Bejat, Peraih Nobel Perdamaian Sekaligus Mantan Presiden Kosta Rika Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

Oscar Arias
Oscar Arias, peraih nobel perdamaian yang dituduh lakukan kekerasan seksual | www.reuters.com

Ada lima korban yang angkat suara

Siapa pun bisa menjadi korban kekerasan seksual. Siapa pun bisa menjadi pelaku kekerasan seksual. Tidak memandang pendidikan atau jabatan, bahkan seorang peraih nobel perdamaian pun bisa menjadi pelaku perbuatan yang sangat dikecam ini. Iya, peraih nobel perdamaian, Oscar Arias, tengah menghadapi tuduhan sebagai pelaku kekerasan seksual.

1.

Oscar Arias dilaporkan melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan

Oscar Arias
Oscar Arias | www.baaz.com

Oscar Arias, peraih nobel perdamaian sekaligus Presiden Kosta Rika, dituduh melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan. Sudah ada lima perempuan yang melapor sebagai korban dari kekerasan seksual yang dilakukan Arias.

Mengingat rekam jejak seorang Oscar Arias yang pernah menduduki kursi kepresidenan Kosta Rika selama dua periode, laporan dari para perempuan tersebut serta-merta mengancam reputasinya. Arias juga merupakan seorang negarawan yang disegani dan dihormati.

Arias bahkan pernah meraih penghargaan Nobel Perdamaian di tahun 1987. Prestasi yang luar biasa ini dicapai Arias berkat perannya melakukan negosiasi menghentikan perang sipil di wilayah Amerika Latin.

2.

Alexandra Arce memantik gerakan #MeToo di Amerika Latin

Oscar Arias
Alexandra Arce | www.eluniverso.com

Seperti dilansir oleh Reuters, Sabtu (9/2), Alexandra Arce, aktivis anti-nuklir, adalah perempuan pertama yang berani membuka suara secara terang-terangan mengenai kasus ini. Arce melaporkan bahwa dirinya menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh Arias.

Tindakan Arce yang sangat berani ini dengan segera memantik gerakan #MeToo di wilayah Amerika Latin. Adapun gerakan #MeToo adalah gerakan yang berfokus pada upaya perempuan untuk mengakhiri kekerasan yang selama ini dialami oleh perempuan.

Mengenai kasus ini, Arias pun memberikan tanggapannya. Melalui pengacaranya, Arias menyangkal tuduhan yang dialamatkan pada dirinya dan menolak memberikan informasi lebih lanjut.

3.

Arce menginspirasi perempuan lain untuk mengikuti jejaknya

Oscar Arias
Eleonora Antillon | af.reuters.com

Langkah yang diambil Arce untuk melaporkan kekerasan seksual yang dialaminya rupanya menginspirasi para perempuan yang juga pernah mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh Arias. Salah satu perempuan yang mengikuti jejak Arce adalah Emma Daly, Direktur Komunikasi Human Rights Watch.

Daly mengatakan kekerasan seksual dialaminya saat ia masih bekerja sebagai wartawan di kawasan Amerika Tengah pada tahun 1990. Saat itu Arias mendekati Daly dan sekelompok reporter yang sedang berada di lobi hotel di Managua, ibu kota Nicaragua.

“Saya memberikan sebuah pertanyaan padanya. Ia melihat saya. Bukannya menjawab pertanyaan yang saya berikan, ia meraih tangan saya dan menyentuh bagian dada saya, lalu ke area kedua payudara. Ia lalu mengatakan ‘Kamu tidak memakai BH’ dan kemudian pergi. Saya sangat terkejut saat itu,” ungkap Daly, Kamis (7/2).

Adapun Daly diketahui sempat menjadi wartawan freelance di media Reuters dan juga Tico Time, surat kabar yang berbasis di Kosta Rica. Kemudian korban lain yang melaporkan Arias adalah Eleonora Antillon. Antillon pernah menjadi ajudan Arias ketika ia kampanye untuk Pemilu presiden tahun 1986.

Antillon menyatakan Arias memegang tangannya dan memaksa menyentukan ke alat vitalnya. Arias mendorongnya ke lemari dan menciumnya. Antillon sempat memberontak ketika ia mengalami kekerasan seksual tersebut.

“Saat saya melihat pengacara Arias dan beberapa perempuan meragukan Arce, saya memutuskan untuk mendukungnya. Saya percaya pada Arce karena Arias melakukan hal yang sama pada saya beberapa tahun yang lalu,” ujar Antillon.

Perempuan selanjutnya yang turut melaporkan Arias adalah Marta Araya Marroni, seorang pekerja penerbitan. Marroni mengungkapkan bahwa Arias pernah meraba kakinya di kediamannya pada tahun 2012. Selain itu, Arias juga memberikan penawaran pada Marroni melalui pesan singkat.

Kemudian Monica Morales, wartawan Majalah Perfil dari Kosta Rika juga ikut membuka suara. Dalam sebuah tulisan Morales yang dipublikasikan, ia mengaku pernah menjadi korban kekerasan seksual oleh Arias. Saat itu Morales sedang mewawancarai Arias di tahun 2013 dan Arias meminta Morales agar mau ia pangku.

Artikel Lainnya

Belum ada informasi lebih lanjut mengenai kasus ini. Termasuk sanksi apa yang akan diterima Arias jika dugaan perbuatan tercela ini terbukti benar. Tidak peduli profesi dan rekam jejak yang sudah didapatkan Arias, kasus kekerasan seksual harus ditindak secara adil dan para korban yang telah berani bersuara harus mendapat perlindungan.

Tags :