Mahfud MD: Menag Bersih! Birokrasinya yang Bermasalah!
01 April 2019 by refa dewaMahfud MD pun angkat suara terkait Menag Lukman Hakim!
Kasus suap yang menimpa mantan ketua umum partai kakbah, Romahurmuziy akhirnya membuat mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Mahfud MD, angkat suara. Prof Mahfud sapaan akrabnya melontarkan pernyataan kalau dirinya sangat mengenal dekat dengan sosok Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, bagi Prof Mahfud, integritas Lukman tidak perlu dipertanyakan, pasalnya cukup bersih selama menjabat sebagai Menteri Agama RI.
"Saya yakin Lukman itu bersih. Dia teman saya. Dia menghindar kalau urusan uang, sejak dari MPR, DPR. Gak Mau dia. Tapi biar nanti didalami oleh KPK," kata Mahfud kepada detikcom.
Tak hanya itu, selain integritas, etos kerja Lukman dalam urusan ibadah haji juga dinilai cukup bagus, tapi meski secara kinerja baik, menurut Prof Mahfud, Lukman justru tidak berdaya menghadapi bobroknya birokrasi karena 'adanya kemungkinan' diintervensi dari partai tempat Lukman bernaung, Partai Persatuan Pembangunan.
Orangnya sih bersih, tapi dia tidak berdaya (menghadapi birokrasi), kata Mahfud.
Dilansir detik.com, Senin (1/4/2019), pihak media sempat menanyakan penilaian Prof Mahfud terhadap sahabatnya tersebut, sebab seperti yang diberitakan sebelumnya, penyidik KPK berhasil menyita sejumlah amplop berisi uang dari ruang kerja menteri agama, dan KPK juga telah menangkap serta menetapkan Ketua Umum PPP tersebut sebagai tersangka dalam kasus jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama.
Lebih lanjut, menurut Prof Mahfud, hal semacam itu sangat biasa terjadi di lingkungan kementrian, apalagi aktornya adalah sejumlah pejabat birokrasi di bawah Menteri Agama, ada pula yang melibatkan kerabat pejabat hingga elit partai politik.
Dengan ditangkapnya Ketua Umum Romahurmuziy, menjadi bukti adanya intervensi partai politik terhadap penempatan, mutasi hingga rotasi pejabat di lingkungan kementrian tersebut.
"Saya sudah berbicara di Balitbang Kemenag menjelaskan pemetaan problem di internal birokrasi. Lukman juga sudah minta saya untuk membantu membenahinya," kata Mahfud.
Terkait protes dari empat rektor IAIN (UIN) yang mengklaim bahwa mereka sama sekali tidak pernah memakai politik uang, Mahfud mengamininya. Beliau juga menegaskan di depan awak media juga selama berkarir demi bangsa dan negara juga tidak pernah memakai cara kotor semacam itu.
"Saya cuma mengungkapkan kejanggalan terkait saudara Andi Faisal Basri yang tak dipilih sebagai rektor UIN Makassar, pun setelah ada putusan PTUN. Juga ketika dia meraih skor tertinggi di UIN Jakarta. Secara prosedur tak ada masalah tapi terasa janggal saja," kata Mahfud.
Prof Mahfud juga menjelaskan jika dalam pemilihan rektor entah universitas berbasis agama atau tidak, memang tidak ada unsur uang. Tapi ketika seseorang sudah masuk dalam nominasi calon rektor, dalam beberapa kasus belakangan, ada pihak-pihak tertentu yang mendekati calon dan dari situlah politik uang dimulai,
"Pada umumnya dalam pemilihan rector di UIN tidak ada yang menyuap, yang ada itu soal ketidakwajaran dalam pengangkatan. Jual belinya sendiri lebih banyak terjadi di birokrasi," ujar Mahfud
Kini Kementrian agama telah tidak memiliki seorang nahkoda dan kini tak sedikit media yang berspekulasi bahwa Prof Mahfud akan menggantikan tombak estafe dalam memimpin Kementerian Agama.