Jadi Salah Satu Nama Target Pembunuhan, Gories Mere Pernah Jadi Dalang Penangkapan Teroris Paling Dicari
29 Mei 2019 by MoseslazRamai 4 Tokoh Nasional incaran pembunuh bayaran, Kapolri rilis nama keempatnya
Beberapa lalu pasca kerusuhan dalam aksi 22 Mei di Jakarta, polisi mendapatkan bukti adanya rencana pembunuhan 4 tokoh nasional.
Meski sebelumnya sempat dirahasiakan, Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian kini akhirnya mengungkapkan nama-nama yang jadi target pembunuhan oleh aktor yang menyusup ke dalam aksi 22 Mei 2019.
"Ini hasil pemeriksaan kepada tersangka bukan karena informasi intelijen. Mereka menyampaikan nama. Satu betul, Pak Wiranto, Pak Luhut, Pak Kabin (Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Polisi Purn. Budi Gunawan), dan keempat itu Gories Mere,” ujar Tito Karnavian dalam jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Selasa 28 Mei 2019 (Tribunnews.com).
Nama Gories Mere jadi salah satu di antara 4 tokoh nasional yang disebutkan oleh Kapolri Tito Karnavian yang jadi target pembunuhan kelompok bayaran di aksi 22 Mei. Jarang terdengar, nama Gregorious Gories Mere sendiri adalah seorang lulusan AKABRI Kepolisian pada 1976.
Ia lalu melanjutkan di tingkat Sespimpol pada tahun 1992 dan Sesko ABRI di tahun 1998. Gories Mere juga mengemban tugas sebagai petugas kepolisian sebagai Kasatserse Um Dit Serse Polda Metro Jaya, Kapolres Metro Jakarta Timur, Kadit Serse Polda Jabar.
Selain itu Gories Mere juga pernah menjabat sebagai Kadit Serse Polda Metro Jaya, Irpolda Nusa Tenggara Timur, Wakapolda Nusa Tenggara Timur, Dirserse Pidana Narkoba Mabes Polri, dan Wakabareskrim Polri.
Selain itu di tahun 2010 Gories Mere juga pernah menjadi Kepala Badan Narkotika (BNN) dengan gelar jenderal bintang tiga.
Gories Mere juga pernah berkiprah di Perintis Detasemen Khusus 88 (Antiteror) Kepolisian Negara Republik Indonesia. Ia merupakan mantan Kepala Densus 88 yang dituding menjadi dalang penangkapan teroris Abu Bakar Baasyir. Juga pernah terlibat dalam penangkapan teroris Dr. Azhari.
Menjadi orang yang disasar sebagai target pembunuhan pasca kerusuhan aksi 22 Mei bukanlah kali pertama baginya. Saat menjabat jadi kepala BNN, Gories Mere pernah dikirimi paket bom.
Bom tersebut berupa buku yang ditujukan untuk politisi Partai Demokrat di tahun 2011 lalu. Saat ini Gories Mere menjadi Staf Khusus untuk Presiden Joko Widodo sebagai staf khusus bidang intelejen.
Ia diangkat menjadi staf khusus pada Juli 2017 bersama dengan beberapa staf khusus lainnya. Dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Senin 27 Mei 2019, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan pihaknya sudah menetapkan tersangka dengan inisial HK alias Iwan, AZ, IR, dan TJ sebagai eksekutor.
Aksi 22 Mei lalu adalah respon pasca diumumkannya hasil Pemilu 2019 oleh KPU ternyata ada beberapa kelompok perusuh yang menunggangi aksi tersebut. Sebagai masyarakat Indonesia tentunya di negara demokrasi bebas kita mendukung siapapun namun yang terpenting jangan sampai mau dimanfaatkan oleh kelompok yang berniat untuk memecah belah bangsa Indonesia.