Militer China Nyatakan Siap Perang Jika Taiwan Ingin Merdeka

Xi Jin Ping
Xi Jin Ping | www.project-syndicate.org

China menolak langkah Taiwan untuk merdeka

Kemerdekaan bagi Taiwan terasa semakin sukar. Kementerian Pertahanan China telah memberikan pernyataan bahwa pihaknya siap berperang jika Taiwan mengambil langkah untuk merdeka. Tidak hanya itu, China juga geram kepada Amerika Serikat yang melakukan penjualan senjata ke Taiwan.

1.

Ancaman China untuk Taiwan

Xi Jin Ping
Wu Qian, Juru Bicara Kementerian Pertahanan China | www.washingtonpost.com

Taiwan mengajukan permintaan senjata kepada Amerika Serikat. Pihak Kementerian Luar Negeri Amerika pun menyetujui permintaan tersebut. Penjualan senjata ini termasuk tank dan rudal Stinger yang diduga harganya mencapai USD 2,2 miliar atau setara dengan Rp 30,7 triliun.

Menurut China, aksi Amerika ini telah merusak stabilitas global. Tak main-main, China mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi terhadap perusahaan Amerika yang terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan.

“China akan melakukan upaya terbesarnya untuk penyatuan kembali secara damai. Namun, kami harus dengan tegas menunjukkan bahwa kemerdekaan Taiwan adalah jalan buntu. Militer China akan siap berperang untuk menjaga kedaulatan nasional, persatuan, dan integritas wilayah” tutur Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian, dikutip dari Merdeka.

Baca Juga: Banyak WNI Jadi Korban Pengantin Pesanan di Tiongkok, Kemenlu RI Ambil Langkah Ini

2.

AS pemasok senjata Taiwan

Xi Jin Ping
Donald Trump, Presiden AS | variety.com

Adapun Amerika merupakan pemasok utama senjata ke Taiwan. Meski sebenarnya Amerika tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan, namun kedua negara ini terikat hukum. Amerika harus membantu negara pulau itu untuk menyediakan kebutuhan pertahanan diri mereka.

Menurut pemerintah China, Amerika telah menyulut persaingan antara negara-negara utama. Aksi Amerika ini dinilai telah merusak stabilitas global dengan meningkatkan pengeluaran pertahanannya. China akan tetap menjaga pertumbuhan yang moderat dan stabil, namun angkanya masih rendah jika disandingkan dengan negara besar lain.

“Masih ada kesenjangan yang lebar antara pengeluaran pertahanan China dan persyaratan untuk menjaga kedaulatan nasional, keamanan, dan kepentingan pembangunan,” ujar Wu Qian.

Baca Juga: Fakta-Fakta Aksi Protes di Hong Kong, Tolak UU Ekstradisi hingga Anti-pemerintah

3.

Tanggapan pemerintah Taiwan

Xi Jin Ping
Taipei, Taiwan | roadsandkingdoms.com

Mendengar ancaman dari China, Dewan Urusan Daratan Taiwan pun buka suara. Ia mengecam ancaman yang dilontarkan China. Bahkan menyebut China telah melanggar prinsip perdamaian internasional.

“Perilaku provokatif Beijing telah serius melanggar prinsip perdamaian dalam hukum dan hubungan internasional, menantang keamanan ddan ketertiban regional. Kami mendesak pemerintahan China untuk melepaskan tindakan irasional dan jahat seperti penggunaan kekuatan, serta meningkatkan hubungan lintas selat dan menangani masalah termasuk Hong Kong secara rasional sehingga dapat menjadi anggota regional yang bertanggung jawab” ujar Dewan Urusan Daratan Taiwan.

Sementara itu, demo besar-besaran di Hong Kong yang telah berlangsung selama kurang lebih dua bulan masih berlangsung hingga saat ini. Terakhir, Minggu (28/7), terjadi kerusuhan antara pihak pendemo dengan polisi yang berjaga. Gas air mata, gas beracun, hingga peluru karet menghujani para pendemo saat itu.

Artikel Lainnya

Adapun pemicu konflik antara Hong Kong dan China adalah RUU Ekstradisi. Menurut UU tersebut, kriminal Hong Kong akan dibawa dan diadili di China. Banyak warga Hong Kong yang protes dengan aturan ini karena beranggapan para kriminal Hong Kong akan diperlakukan dengan tidak manusiawi jika diekstradisi ke China.

Tags :