Munajat 212 Dihelat, Monas Kembali Putih-Putih!

Munajat 212
Munajat 212 berlangsung Kamis (21/2) malam, Monas dipenuhi massa | Keepo.me

HRS: Putihkan Monas!

Kamis (21/2) malam hari tadi, Monas kembali dipenuhi oleh umat muslim yang berkumpul untuk melakukan Munajat 212. Beberapa waktu sebelumnya ketua FPI, Habib Rizieg Syihab, menyerukan kepada umat muslim untuk “Putihkan Monas” pada acara Munajat 212.

Seperti yang kita ketahui, acara 212 ini menjadi acara bersejarah yang terus diperingati oleh umat muslim tanah air sebagai bentuk ukhuwah umat.

Dimulai dari tahun 2016 silam, acara 212 pertama diselenggarakan guna mendesak negara agar menghukum Basuki Tjahaja Purnama atas tuduhan penistaan agama. Acara ini terbukti massif hingga Monas berubah menjadi lautan putih dan menjadi titik penting dari perjalanan umat muslim Indonesia.

Munajat 212
Habib Rizieq serukan umat muslim putihkan Monas pada Munajat 212 | Keepo.me

Di tahun-tahun selanjutnya, setiap tanggal 2 Desember, dilangsungkan acara reuni yang mengumpulkan massa di Monas. Kali ini di tanggal yang serupa, 21 Februari, dilangsungkan acara munajat 212 yang mendatangkan ustaz dan ulama untuk berdoa bersama di halaman Monas.

Sama seperti acara 212 sebelumnya, Monas pun dipenuhi massa berbaju putih yang duduk di sekitar panggung tempat tokoh-tokoh agama memimpin doa. Dimulai setelah salat Magrib, Munajat 212 berakhir pada pukul 00.00 malam dan Massa pun mulai meninggalkan tempat.

Meski keseluruhan acara berjalan dengan lancar, namun ternyata terdapat beberapa insiden dan kericuhan dalam Munajat 212 semalam. Terjadi dugaan persekusi terhadap wartawan yang tidak diperbolehkan untuk meliput acara.

Melansir Tirto.id, menurut kesaksian wartawan Suara, seorang wartawan yang sedang meliput kejadian pencopetan di acara Munajat 212 diketahui oleh LPI (Laskar Pemuda Islam) dan dipaksa untuk menghapus rekaman tersebut.

Konflik ini tereskalasi hingga wartawan tersebut dikelilingi massa dan menerima perlakuan kasar dari LPI.

Artikel Lainnya

Bawaslu pun mengaku memberikan pantauan ketat terhadap keberlangsungan acara Munajat 212. Pihak Bawaslu berupaya memastikan bahwa acara Munajat 212 tidak akan digunakan sebagai ajang kampanye melainkan doa semata bagi kebaikan bangsa.

Dalam pantauannya Bawaslu ternyata menemukan beberapa hal yang patut dicurigai sebagai bentuk kampanye dan kini sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Rangkaian acara 212 memang menjadi fenomena yang menarik bagi bangsa Indonesia. Ditilik dari kacamata sosial politik, 212 merupakan pertanda hadirnya arus baru yang cukup kuat dan patut diperhitungkan. Bagaimana menurutmu?

Tags :