Ikut Pemilu, Jari Pria Afghanistan Ini Dipotong Taliban

Pemilu di Afghanistan
Pemilu di Afghanistan | www.aljazeera.com

Afghanistan menyelenggarakan pemilu pada September 2019

Seorang pria asal Afghanistan, Safiullah Safi, mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan dirinya telah memilih dalam pemilu presiden 2019 pada akhir September lalu. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat lumrah dilakukan di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, memilih dan tidak memilih dalam pemilu merupakan hak warga negara. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Safi. Ia justru mendapatkan perilaku buruk karena ia turut serta dalam pemilu Afghanistan.

1.

Keberanian Safi

Pemilu di Afghanistan
Safiullah Safi | www.deccanherald.com

Dalam sebuah foto yang diunggah Safi di media sosial Twitter, Safi memperlihatkan kedua jari telunjuknya. Salah satu jari telunjuknya terdapat bekas tinta, tanda ia memilih dalam pemilu. Sementara jari telunjuk lainnya nampak tidak lengkap.

Rupanya Safi memang menjadi salah satu korban dari kelompok Taliban. Jari telunjuk Safi dipotong oleh anggota Taliban karena ia menggunakan hak pilihnya saat pemilu 2014 silam. Meski demikian, Safi tidak kapok. Ia kembali turut serta dalam pemilu presiden di tahun 2019 ini.

Baca Juga: Jelang Dilantik, Jokowi Hanya Diam dan Melempar Senyum Saat Ditanya Perppu KPK

“Saya tahu itu adalah pengalaman yang menyakitkan tapi itu hanya sebuah jari. Tapi saat datang untuk masa depan anak-anak dan negara saya, saya tidak akan duduk bahkan jika mereka memotong seluruh tangan saya,” kata Safi, dikutip dari Kompas.com.

2.

Cerita Safi menjadi korban Taliban

Pemilu di Afghanistan
Taliban | www.deccanherald.com

Safi pun menceritakan kejadian memilukan pada tahun 2014 tersebut. Saat itu, satu hari setelah pemungutan suara, Safi melakukan perjalanan dari Kabul ke Kota Khost di Timur.

Tak sadar, masih terdapat sisa tinta di jari Safi yang menandakan ia menggunakan hak suaranya dalam pemilu. Akhirnya, kelompok Taliban pun mengetahui hal tersebut.

Baca Juga: IndonesiaLeaks Bongkar Detik-Detik Rekaman CCTV Penyidik KPK Rusak Bukti Buku Merah!

“Taliban menarik saya keluar dari mobil dan membawa saya menjauh dari jalan menuju tempat di mana mereka menggelar pengadilan. Mereka memotong jari saya dan bertanya mengapa saya mengambil bagian dalam pemilihan meskipun ada peringatan. Keluarga saya memberi tahu untuk tidak melakukannya, tetapi tetap saya lakukan,” jelas Safi, dikutip dari Kompas.com.

Foto yang diunggah Safi di media sosial ini langsung mendapatkan respons positif dari masyarakat Afghanistan. Safi mendapatkan dukungan dan pujian atas keberaniannya tersebut. Banyak pula yang khawatir jika Afghanistan kembali jatuh dalam kepemimpinan Taliban.

3.

Pemilu Afghanistan 2019

Pemilu di Afghanistan
Pemilu di Afghanistan | www.aljazeera.com

Adapun pemilihan Presiden Afghanistan telah diselenggarakan pada 28 September 2019. Pemilu keempat Afghanistan tersebut diikuti oleh banyak kandidat presiden. Meski demikian, persaingan yang ketat terjadi antara calon petahana Presiden Ashraf Ghani dengan lawan kuatnya, Abdullah Abdullah.

Baca Juga: Tak Sampai Sepekan 2 Kepala Daerah Ditangkap KPK, Mendagri: Saya Sedih dan Prihatin

Pemilu di Afghanistan ini dilaksanakan dengan pengawasan yang sangat ketat. Tidak sedikit kelompok gerilyawan Taliban yang berulang kali mengancam akan mengganggu pemilu dan bahkan menyerang tempat pemungutan suara.

Penjabat Menteri Pertahanan , Asadullah Khalid, mengatakan bahwa terjadi sekitar 68 serangan di lokasi pemungutan suara. Lima personel keamanan dilaporkan menjadi korban meninggal dan 37 warga sipil mengalami luka-luka. Meski demikian , ancaman Taliban tidak mampu menggagalkan pemilu.

Artikel Lainnya

Memilih dan tidak memilih dalam pemilu seperti ini merupakan sepenuhnya hak warga negara. Tak hanya itu, hak tersebut juga dilindungi. Tak heran jika perlakuan buruk yang diterima Safi ini banyak dikritik dan diprotes oleh publik.

Tags :