Gelar “Jancuk” Jokowi Jadi Polemik! Ternyata ini Arti Sesungguhnya, Tidak Seperti yang Kamu Bayangkan!
05 Februari 2019 by Moseslaz
Panitia menyayangkan pemberian gelar secara spontan tersebut
Jancuk mungkin dianggap berkonotasi umpatan oleh beberapa orang, lalu bagaimana kalau kata ini ditujukan bagi Presiden? Baru-baru ini Joko Widodo, Presiden Indonesia menghadiri acara deklarasi dukungan di kawasan tugu Pahlawan Surabaya. Di acara tersebut, capres petahana Jokowi diberi gelar “cak” dan “jancuk” oleh pembawa acara.
Gelar ini pada akhirnya menuai polemik. Gelar tersebut diberikan oleh Djadi Galajapo yang menjadi pembawa acara dalam Forum Alumni Jawa Timur untuk Jokowi di Tugu Pahlawan, Jl Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu 2 Februari 2019 lalu. Ternyata arti kata “Jancuk” yang digelarkan untuk Jokowi memiliki makna Jantan, Cakap, Ulet dan Komitmen, sedang “Cak” adalah singkatan dari Cakap, Agamis, dan Kreatif.

Panitia acara belakangan menyesalkan gelar yang diberikan Djadi secara spontan tersebut. Seorang dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Autar Abdilah menjelaskan arti kata “jancuk” secara kajian lingusitik dan historis. Menurut Autar kata “Jancuk” punya arti yang unik.
"Ya, Secara linguistik maknanya memang negatif. Karena makna awal dari keberadaan kata jancuk lebih berkonotasi negatif. Tetapi, kalau di dalam penggunaan arek-arek Suroboyo, kata itu bisa bermakna macam-macam, bahkan mengungkapkan kekaguman pun bisa menggunakan kata jancuk, misal 'jancuk, ayune arek iki," kata Autar (Detik.com).
"Dalam pelajaran kita sudah diarahkan dalam konotasi negatif. Bahkan anak kecil pun takut ngomong kata jancuk itu karena langsung merasa bersalah, merasa berdosa, dan takut sama orang tuanya jika ketahuan. Itu karena konstruksi makna yang dibuat oleh para orang tua dan orang dewasa saat itu," terang Autar.

Jancuk merupakan kosakata asli Suroboyo, kata jancuk hanya dikenal dan popular di pergaulan sehari-hari di kawasan Jawa Timur saja, khususnya Surabaya. Menanggapi gelar “Jancuk” yang diberikan untuk Jokowi, Autar mengungkapkan pendapatnya dengan menolak. Meski kata jancuk bisa memiliki beragam makna namun menurutnya kurang tepat jika digunakan sebagai penyebutan pada seorang tokoh.
"Itu juga kalau menurut saya kurang etis lah, kurang pantas aja kalau itu jadi sebuah nama. Menurut saya itu nggak pantas, semisal Jokowi jancuk atau Prabowo jancuk. itu menurut saya tetap tidak begitu lazim. Masih ada kata lain lah kalau menurut saya," tandas Autar.
Kata jancuk sangat terkenal dan familiar di Surabaya, dan memang maknanya beragam, bisa untuk kedekatan tapi juga umpatan. Kalau melihat fenomena pemberian gelar “Jancuk” ini menurutmu gimana guys? Setuju nggak?