aksi tolak hasil Pilpres 2019 di Jakarta tersebut.
"Menurut saya kejadian puncak dari peristiwa tanggal 21-22 Mei adalah wafatnya atau meninggalnya delapan orang korban, dan masih sejumlah orang berada di rumah sakit, dan saya juga menerima laporan masih ada yang hilang. Ini menurut saya perlu diklarifikasi," kata dia.
Pemilu 2019 kali ini sudah cukup menorehkan catatan hitam dengan meninggalnya ratusan panitia penyelenggara. Pemilu yang juga disebut sebagai pesta demokrasi tak sepatutnya mengorbankan nyawa, menurutmu gimana guys soal polemik dalam Pemilu 2019 kali ini?