Muak Jadi Jomblo Abadi, Laki-laki 27 Tahun Asal Amerika Serikat Ancam Lakukan Pembunuhan Massal
11 Desember 2020 by LukyaniJomblo boleh, tapi jangan jahat dong!
Status lajang alias jomlo bukanlah perkara yang memalukan. Patah hati karena kasih yang tak berbalas pun merupakan hal yang wajar. Tapi, tidak demikian bagi pria asal Amerika Serikat yang merencanakan pembunuhan massal dengan alasan dirinya masih lajang dan sering ditolak perempuan.
Merencanakan penembakan massal
Sebagaimana diwartakan oleh Denver Post, seorang pria asal Amerika Serikat bernama Christopher Wayne Cleary ditangkap oleh FBI dan kepolisian setempat. Pria yang ditangkap di sebuah restoran di Utah pada Sabtu pekan lalu ini sebelumnya mengunggah tulisan di laman Facebook mengenai rencana pembunuhan massal.
Cleary, dalam unggahannya, mengatakan bahwa ia siap mati ketika melakukan penembakan di tempat umum. Cleary marah lantaran di usianya yang menginjak 27 tahun tidak ada satu perempuan pun yang bersedia menjadi kekasihnya.
Ingin menyadarkan perempuan yang menolaknya
Sebagaimana diwartakan oleh Denver Post, seorang pria asal Amerika Serikat bernama Christopher Wayne Cleary ditangkap oleh FBI dan kepolisian setempat. Pria yang ditangkap di sebuah restoran di Utah pada Sabtu pekan lalu ini sebelumnya mengunggah tulisan di laman Facebook mengenai rencana pembunuhan massal.
Cleary, dalam unggahannya, mengatakan bahwa ia siap mati ketika melakukan penembakan di tempat umum. Cleary marah lantaran di usianya yang menginjak 27 tahun tidak ada satu perempuan pun yang bersedia menjadi kekasihnya.
Mempunyai catatan kejahatan terkait perempuan
“Tidak ada yang lebih berbahaya daripada pria yang siap mati. Saya hanya ingin seorang kekasih, bukan seribu, bukan sekumpulan pelacur, bukan uang, bukan itu,” tulis Cleary dalam laman Facebooknya.
Lebih lanjut, Cleary menuliskan bahwa dirinya hanya ingin dicintai. Ia merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya. Cleary pun mengungkapkan bahwa ia belum pernah memiliki kekasih dan ia masih perawan. Hal ini yang menjadi alasan bagi Cleary untuk melakukan penembakan di tempat umum.
Tanpa ragu, Cleary menuliskan bahwa dirinya sudah siap mati dalam penembakan massal yang akan ia lakukan. Menurut Cleary, perempuan yang dulu pernah menolaknya akan sadar ketika melihat Cleary membunuh banyak perempuan.
Akibat unggahan yang meresahkan ini, pihak kepolisian langsung memburu Cleary. Saat penangkapan, Cleary mengaku bahwa dirinya menyesal dan tidak berpikir jernih saat mengunggah tulisan yang kini telah dihapusnya itu.
Perasaan sedih dan kecewa adalah hal yang normal dirasakan ketika kasih kita tidak berbalas. Namun, hal ini tentu tidak bisa dijadikan dalih untuk menyakiti orang lain. Semoga kejadian kali ini bisa menyadarkan Cleary dan membuatnya jera untuk tidak lagi melakukan tindakan kriminal, apa pun bentuknya dan apa pun alasannya.