Menunggu Lebih dari 30 Tahun, Kisah Cinta Pria Vietnam dan Wanita Korut Ini Berakhir Bahagia
26 Februari 2019 by LukyaniPada akhirnya, cinta bisa mengalahkan sosialisme
Saling mengasihi dan mencintai merupakan suatu anugerah. Tidak mudah untuk menemukan seseorang yang kepadanya kita rela menambatkan perasaan kasih dan cinta.
Namun, bagaimana jika saat itu tiba justru ada tembok penghalang berdiri dengan kokohnya? Sebagaimana yang dialami oleh gadis Korea Utara dan pria Vietnam yang cintanya ditentang oleh negara.
Perjalanan cinta gadis Korea Utara dan pria Vietnam
Pham Ngoc Canh, adalah seorang pria asal Vietnam yang dengan tulus menanti sang kekasih, Ri Yong Hui, perempuan asal Korea Utara. Canh menunggu kekasihnya hingga lebih dari 30 tahun. Penantian Canh tidak sia-sia. Pada tahun 2002, ia dan kekasihnya menikah di usia mereka yang sudah lebih dari setengah abad.
Dilansir oleh Reuters, Jumat (15/2), kisah cinta Canh dan Ri berawal pada tahun 1967 di tengah kemelut perang antara Vietnam dan Amerika Serikat. Canh adalah salah satu dari 200 mahasiswa Vietnam yang diterbangkan ke Korea Utara untuk belajar.
Beberapa tahun kemudian, Canh menjadi pekerja magang sebagai ahli kimia di wilayah timur Korea Utara. Saat itu, Canh bertemu dengan Ri yang bekerja di laboratorium. Canh jatuh cinta pada pandangan pertama.
“Saya mengatakan pada diri saya, ‘Saya harus menikah dengan gadis ini’” ujar Canh.
Akhirnya Canh mengumpulkan keberanian untuk berkenalan dengan Ri. Perasaan Canh disambut baik karena Ri juga menaruh hati dan yakin bahwa Canh adalah jodoh yang diberikan oleh takdir kepadanya. “Ketika saya melihatnya, saya yakin dia jodoh saya. Dia sangat tampan,” kata Ri.
Butuh waktu tiga jam untuk Canh menemui Ri di rumahnya. Bahkan untuk bertemu kekasihnya, Canh harus menyamar dengan mengenakan baju Korea Utara agar ia tidak dikenali sebagai orang Vietnam. Hingga Canh kembali ke Vietnam, setiap bulan hingga tahun 1973 ia masih mengunjungi Ri.
Cinta yang ditentang oleh negara
Canh dan Ri menjalin kasih “di bawah tanah”. Kedua negara mereka tidak memperbolehkan warga negaranya menikah dengan orang asing. Jika ketahuan, mereka akan ditangkap, disiksa, dan dipenjara.
Canh merasa kesal dengan aturan tersebut. Ia pun akhirnya menolak untuk bergabung dengan Partai Komunis Vietnam. Menurut Canh, ia tidak setuju dengan sosialisme yang membatasi orang untuk jatuh cinta. Meski Canh tidak lagi datang menemui Ri, mereka tetap berkomunikasi melalui surat.
Canh dan Ri berhenti berkirim surat saat Vietnam menginvasi Kamboja yang akhirnya menimbulkan perang di wilayah perbatasan Cina. Canh baru bisa kembali ke Korea Utara pada tahun 1992 saat ia menjadi relawan delegasi olahraga Vietnam. Sayang, Canh tidak bisa menemui Ri.
Penantian yang berujung manis
Bertahun-tahun berlalu, Canh akhirnya mendapatkan surat dari Ri. Ri masih menyimpan cintanya untuk Canh. Ketika Korea Utara dilanda kelaparan pada tahun 1990an, Canh mengirimkan tujuh ton beras ke negara tersebut. Ia khawatir Ri salah satu yang menderita kelaparan.
Donasi dari Canh ini yang akhirnya meluluhkan hati pemerintah Korea Utara. Ia mengizinkan Canh dan Ri menikah dengan syarat Ri tidak menanggalkan kewarganegaraannya.
Kedua pasang kekasih ini akhirnya menikah di Kedutaan Vietnam di Pyongyang pada tahun 2002, 35 tahun setelah mereka berjumpa di Korea Utara. Ri dan Canh kini hidup bahagia di apartemen kecil di Hanoi.
“Pada akhirnya, cinta bisa mengalahkan sosialisme,” ujar Canh.