Pilot Ethiopian Airlines Diduga Tak Dapat Pelatihan Boeing MAX 8, Faktor Penyebab Kecelakaan?

Ethiopian Airlines
Ethiopian Airlines | www.aljazeera.com

Pelatihan pilot dan kopilot Ethiopian Airlines dipertanyakan

Penyelidikan terkait penyebab jatuhnya pesawat maskapai Ethiopian Airlines pada 10 Maret lalu masih berlangsung hingga saat ini. Berdasarkan keterangan dari sumber internal maskapai, pilot yang membawa pesawat saat itu tidak mendapatkan pelatihan pesawat Boeing 737 MAX 8.

1.

Pilot tidak mendapatkan pelatihan MAX 8

Ethiopian Airlines
Ethiopian Airlines | www.bbc.com

Sebuah keterangan mengejutkan dipaparkan oleh sumber internal maskapai Ethiopian Airlines yang mengungkapkan bahwa pilot tidak mendapatkan pelatihan pesawat Boeing 737 MAX 8. Ia pun mengatakan sebenarnya ia tidak diperbolehkan buka suara terkait rahasia ini.

The New York Times via The Independent mewartaka pada Kamis (21/3), Boeing sudah mengimbau agar pilot yang terbiasa membawa pesawat tipe 737 agar mendapatkan pelatihan lagi soal MAX 8. Kapten Yared Getachew yang memiliki pengalaman 8000 jam terbang dan termasuk menerbangkan pesawat tipe 737, berlatih dengan simulator lain di akhir bulan September hingga Oktober lalu.

Sumber tersebut mengatakan Kapten Getachew tidak ikut kursus penyegaran menggunakan simulator MAX 8 hingga akhirnya insiden penerbangan 302 pun terjadi. Tidak diketahui apakah kopilot Ahmednu Mohammed mendapatkan pelatihan MAX 8 atau tidak. Tidak diketahui pula apakah maskapai Ethiopian Airlines menggunakan simulator untuk pilot baru atau rutin digunakan setiap enam bulan.

2.

Boeng: Pilot biasa terbang dengan 737 tidak perlu mendapat pelatihan tambahan

Ethiopian Airlines
Ethiopian Airlines | www.aviationcv.com

Boeing menyatakan bahwa pesawat keluarannya tersebut aman, namun jatuhnya ET 302 di Bishoffu tidak lama setelah lepas landas menyisakan banyak pertanyaan.

Terlebih ET 302 jatuh selang beberapa bulan dari tragedi Lion Air JT 610 di Tanjung Pakis, Karawang. Tidak hanya bagi Boeing, tetapi juga bagi Badan Penerbangan AS (FAA), apakah telah memberikan pelatihan agar para pilot bisa beradaptasi dengan sistem baru yang ada di MAX 8.

Boeing sebelumnya menyatakan bahwa pilot yang sudah terbiasa terbang dengan pesawat 737 tidak perlu lagi mendapatkan pelatihan tambahan. Bahkan, FAA menyetujui pernyataan Boeing tersebut setelah JT 610 jatuh.

Akhirnya tidak sedikit pilot yang mempelajari fitur baru MAX 8 melalu iPad dan ada pilot yang tidak mendapatkan informasi bahwa ada sistem otomatis jika terjadi mendekati kondisi stall.

3.

Pengalaman dan masa pelatihan pilot pengaruhi insiden Ethiopian Airlines

Ethiopian Airlines
Ethiopian Airlines | www.aviationcv.com

Sebelum kabar ini mencuat, sejumlah pakar pun telah menduga pengalaman dan masa pelatihan pilot mempengaruhi insiden maskapai Ethiopian Airlines ini. Dilansir dari New York Times, pakar terkejut saat mengetahui pengalaman dan jam terbang kedua pilot sangatlah timpang.

Kopilot ET 320 Ahmed Nur Mohammed baru mempunyai 200 jam terbang. Tidak seperti di AS, untuk menjadi kopilot tersebut harus mempunyai 1.500 jam terbang. Sementara itu, Kapten Getachew yang berusia 29 tahun mempunyai 8.000 jam terbang.

Keith Mackey, mantan pilot sekaligus penyelidik kecelakaan, menyebut bahwa pilot yang sudah terlatih mempunyai kemampuan untuk mengenali peringatan, baik melalui pendengaran maupun visual. Menurut Mackey, pelatihan pilot ET 320 pun harus dipertanyakan karena menjadi salah satu faktor di samping problem pesawat.

Artikel Lainnya

Menempatkan pilot dengan jam terbang yang masih kecil untuk menangani pesawat besar kerap dilakukan di negara-negara berkembang. Hal ini biasanya disebabkan oleh jumlah militer dan sektor penerbangan swasta yang lebih kecil. Bahkan faktor ini pun menurut Mackey bisa berpengaruh pada mekanik yang imbasnya pada pemeliharaan pesawat.

Semoga industri penerbangan dunia bisa memperbaiki lagi kinerjanya agar masyarakat tidak lagi was-was mempercayakan nyawanya pada mereka.

Tags :