Kubu Jokowi dan Prabowo Berebut Gerakan Putih-Putih, Diduga Langgar Prinsip Pemilu!
29 Maret 2019 by Talitha FredlinaMau mencoblos pun dikasih dresscode!
Suasana panas menjelang pemilu 2019 makin berkobar. Tidak hanya adu gagasan dan program, hal-hal trivial yang tidak berhubungan langsung dengan kualitas kepemimpinan dan visi untuk negeri pun turut diperdebatkan. Salah satunya adalah perkara gerakan putihkan TPS yang diusung kedua kubu.
Pada momen kampanye di Malang, Senin (25/03) lalu, Capres nomor 01, Joko Widodo sempat menghimbau masyarakat pendukungnya untuk menggunakan baju putih saat ke TPS.
“Ajak mereka semuanya ke TPS memakai baju putih, memakai baju putih. Karena yang akan dicoblos itu bajunya juga putih. Karena putih adalah kita, kita adalah baju putih,” Ujar Jokowi seperti dikutip dari Inews.
Hal serupa juga telah disampaikan oleh Jokowi saat beliau melangsungkan agenda kampanye di Dumai, Riau. Baju putih disebut Jokowi sebagai identitas kubu 01 sejak dulu. Dari awal kampanye, beliau memang kerap menggunakan kemeja putih.
Namun kubu Prabowo – Sandi pun memiliki gerakan putihkan TPS yang juga serupa meski tak diinisiasi dan dikampanyekan oleh Prabowo secara langsung. Gerakan subuh putih diinisasi oleh Forum Umat Islam (FUI).
Gerakan yang secara lengkap dinamai Subuh Akbar Indonesia (SAI) Putihkan TPS itu didukung oleh beberapa organisasi masyarakat seperti FPI, GNPF Ulama, PA 212 dan berbagai ormas lainnya di Jakarta.
Sekjen FUI, Muhammad Al-Khaththath menyerukan umat islam untuk berpakaian putih-putih dan mengawal jalannya pemilu di tiap TPS. Ditargetkan akan ada 210 orang yang menjaga tiap TPS, dan sebelum mengawal akan diadakan pengajian serta salat subuh bersama.
Al-Khaththath pun dilansir dari CNN menyebut bahwa seruan Jokowi untuk putihkan TPS menjiplak Prabowo-Sandi yang dinilai sudah mengimbau masyarakat untuk melakukan hal serupa.
Fadli Zon pun sependapat dengan Al-Khaththath dan mengatakan bahwa kebiasaan menggunakan baju putih dalam acara tertentu sudah lebih dulu dilakukan oleh pasangan Prabowo – Sandi.
“Saya kira kalau putih, kami dari dulu yang menyerukan putihkan Jakarta, putihkan Solo. Ya enggak apa-apa kalau orang pakai baju putih, lebih bagus, biasa aja. Saya kira dari para ulama juga biasa pakai baju putih ini gitu,” ujar Fadli Zon, dikutip dari Kompas.com.
Bawaslu pun angkat bicara dan menduga aksi putih-putih tersebut justru akan merusak asas kerahasiaan pemilu. Untuk itu, Bawaslu pun akan mengkaji kembali gerakan tersebut dan dugaan pelarangan terhadap prinsip pemilu.
Jadi, akankah TPS dibanjiri baju putih dari kedua kubu pada hari pencoblosan 17 April 2019 mendatang? Yuk kita simak bersama!