Duterte Usulkan Filipina Ganti Nama, Ini 5 Negara yang Pernah Melakukannya!
19 Februari 2019 by LukyaniPakai acara bancakan nggak ya?
Rodrigo Duterte, Presiden Filipina, tidak berhenti menebar isu yang fenomenal. Kini Duterte tengah berencana mengganti nama Filipina menjadi Maharlika. Menurut Duterte, Filipina adalah nama warisan kolonial, sedangkan Maharlika lebih sesuai dengan identitas Filipina.
Rencana ini baru sekadar usulan dari Duterte. Sementara itu, sebelumnya telah ada beberapa negara yang mengubah nama dengan berbagai macam alasan. Berikut adalah daftar lima negara yang pernah mengubah nama.
eSwatini
eSwatini merupakan negara yang dulu dikenal dengan nama Swaziland. Pada tahun 2018, Raja Swaziland, Raja Mswati III, mengambil keputusan untuk mengganti nama negaranya dari Swaziland menjadi eSwatini. Pengumuman pergantian nama ini bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan eSwatini yang ke-50.
Nama Swatini dipilih karena memiliki makna tanah orang Swazi. Selain itu, nama baru ini dipilih agar tidak ada salah penyebutan antara Swaziland dengan Switzerland.
Republik Makedonia Utara
Republik Makedonia Utara merupakan nama baru untuk Makedonia. Bagi negara yang terletak di Eropa Timur ini pembahasan mengenai pengubahan nama sudah menjadi bahasan penting beberapa tahun belakangan. Hingga pada tahun 2019 rencana ini pun terwujud.
Pengubahan nama ini sebenarnya merupakan permintaan dari Yunani. Yunani tidak terima jika negara pecahan Yugoslavia ini menggunakan nama Makedonia. Makedonia merupakan nama salah satu provinsi di Yunani yang menjadi tempat kelahiran Alexander The Great.
Makedonia pun akhirnya memenuhi permintaan dari Yunani dan mengganti namanya menjadi Republik Makedonia Utara. Hal ini disebabkan oleh keinginan Makedonia untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Untuk masuk dua organisasi tersebut, mereka butuh persetujuan dari negara anggota mutlak, salah satunya adalah Yunani.
Myanmar
Myanmar mengubah namanya sejak tahun 1989. Sebelumnya, Myanmar menggunakan nama Burma. Alasan kuat untuk mengganti nama ini adalah memperkuat persatuan. Rezim Junta Militer yang saat itu menjadi penguasa Myanmar menilai bahwa Burma hanya mewakili satu etnis saja dan tidak mewakili seluruh etnis yang ada di Myanmar.
Meskipun Myanmar sudah meninggalkan nama Burma sejak 30 tahun silam, beberapa negara masih menyebut Myanmar sebagai Burma. Seperti yang dilakukan oleh Inggris dan Kanada.
Sri Lanka
Saat menjadi tanah jajahan Inggris, Sri Lanka menggunakan nama Ceylon. Ceylon adalah nama peninggalan dari penjajah yang pertama kali datang ke Sri Lanka, yakni Portugis. Inggris menggunakan nama tersebut sejak tahun 1815 hingga 1948.
Pada awal abad ke-20, nama Sri Lanka mulai digaungkan seiring dengan dorongan kemerdekaan negara tersebut. Akhirnya, pada tahun 1978 Sri Lanka resmi menanggalkan nama Ceylon dan mengubahnya menjadi Republik Demokratik Sosialis Sri Lanka.
Republik Demokratik Kongo
Republik Demokratik Kongo pernah menggunakan beberapa nama, yakni Congo Free State dan Zaire. Nama Kongo sendiri diambil dari nama sebuah sungai yang mengaliri negara tersebut. Meski sering bergonta-ganti nama, nama Kongo hampir selalu disematkan.
Pada tahun 1971, saat itu Mobutu Sese Seko berkuasa dan ia mengganti nama Kongo menjadi Zaire. Setelah Mobutu tumbang dari kekuasaannya pada tahun 1977, nama negara dikembalikan menjadi Republik Demokratik Kongo.
Itulah lima negara yang pernah mengubah namanya. Ada yang mengubah nama dengan alasan ingin menanggalkan nama pemberian penjajah, ada yang ingin memperkuat persatuan etnis, dan sebagainya. Apa pun alasan di balik pengubahan nama ini, tentunya proses yang perlu dilewati cukup panjang karena melibatkan kepentingan nasional dan urusan birokratik yang panjang.