Makin Panas, Trump Umumkan Keadaan Darurat Nasional. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

Presiden Amerika Serikat , Donald Trump berencana mengumukan keadaan darurat nasional AS demi mendapatkan dana pembangunan tembok perbatasan. | fortune.com

Donald Trump versusParlemen AS.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat sebuah keputusan yang mengejutkan. Tidak kunjung mendapatkan dana dari Parlemen AS, Trump akhirnya memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat nasional AS sebagai bentuk perlawanan pada parlemen.

Sontak, rencana Trump ini mendapatkan banyak sorotan dari pihak parlemen dan lawan politiknya. Trump dianggap egois dan sudah melakukan ‘penyalahgunaan kekuasaan’ hanya demi melakukan perluasan tembok perbatasan AS-Meksiko.

Lalu, bagaimana situasi yang sebenarnya sedang terjadi antara Donald Trump dengan Parlemen AS?

1.

Keputusan keadaan darurat nasional demi mendapatkan dana pembangunan tembok

Masalah pendanaan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko menjadi alasan Trump mengumumkan keadaan darurat nasional. | edition.cnn.com

Sulitnya mendapatkan dana dari Parlemen AS membuat Trump memutar otaknya. Akhirnya, tercetus ide untuk mengumumkan keadaan darurat nasional yang akan memungkinkan Trump untuk menggunakan anggaran militer AS demi menyelesaikan pembagunan tembok perbatasan AS-Meksiko.

Selain itu, dalih adanya krisis kemanusiaan dari perbatasan dan kemanan nasional menjadi alasan kuat Trump untuk mengumumkan keadaan darurat nasional AS.

2.

Tindakan Trump merupakan bukti komitmen memenuhi janji kampanyenya

Trump berdalih ingin merealisasikan janji kampanye pada masyarakat AS yang telah memilihnya. | medium.com

Pada tahun 2016 lalu, Trump membuat janji kampanye akan membangun tembok perbatasan agar menghalau imigran gelap Meksiko masuk di Amerika. Kampanye ini menjadi salah satu alasan kenapa banyak warga AS mendukung Trump dan membuatnya terpilih.

Kini, Trump ingin menunjukkan komitmennya agar tembok perbatasan itu benar-benar terwujud. Hal ini diungkapkan langsung oleh Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders.

“Presiden sekali lagi akan memenuhi janjinya untuk membangun tembok, melindungi perbatasan, dan mengamankan negara besar kita,” ucap Sanders dikutip dari Liputan6, Jumat (15/2).

3.

Parlemen AS setuju memberi dana, tapi jauh dari harapan Trump

Demi menghindari adanya shutdown kedua, Parlemen AS menerima proposal dana pembangunan tembok perbatasan yang diminta Donald Trump. | spotlight-z.com

Sebelum isu keadaan darurat muncul, Trump sempat berencana akan melakukan shutdown untuk kedua kalinya di pemerintahannya. Namun, Parlemen AS membuat langkah dengan menyetujui proposal yang diberikan Trump soal anggaran pembangunan tembok tersebut.

Terciptalah kesepakan yang berakhir dengan penandatanganan RUU Kemanan Nasional yang mencegah Trump untuk melakukan shutdown kedua. Sayangnya, Parlemen AS hanya memberikan US$ 1,3 miliar pada Trump, jauh dari angka yang diinginkan Trump sebesar US$ 5,7 miliar. Hal ini membuat Trump geram.

4.

Partai Demokrat menganggap Trump sudah gagal

Ketua Parlemen AS, Nancy Pelosi (Kanan) menganggap Trump sudah gagal dalam memenuhi janji kampanyenya. | people.com

Pertarungan panas Trump dengan Partai Demokrat memang tidak ada habisnya. Partai Demokrat yang menjadi bagian besar dalam Parlemen AS pun menuding jika Trump sudah gagal untuk bisa merealisasikan janji kampanyenya terdahulu. Langkah mengumumkan keadaan darurat juga dianggap sebagai penyalahgunaan kekuasaan yang kejam.

“Mendeklarasikan keadaan darurat nasional akan menjadi tindakan yang melanggar hukum, penyalahgunaan yang kejam atas kekuasaan kepresidenan dan upaya putus asa untuk mengalihkan perhatian dari kenyaataan bahwa Presiden Trump melanggar janji intinya untuk meminta Meksiko membayar tembok,” tegas Ketua Parlemen AS, Nancy Pelosi dilansir dari detikcom, Jumat (15/2).

Artikel Lainnya

Jadi, akankah drama perseteruan Donald Trump dan Parlemen AS terkait pembangunan tembok perbatasan Meksiko akan berakhir baik? Atau tindakan mengumumkan keadaan darurat nasional AS akan benar dilakukan demi rasa egois Trump? Mari kita lihat episode selanjutnya.

Tags :