Nyaris Bebas, Satu WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Akhirnya Tewas di Filipina!
08 April 2019 by LukyaniJasadnya akan segera dipulangkan ke Indonesia
Seorang WNI bernama Hariadin yang merupakan sandera militan Abu Sayyaf telah dinyatakan tewas. Hariadin tewas karena tenggelam di laut dalam proses pembebasan. Hariadin tenggelam di perairan Pulau Simisa, Provinsi Sulu, Jumat, 5 April 2019.
WNI korban sandera Abu Sayyaf tenggelam di perairan Filipina
Kabar meninggalnya sandera militan Abu Sayyaf, Hariadin, diinformasikan langsung oleh pihak Kementerian Luar Negeri RI. Kemlu RI secara resmi memaparkan dalam sebuah siaran pers bahwa Hariadin telah meninggal dunia setelah ia terbebas dari penyanderaan Abu Sayyaf.
Saat itu, Hariadin dan rekannya yang juga seorang WNI, Heri Ardiansyah, berusaha berenang untuk sampai ke Pulau Bangalao. Hal ini dilakukan oleh Hariadin dan Heri demi menghindari serangan dari angkatan bersenjata Filipina pada kelompok penyandera. Sebelumnya hal serupa telah dialami warga negara Malaysia yang sudah bebas sehari yang lalu.
Sayangnya, dalam proses pembebasan ini Heri Ardiansyah bisa selamat namun Hariadin harus meregang nyawa tak terselamatkan. Pemerintah Indonesia sudah menyampaikan duka cita yang sangat mendalam untuk keluarga Hariadin.
Pihak Kemlu juga sudah menghubungi keluarga Hariadin di Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan Sandakan, Malaysia, untuk mengabarkan insiden yang merenggut nyawa Hariadin.
Pemerintah RI segera memulangkan Heri Ardiansyah dan jenazah Hariadin
Akhir pekan lalu, Heri Ardiansyah dan jenazah Hariadin sudah tiba di pangkalan militer Westmincom, Zamboanga City, Filipina.
Saat itu pemerintah Filipina akan menyerahkan Heri Ardiansyah dan jenazah Hariadin kepada wakil dari pemerintah Indonesia. Setelah itu, pemerintah Indonesia pun akan segera mengurus proses kepulangan Heri dan jenazah Hariadin ke Indonesia.
Pada akhir Februari 2019 lalu, Divisi 11 Angkatan Bersenjata Filipina dengan sokongan Tim BAIS TNI sudah mulai melancarkan operasi pembebasan sandera dengan terus-menerus memberikan tekanan kepaa kelompok penyandera.
Perkembangan terakhir menunjukkan kelompok penyandera sudah terdesak dan kian sulit untuk melancarkan aksi. Terakhir, mereka terdesak di Pulau Simisa, Provinsi Sulu, Filipina Selatan.
Heri Ardiansyah dan Hariadin diculik sejak akhir tahun 2018
Adapun Heri Ardiansyah dan Hariadin diambil paksa oleh kelompok bersenjata Filipina sejak 5 Desember 2018. Bersama mereka seorang WN Malaysia, Jari Abdullah, yang juga ikut diculik. Saat itu mereka sedang bekerja di kapal penangkapan ikan dengan bendera Malaysia SN259/4/AF di Perairan Kinabatangan, Sandakan, Malaysia.
Sejak tahun 2016, telah tercatat sekitar 36 WNI menjadi korban sandera kelompok bersenjata Filipina Selatan. Dari sekian jumlah tersebut, semuanya bisa dibebaskan dengan selamat. Hanya satu orang sandera asal Indonesia yang tewas dalam proses pembebasan.
Sebelum kabar meninggalnya Hariadin terdengar, Kemlu RI telah mencari-cari kabar dua WNI yang disandera Abu Sayyaf menyusul insiden baku tembak antara kelompok militan dengan militer pada Kamis, 4 April 2019.
Baku tembak tersebut dikabarkan melukai seorang sandera Abu Sayyaf asal Malaysia, Jari Abdullah. Kabarnya lagi, WN Malaysia yang diculik bersama Heri dan Hariadin itu mendapatkan luka tembak di bagian dada dan kepala.