Merinding! Ilmuwan AS Ciptakan Makhluk Gabungan Manusia-Monyet

Ilustrasi gambar manusia-monyet
Ilustrasi gambar manusia-monyet | www.unsplash.com

Ilmuwan AS berhasil ciptakan embrio gabungan manusia dengan monyet yang kemudian disebut sebagai chimera.

Embrio hasil gabungan dua spesies berhasil diciptakan oleh sekelompok peneliti pada sebuah laboratorium di Amerika Serikat. Para kelompok ilmuwan ini sukses menciptakan embrio yang menggabungkan separuh manusia dengan separuh monyet.

Tentu saja hasil penciptaan ini menjadi kontroversi lantaran muncul beragam pertanyaan mengenai eksperimen tersebut. Salah satunya adalah pertanyaan mengenai bisakah embrio ini akan melahirkan sosok bigfoot yang selama ini masih menjadi legendaris?

Baca juga: 5 Benda Canggih Hasil Temuan Ilmuwan Indonesia

1.

Dasar eksperimen

Ilustrasi gambar manusia-monyet
Eksperimen manusia-monyet oleh ilmuwan | www.nationalgeographic.grid.id

Sebenarnya, para ilmuwan ini tak bermaksud untuk menjawab pertanyaan itu pada eksperimen mereka yang terbaru tersebut. Mereka rupanya tengah berusaha memanfaatkan sistem kultur embrio berkepanjangan. Seperti yang baru-baru ini dibuat yang mendukung embriogenesis primata ex vivo (manusia dan monyet) ke tahap gastrulasi.

Lebih jelasnya, gastrulasi merupakan fase awal dalam perkembangan embrio pada sebagian besar hewan, di mana blastula berlapis tunggal diatur dan diubah menjadi struktur berlapis-lapis yang disebut sebagai gastrula.

Salk Institute for Biological Sciences di La Jolla, California, bekerja sama dengan sejumlah ilmuwan asal China dan lainnya untuk mempelajari lebih lanjut mengenai bagaimana sel-sel manusia dan hewan berkomunikasi.

Pada eksperimen ini para ilmuwan menyuntikkan sel-sel punca ber-plurepotensi yang diinduksi (induced pluripotent stem cells) dari manusia ke dalam embrio monyet. Embrio monyet yang digunakan berasal dari spesies Monyet Makaka yang dianggap lebih dekat dengan manusia dibandingkan domba dan babi.

Selain itu, embrio spesies campuran pada eksperimen ini akan dikenal sebagai chimera dengan melakukan uji coba pada monyet.

Baca juga: Ilmuwan Menargetkan Tahun 2025 Bakal Ada 5 Kembaran Bumi

Artikel Lainnya
2.

Tujuan eksperimen

Ilustrasi gambar manusia-monyet
Ilustrasi gambar gabungan manusia-monyet yang diciptakan para ilmuwan | www.unsplash.com

Rupanya, eksperimen tersebut diharapkan dapat menjadi strategi yang menjanjikan bagi beragam aplikasi pengobatan regeneratif. Aplikasi pengobatan regeneratif ini termasuk dengan pembuatan organ dan jaringan untuk kepentingan transplantasi medis.

Pada studi ini juga mencatatkan, hasilnya bisa membantu untuk lebih memahami perkembangan manusia awal dan evolusi primata. Selain itu, para peneliti juga ingin mengembangkan strategi untuk meningkatkan chimerisme manusia pada spesies yang jauh secara evolusioner.

Juan Carlos Izpisua Belmonte, profesor di Gene Expression Laboratory di Salk Institute for Biological Sciences sekaligus kepala penelitia ini, menjelaskan bahwa transplantasi organ menjadi salah satu masalah besar di dunia kedokteran. Permintaan untuk tranplantasi jauh lebih tinggi ketimbang penawaran.

"Pengetahuan ini akan memungkinkan kami untuk mencoba merekayasa ulang jalur yang berhasil untuk memungkinkan perkembangan sel-sel manusia yang tepat pada hewan lain ini," ujar Belmonte yang menjadi salah satu peneliti pada studi eksperimen tersebut.

"Tujuan kami bukan untuk menghasilkan organisme baru atau monster apa pun. Kami mencoba memahami bagaimana sel-sel dari organisme yang berbeda berkomunikasi satu sama lain," papar Belmonte lagi.

Di sisi lain, penelitian ini tak lepas dari kekhawatiran. Salah satunya datang dari Kirstin Matthews, peneliti asal Bakter Institute di Rice University, yang menyatakan jangan sampai eksperimen ini akan disalah-gunakan.

"Saya pikir publik akan khawatir, dan begitu juga saya, bahwa kita hanya semacam mendorong maju sains tanpa memiliki percakapan yang tepat tentang apa yang harus atau tidak harus kita lakukan," terang Kristin.

Kekhawatiran juga dilontarkan oleh Direktur Wellcome Centre for Ethics and Humanities dari Universitas Oxford, Profesor Julian Savulescu. Ia mengatakan penelitian tersebut akan membuka kotak pandora untuk menciptakan chimera-chimera selanjutnya.

"Embrio-embrio itu dihancurkan setelah berkembang selama 20 hari. Namun cuma masalah waktu sebelum chimera manusia-nonmanusia berhasil dikembangkan, mungkin sebagai sumber organ manusia. Itu adalah salah satu tujuan jangka panjang dari penelitian ini," tutur Julian.

Tags :