Kesederhanaan Mbah Moen, Pernah Pilih Mobil Polisi Ketimbang Alphard Waktu Dikawal
06 Agustus 2019 by MoseslazBanyak yang menyaksikan kesederhanaan Ulama NU yang bersahaja ini
Kabar duka datang dari Makkah, Ulama NU adal Rembang yang dikenal kharismatik dan sangat bersahaja Kiai Haji Maimoen Zubair atau Mbah Moen meninggal dunia di Makkah al Mukaromah, Selasa 9 Agustus 2019 pukul 04.17 waktu setempat.
Seorang anggota polisi Aipda Wuri Sutrisno menceritakan pengalamannya bersama Mbah Moen yang membuatnya makin kagum karena kesederhanaan Ulama NU tersebut.
Sutrisno pernah mengemudikan mobil patwal yang saat itu mengawal Mbah Moen untuk menghadiri kegiatan di Jakarta. Dari Rembang, Mbah Moen dikawal Satlantas Polres Rembang menuju Semarang.
Tapi karena waktu penerbangan yang masih lumayan lama, Mbah Moen memutuskan transit lebih dulu ke rumah dinas Taj Yasin, Wakil Gubernur Jawa Tengah. Lalu keluar rumah dinas Wakil Gubernur dan menuju Bandara Ahmad Yani pada pukul 16.15 WIB.
Baca juga: Mbah Moen Meninggal di Mekkah Saat Menunaikan Ibadah Haji, Wafat Hendak Shalat Tahajud
Mbah Moen yang saat itu sudah disiapkan mobil Toyota Alphard malah memilih naik mobil patwal polisi dan duduk di kursi depan bersama pengemudi mobil patwal.
"Ya terkejut-lah, tapi bercampur senang bisa mengemudikan mobil bersama Mbah Moen," kata Aipda Wuri mengutip dari Liputan6.com.
Aipda Wuri mengaku tak menyangka Mbah Maimoen memilih mobil patwal polisi, tak seperti biasanya tokoh-tokoh penting sekaliber Mbah Moen.
Baca juga: Fadli Zon yang Mendadak Pujangga Kini Dituntut Remaja Karena Salah Satu Puisinya!
"Mbah Maimoen selama perjalanan ke Bandara Ahmad Yani Semarang, sering mengingatkan untuk berhenti tiap kali lampu pengatur lalu lintas berwarna merah," katanya.
Aipda Wuri juga sempat berbincang dengan Mbah Maimoen yang mengatakan dan meminta agar kepolisian sering-sering menjalin silaturahmi dengan masyarakat.
"Mbah Maimoen bilang polisi enggak seperti dulu, sekarang polisi sudah berbaur. Beliau berpesan yang penting sering silaturahmi sama masyarakat," katanya menirukan perkataan Mbah Moen.
Selama perjalanan Aipda Wuri melajukan mobilnya dengan sangat hati-hati mengingat Mbah Maimoen yang sudah sepuh.
"Tiap kali melintas di lampu pengatur lalu lintas dan berwarna merah, Beliau selalu meminta untuk berhenti, seperti pengguna jalan pada umumnya," katanya.
Jenazah Mbah Moen dimandikan di kompleks Masjid Al-Muhajirin, Mekah dan kemudian akan dimakamkan di Al-Ma’la yang bersejarah.
"Ini merupakan permintaan beliau untuk dikuburkan di Mekah," ujar Gus Hayatullah Maki kepada wartawan di Mekah, Selasa (6/8/2019).
Setelah disalatkan, Mbah Moen akan dimakamkan di pemakaman Al-Ma'la, Mekah. Administrasi terkait jenazah Mbah Moen diurus langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Bisa dibilang Bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang penuh dengan sikap kebersahajaan.Tapi semoga teladan Mbah Moen bisa diteladani dan diteruskan oleh para kader bangsa.