Lebih Percaya Hasil Quick Count Lembaga Survei, PAN Buka Kemungkinan Gabung Jokowi-Ma'ruf! Pengamat : Realistis
26 April 2019 by MoseslazPengamat : Realistis demi menghadapi 2024 mendatang
Petermuan antara Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Joko Widodo di Istana Negara membuat beredar kabar PAN akan berganti haluan koalisi. Pertemuan tersebut terjadi saat proses pelantikan Gubernur Maluku.
Dilansir melalui CNNIndonesia.com, Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan mengatakan bahwa pembahasan arah koalisi akan dilakukan mengingat Pemilu telah selesai.
"Yang jelas kita akan melihat posisi kita lagi ya. Kan pemilihan presiden sudah selesai, ya jadi kami lihat nanti ke depannya gimana," ujar Bara di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/4).
Bara menilai bahwa pertemuan Zulhas dan Jokowi tersebut adalah sebagai Ketua MPR, menampilkan. Karena itu meski sebagai Ketum PAN yang dalam Pemilu mendukung Prabowo-Sandiaga, Zulhas tetap melaksanakan tugas kenegaraannya.
Bahkan, ia mengapresiasi pembicaraan Zulhas dengan Jokowi mengenai nasib bangsa setelah Pilpres 17 April 2019
"Jadi ini menunjukkan memang sikap kenegarawanan dan semacam kesadaran Pak Zul untuk menempatkan kepentingan bangsa dari kepentingan partai," ujarnya.
Bara juga mengatakan bahwa ia mengaku lebih percaya hasil hitung cepat Pilpres yang dilakukan oleh lembaga survei. Karena menurutnya, hasil hitung dalam tiga pemilu selalu tidak jaug berbeda dengan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum.
"Begitu juga dengan Pilpres, bisa kami katakan ini nantinya juga apa yang kita lihat di berbagai hasil quick count oleh lembaga-lembaga survei ini juga akan merefleksikan hasil resmi nanti yang akan diumumkan KPU," ujar Bara.
Bara juga mengajak semua pihak untuk menjadikan hitung cepat sebagai rujukan hasil KPU. Dengan cara itu ia yakin bisa meredakan suhu politik yang memanas.
Sementara rumor bahwa ada kemungkinan PAN merapat ke kubu 01 akibat pertemuan Zulhas dengan Jokowi dibantah oleh Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno. Ia mengatakan pertemuan Zulhas dengan Jokowi adalah pertemuan biasa.
Menurut dia, PAN masih konsisten berada di Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
"Tidak perlu berspekulasi lebih jauh terkait pertemuan ini. Kita tetap konsisten berada di koalisi Adil Makmur," kata Eddy (Kompas.com).
Sementara Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan jika PAN memang akan bergabung ke kubu Jokowi maka hal tersebut adalah sikap yang realistis. Ia menambahkan bahwa langkah reposisi tersebut akan menguntungkan PAN terutama dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang.
"Kalau dia lompat ke kubu pemerintah, dia realistis mengkalkulasi kepentingan politik jangka panjang, terutama menghadapi 2024. Jalan PAN cukup berliku dan mendaki, kalau terus di luar akan berat hadapi 2024," kata Adi saat dihubungi Tempo, Kamis, 25 April 2019 (Tempo.co).
Dalam politik memang apa saja bisa terjadi, karena politik memang dinamis. Awalnya dukung kubu A dilain waktu dukung kubu B, dan sudah banyak contoh tokoh-tokoh yang berpindah haluan di tahun politik. Hal terpenting adalah meskipun berbeda pilihan politik namun tak menyurutkan rasa persatuan kita.