Fakta Tentang Komplotan Oknum Dokter di China, Jual Organ Secara Ilegal
08 Februari 2021 by Dimas Fitra DirgantaraTerungkap setelah keluarga korban curiga.
Kebutuhan akan organ yang semakin tinggi, membuat para dokter memutar otak untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini memicu komplotan oknum dokter di China menjual organ secara ilegal di pasar gelap.
Dilansir dari BBC, beberapa waktu yang lalu, sebanyak enam orang, termasuk beberapa dokter, dijebloskan oleh aparat China ke dalam penjara akibat mengambil organ-organ tubuh secara ilegal.
BACA JUGA: Seorang Bocah di Cianjur Punya 2 Alat Kelamin, Operasi Terhambat Biaya
Sepanjang 2017-2018, komplotan tersebut telah mengambil liver dan ginjal dari 11 orang di salah satu rumah sakit di Provinsi Anhui. Aksi kejahatan ini melibatkan empat dokter senior yang bertugas mencari organ tubuh di sejumlah rumah sakit.
Mengincar organ korban kecelakaan dan pasien mati otak
Dalam praktiknya, komplotan tersebut mengincar para korban kecelakaan atau pasien pendarahan otak dari Rumah Sakit Rakyat Wilayah Huaiyuan di Anhui.
Para keluarga korban kecelakaan tersebut dikelabui oleh kepala unit perawatan intensif rumah sakit tersebut, Yang Suxun, dengan alibi untuk menyumbangkan organ tubuh sang korban.
BACA JUGA: Demi Merawat Kucing Liar, Nenek Ini Rela Tinggal di TPS
Untuk mempermulus aksinya, keluarga korban juga diminta mengisi formulir persetujuan palsu.
Pengambilan organ dilakukan di dalam mobil van yang menyerupai ambulans
Setelah mendapatkan surat persetujuan palsu, korban tersebut dibawa keluar rumah sakit pada tengah malam dan dimasukan kedalam sebuah mobil minibus yang menyerupai ambulans. Di dalam mobil itulah operasi pengambilan organ dilakukan.
Organ yang telah diambil dari korban kecelakaan tersebut dijual secara ilegal kepada individu atau rumah sakit yang terdapat anggota komplotan tersebut.
BACA JUGA: Seorang Ibu di Ngawi Mesum Bersama Pacar Anaknya, Ternyata Ketiganya Pernah Threesome!
Aksi kejahatan komplotan ini akhirnya terbongkar oleh keluarga korban
Shi Xiangling, putra salah satu korban akhirnya menaruh rasa curiga setelah beberapa bulan kematian ibunya. Shi menemukan kejanggalan saat memeriksa kembali formulir persetujuan yang diberikan rumah sakit.
Shi juga tidak menemukan nama ibunya pada catatan sumbangan organ di pemerintah provinsi atau Pusat Administrasi Sumbangan Organ China di Beijing. Kecurigaan semakin kuat setelah berita ini menyebar dan Shi tiba-tiba ditawarkan sejumlah uang oleh pihak rumah sakit untuk tetap bungkam.
"Saat itulah saya yakin ada sesuatu yang sangat aneh," kata Shi.
Selama ini China mengandalkan organ naripadana eksekusi mati
Sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan organ, pemerintah China mengambil organ tubuh terpidana eksekusi mati untuk didonorkan kepada rumah sakit yang membutuhkan. Namun, praktik tersebut resmi dihentikan pada tahun 2015 setelah mendapat kecaman masyarakat internasional.
Kini pemerintah China mengandalkan donasi publik untuk mengisi bank organ tubuh nasional.
Pada 2015, BBC melaporkan perdagangan organ di pasar gelap berkembang pesat di mana pedagan ilegal melakukan penjualan secara online.