Nasrin Sotoudeh, Aktivis HAM Asal Iran Divonis Hukuman 38 Tahun Penjaran dan 148 Cambukan

Nasrin Sotoudeh
Nasrin Sotoudeh | www.rferl.org

Perjuangan menegakkan HAM diganjar penjara dan cambukan

Nasrin Sotoudeh, seorang pengacara dan aktivis hak asasi manusia divonis hukuman total 38 tahun penjara dah 148 kali cambukan oleh pemerintah Iran. Hukuman tersebut dijatuhkan pada Sotoudeh sebab sejumlah tuduhan pelanggaran keamanan nasional.

1.

Didakwa melanggar sejumlah peraturan terkait keamanan  nasional

Nasrin Sotoudeh
Nasrin Sotoudeh | www.aljazeera.com

Perempuan aktivis berusia 55 tahun, Nasrin Sotoudeh, didakwa telah melanggar sejumlah peraturan terkait keamanan nasional. Sotoudeh menolak semua tuduhan yang dialamatkan oleh pemerintah Iran tersebut. Ia yakin tindakannya tidak melanggar hukum.

Sotoudeh dikenal sebagai seorang aktivis yang giat membela hak-hak perempuan. Sotoudeh memprotes peraturan yang mewajibkan perempuan Iran memakai jilbab dan memakai pakaian sesuai ketentuan pemerintah.

Kabar mengenai hukuman yang diterima Sotoudeh ini mendapatkan banyak tentangan. Salah satunya dari Amnesty International. Phillip Luther dari Amnesty International menyebut bahwa Sotoudeh telah mengabdikan hidupnya untuk membela hak kaum perempan dan menentang hukuman mati.

“Benar-benar keterlaluan. Pihak berwenang Iran menghukum Sotoudeh atas karyanya pada bidang HAM,” ujar Luther.

2.

Peran Nasrin Sotoudeh dalam penegakan HAM di Iran

Nasrin Sotoudeh
Nasrin Sotoudeh | www.rferl.org

Reza Khandan,suami dari Sotoudeh, mengungkapkan bahwa istri tercintanya dijatuhi hukuman 148 cambukan. Hukuman ini diterima Sotoudeh karena ia berani tampil di pengadilan tanpa menutup kepalanya dengan jilbab dan juga sejumlah pelanggaran lainnya.

“Dia dinyatakan bersalah karena berkolusi melawan sistem, propaganda, mengganggu ketertiban umum, dan tuduhan lainnya,” ucap Khandan.

Sotoudeh merupakan satu dari tujuh pengacara HAM yang ditangkap oleh otoritas Iran sejak tahun 2018 lalu. Sotoudeh dituduh berkolusi menentang sistem dan menghina pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Sotoudeh mempunyai peran yang sangat penting dalam penanganan kasus terpidana mati yang melibatkan anak di bawah umur. Tidak hanya itu, banyak kasus-kasus penting lainnya yang mendapatkan bantuan dari Sotoudeh.

Perjuangan Sotoudeh dalam menegakkan HAM di negaranya begitu terpuji. Sotoudeh pun mendapatkan penghargaan Sakharov untuk Kebebasan Berpikir dari Parlemen Eropa berkat kegigihannya mewakili aktivis oposisi di tahun 2012.

Bukan hanya pujian dan penghargaan yang didapat Sotoudeh sebagai apresiasi atas perjuangannya. Sotoudeh pun kerap dibayang-bayangi jerat hukum.

Sotoudeh pernah menghabiskan waktu selama tiga tahun di penjara karena ia membantu kelompok yang dianggap pembangkang Iran dan membantu pemenang Nobel Perdamaian, Shirin Ebadi.

3.

Keluarga Nasrin Sotoudeh turut mendapatkan imbas

Nasrin Sotoudeh
Nasrin Sotoudeh | iranian.com

Sotoudeh saat itu ditahan sejak tahun 2010. Ia dijatuhi hukuman hingga 11 tahun penjara. Sotoudeh pun akhirnya dibebaskan oleh pemerintah Iran setelah pemerintah memberikan grasi pada Sotoudeh.

Ketika dituduh menganggu keamanan nasional, Ibu dari dua anak ini melakukan aksi mogok makan selama 49 hari pada Oktober 2012 sebagai bentuk protes atas perlakuan yang diterimanya di Penjara Evin, Teheran.

Saat itu, Sotoudeh tidak bisa mendapatkan kunjungan keluarga sebagaimana tahanan lainnya. Tidak hanya itu, kerabat Sotoudeh yang datang juga kerap mendapatkan tindakan diskriminatif. Bukan hanya Sotoudeh yang dihukum. Suami dan putri Sotoudeh pun dilarang bepergian ke luar negeri sebagai hukumannya.

Artikel Lainnya

Semoga Sotoudeh bisa merenggut kembali keadilan untuk dirinya dan semangat juangnya tidak pernah padam. Sangat menyedihkan rasanya melihat seorang pejuang HAM yang membela kemanusian warga negaranya justru diganjar hukuman.

Tags :