Pendeta Ini Minta Perempuan Tak Berpakaian Seksi yang Mengundang Nafsu Pria, Warganet: Stop Salahkan Korban!

Ilustrasi
Ilustrasi | unsplash.com

Nasehati agar tak berkencan di usia muda

Pastor asal Singapura, Joanne Chow, yang merupakan seorang Pastor di Gereja Pasir Panjang. Dimana baru-baru ini ia mendapat kritikan pedas dari publik atas pernyataan yang ia buat.

Lewat sebuah artikel yang ia unggah di situs Thir.st (19/2/2021). Ia mengimbau para gadis khususnya untuk tidak mengenakan pakaian terbuka, yangmana dapat memprovokasi kaum pria hingga tak bisa mengontrol nafsu mereka. Karena hal itulah ia dianggap mendukung pandangan misoginis. Bahwa wanitalah yang harus bertanggung jawab untuk menghindari berpakaian tidak sopan sehingga kaum Adam dapat terhindar dari perbuatan dosa.

Ilustrasi
Unggahan Joanne Chow di Instagram Resmi @Thir.st | www.instagram.com

Sebagaimana dilansir dari Coconuts Singapore (23/2/21), bahkan sejumlah kritikus pun turut mengecam Chow karena mengimbau para gadis untuk tidak berpakaian ketat dan mengunggah foto bikini mereka ke media sosial.

“Bisakah saya juga membuat daya tarik khusus untuk para gadis? Mari bantu saudara kita dengan tidak berpakaian secara terbuka atau provokatif. Tentu saja anda tidak memiliki kendali atas pikiran nafsu mereka, dan mungkin bukan dosa untuk mengenakan gaun ketat atau memposting foto bikini itu, tetapi jika kita dapat membantu saudara-saudara kita, mengapa tidak?" tulisnya dikutip dari Coconuts Singapore (23/2/21).

Artikel Lainnya

Joanne Chow (38) sendiri merupakan seorang ibu dari dua orang anak. Ia juga merupakan anggota dari Pasir Panjang Hill Brethren Church. Artikel yang ia tulis merupakan responnya terhadap pelecehan seksual yang muncul terhadap penginjil Kanada Ravi Zacharias, yang baru-baru ini dituduh mengeksploitasi terapis pijat secara seksual dan meminta ratusan foto dari anak muda dan wanita. Dia meninggal karena kanker Mei 2020 di usia 74 tahun.

Alih-alih menentang kasus tersebut. Chow justru menyebut kasus pelecehan yang melibatkan pemimpin umat Kristiani ialah sebuah 'pengingat untuk mengejar kemurnian dan kesucian'.

Artikel Joanne Chow di Instagram @Thri.st
Artikel Joanne Chow di Instagram @Thri.st | www.instagram.com

Sarankan untuk berhenti mengikuti akun eksplisit di media sosial

Chow juga menceritakan perjuangannya bersama sang kekasih yang kini menjadi suaminya, untuk menghindari hubungan seksual pranikah. Ia juga menyarankan agar semua orang berhenti mengikuti akun eksplisit di Instagram dan TikTok. Serta mengaktifkan filter konten eksplisit untuk YouTube, sambil berdalih menjangkau orang Kristen lain yang berjuang dengan hasrat seksual mereka.

“Kedengarannya ekstrim? Itu harga kecil yang harus dibayar jika kita serius ingin melindungi diri kita sendiri. Lebih baik sesekali merasa tidak nyaman daripada membiarkan diri kita terbuka pada godaan," tulisnya dalam blog Thris.st (19/2/21).

Dikecam dan dinilai menyalahkan korban

Warganet pun berhasil dibuat geram dengan statement yang ia buat dalam artikel tersebut. Terlebih pendeta wanita itu seolah menyalahkan pihak korban sebagai pemicu terjadinya kasus pelecehan seksual.

"Anak laki-laki inilah yang [tidak] tampaknya memahami apa itu pengendalian diri dan berpikir tidak apa-apa untuk menyerang orang seperti itu. Hentikan menyalahkan korban dan mulailah memanggil orang-orang untuk kesalahan mereka, ” tulis akun @Celestia_cq

"Saya disentuh secara tidak pantas pada beberapa kesempatan sementara saya tidak berpakaian dengan cara yang provokatif atau terbuka. Gadis itu tidak mengenakan pakaian seperti itu !! Tolong berhenti mendorong tanggung jawab pada gadis-gadis dan memberikan gagasan yang salah kepada orang-orang yang tidak percaya tentang apa itu Kekristenan sebenarnya," komen @the_rachelle

"Beritahu anak laki-laki untuk mencungkil mata mereka sebagai gantinya! Alkitab menjelaskan hal ini dengan jelas!," geram @hotsaucehorror

"Wow mengekang kebebasan wanita hanya agar pria bisa menyimpannya di celana mereka. Jika semudah itu kita harus menemukan 0 kasus pemerkosaan terhadap perempuan yang “berpakaian sopan”," timpal @cllara

Meski warganet ramai mengecam tulisannya tersebut, Joanne menegaskan di akhir postingannya. Bahwa tidak selalu pakaian wanita menjadi dalang utama terjadinya pelecehan dan penyerangan seksual. Selain itu, ia juga selalu mengecam tindakan tersebut dan pelaku juga harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Sementara itu dilansir dari Mothership (24/2/21), Joanne Chow akhirnya merespon komentar negatif yang ditujukan padanya. Ia menyebut tak bermaksud menyindir korban atau memaafkan perilaku predator seksual. Ia pun meminta maaf jika kedua hal tersebut yang ditangkap publik.

Tags :