Kisah Pastor di Banyuwangi, Bangun Musala Agar Tamu Muslim Bisa Sholat

Kisah Pastor di Banyuwangi Bangun Musala Demi Umat Muslim
Romo Tiburtius Catur Wibawa berfoto di depan musala, Griya Ekologi Kelir, Banyuwangi. | regional.kompas.com

Bangun musala, cara seorang pastor di Banyuwangi merawat keberagaman umat. Keren abis!

Pastor bernama Romo Tiburtius Catur Wibawa mencuri perhatian publik setelah usahanya membangun musala di Griya Ekologi Kelir, Desa Kelir, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur berhasil.

Griya Ekologi Kelir dikenal sebagai tempat pelatihan berbasis alam yang berada di tanah milik SMA Katholik Hikmah Mandala, Yayasan Karmel Keuskupan Malang.

Lalu, bagaimana kisah Romo Catur dalam membangun musala ya?

1.

Pastor bangun musala

Kisah Pastor di Banyuwangi Bangun Musala Demi Umat Muslim
Proses pembangunan musala yang dilakukan Romo Catur di kompleks Griya Ekologi Kelir, Banyuwangi. | regional.kompas.com

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (21/2), pembangunan musala yang dilakukan oleh Romo Catur berawal dari dibukanya Griya Ekologi Kelir yang merupakan rumah edukasi untuk menumbuhkan rasa cinta alam.

Baca Juga: Dibuat Sama Anak Bangsa, 2 Tol Era Jokowi Dijual ke Asing 2,5 Triliun!

Area eco-education itu sendiri sudah dibangun sejak 22 September 2018 lalu. Seiring berjalannya waktu, Romo Catur yang juga salah satu pengelola Griya Ekologi Kelir merasakan banyak tamu yang datang terutama dari umat Muslim.

Hal ini ternyata menggugah hati Romo Catur untuk membangun sebuah musala agar para tamu yang memiliki agama Islam bisa melakukan ibadah sholat dengan nyaman dan khusyuk.

“Sejak rumah edukasi ini dibangun, banyak tamu yang datang ke rumah edukasi ini, dari lintas agama. Ada yang Kristen, Katolik, dan Islam,”

“Lalu saya berinisiatif membangun musala kecil, agar tamu Muslim yang datang bisa shalat dengan nyaman,” tuturnya.

Baca Juga: Anies Izinkan DWP dan Dukung Diskotek, FPI: Kami Sarankan Konsultasi ke Alim Ulama!

2.

Bahagia bisa membangun rumah ibadah

Kisah Pastor di Banyuwangi Bangun Musala Demi Umat Muslim
Romo Catur bersama dengan salah satu guru SMK Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi. | regional.kompas.com

Romo Catur sendiri pun mengungkapkan sebelum musala dibangun, banyak tamu yang hendak melaksanakan sholat harus beribadah di sebuah ruang kosong yang sudah dibersihkan atau di kamar Griya Ekologi Kelir.

Namun saat musala telah selesai dibangun, dirinya pun merasa lega dan bahagia karena para tamu Griya Ekologi Kelir bisa beribadah dengan nyaman.

“Tamu yang datang ke sini memang kebanyakan Katolik, Kristen, dan Islam, dan sejak ada musala ini saya ikut bahagia karena mereka juga bisa beribadah,”

Baca Juga: Viral Toko Kue di Depok Tolak Tulisan Happy Birthday, Akibat Isu SARA?

Sekarang ini, Rumah Maria yang akan menjadi tempat ibadah umat Nasrani juga sedang dibangun di komplek edukasi alam di Banyuwangi itu.

“Rumah Maria sekarang sedang proses dibangun,” pungkas Romo Catur.

Pria berkacamata itu pun juga memiliki harapan kelak di Griya Kelir juga bisa memiliki bangunan ibadah lain seperti pura dan wihara.

Artikel Lainnya

Kisah inspiratif dari seorang pastor di Banyuwangi yang membangun sebuah musala di Griya Ekologi Kelir memang menjadi sebuah hal yang sangat menarik.

Isu SARA dan keragamanan yang saat ini jadi salah satu masalah sensitif di Indonesia memang harus segera mendapatkan solusi yang jitu.

Semoga apa yang dilakukan Romo Catur ini bisa menjadi pemantik agar masyarakat Indonesia bisa selalu menjaga keberagaman dan kenyamanan umat beragama tanpa harus saling merasa mendominasi satu dengan lainnya.

Tags :