Heboh! Pernyataan Sikap Sekelompok Umat Islam Kalbar Siap Satu Penjara dengan Habib Rizieq
14 Desember 2020 by Ade Wismoyo
Bukan hanya dari Kalimantan Barat, pernyataan sikap ini juga disampaikan umat dari berbagai daerah lainnya.
Dunia maya baru-baru ini dihebohkan dengan kemunculan video yang memuat pernyataan sikap dari sekelompok umat Islam yang diduga merupakan simpatisan Habib Rizieq Shihab. Mereka menyatakan siap bertolak ke Jakarta apabila Habib Rizieq ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan atas kasus pelanggaran protokol kesehatan. Mereka mengaku siap ditahan bersama-sama dengan Habib Rizieq karena mereka juga terlibat dalam kerumunan tersebut.
Pernyataan dalam video ini viral di media sosial dan menjadi sorotan. Beberapa kelompok umat Islam dari daerah lain pun juga mendeklarasikan pernyataan sikap ini. Sama halnya dengan umat di Kalimantan Barat, mereka juga mengaku siap untuk ditahan pihak kepolisian gantikan Habib Rizieq Shihab.
BACA JUGA: Nikita Mirzani Unggah Video FPI Diduga Latihan Gorok Leher: Inikah Revolusi Akhlak?
Pernyataan sikap terkait penahanan HRS
Dalam video yang berdurasi 1 menit 8 detik tersebut, sekelompok orang yang mengatasnamakan umat Islam Kaimantan Barat menyampaikan pernyataan sikap bahwa mereka siap datang ke Polda Metro Jaya mendukung Habib Rizieq yang ditahan. Mereka bahkan mengaku bersedia ditahan karena terlibat dalam kerumunan yang terjadi saat penjemputan di bandara dan saat pernikahan putri Habieb Rizieq di Petamburan.
"Assalamualaikum. Kami umat Islam Kalbar pada hari ini menyatakan sikap kalau sampai Imam Besar kami Habib Rizieq ditangkap sampai ditahan. Kami umat Islam di Kalbar yang ikut menjadi bagian dari penjemputan dan acara pernikahan siap ditahan," ujar mereka dalam rekaman video yang viral tersebut.
BACA JUGA: Jokowi Pecahkan Rekor! Presiden Pertama di Indonesia Punya Anak dan Menantu Wali Kota
Siap satu penjara dengan Habib Rizieq
Dalam video tersebut, sekelompok orang tersebut kembali menekankan kesiapan mereka untuk ikut ditahan bersama Habib Rizieq. Mereka akan mengawal proses hukum dan berangkat ke Jakarta mendatangi Polda Metro Jaya.
"Kami insya Allah akan ke Jakarta jika Imam Besar kami ditahan. Kami siap kawal. Siap berangkat ke Jakarta. Siap satu penjara dengan Habib Rizieq. Siap ke Polda Metro Jaya," lanjut mereka secara bersaut-sahutan dalam video tersebut.
BACA JUGA: Ngeri! Warga India Dilanda Penyakit Misterius yang Tidak Terdeteksi Tes Covid-19
Sekelompok umat di NTB minta polisi tak tebang pilih
Senada dengan pernyataan sikap dari Kalimantan Barat, sekelompok umat Islam di NTB juga menyampaikan pernyataan sikap terkait penahanan Habib Rizieq Shihab. Mereka mengaku siap menggantikan Habib Rizieq yang ditahan karena ditakutkan akan melarikan diri. Mereka juga meminta pihak kepolisian untuk adil dalam menindak semua pihak yang pernah melanggar protokol kesehatan dengan membuat kerumunan orang.
“Kami umat Islam se-NTB meminta polisi membebaskan habibana Imam Besar (Habib Rizieq), Penahanan HRS pertimbangan melarikan diri, kami jamin siap menggantikan (di penjara)” ucap seorang perwakilan dikutip dari Okezone.com.
“Terakhir meminta kepolisian berlaku adil dalam penanganan protokol kesehatan ke semua pelanggar,” lanjutnya.
Sekelompok umat di Jawa Barat minta ditahan
Dalam video lain, sekelompok umat di Jawa Barat juga melakukan aksi yang serupa. Mereka menyatakan sikap keberatan atas penahanan Habib Rizieq. Jika sang Imam Besar FPI ditahan karena kerumunan orang di Megamendung, mereka juga akan menyerahkan diri untuk ditahan karena merasa ikut terlibat.
"Kami umat Islam Jawa Barat menyatakan, apabila imam besar ditahan, maka kami semua minta ditahan di Polda Metro Jaya, karena kami yang bersalah datang berkerumun di Petamburan dan Megamendung," kata seorang pria yang terekam video sambil membacakan teks dari handphonenya.
Pada Minggu (13/12), pemimpin FPI ini telah diperiksa di Mapolda Metro Jaya selama kurang lebih 14 jam. Hasil pemeriksaan tersebut, Habib Rizieq resmi dijadikan tersangka dan ditahan atas kasus kerumunan Petamburan. Ia pun dijerat Pasal 160 KUHP dan Pasal 216 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.
