Dituduh Mencuri Data Vaksin Virus Corona, China Geram dan Peringatkan AS
08 Juni 2020 by LukyaniAS menuduh hacker asal China berniat mencuri data pengembangan vaksin.
Berbagai tudingan Amerika Serikat terkait virus corona terus dialamatkan pada China. Salah satunya, AS menuduh China hendak mencuri data mengenai vaksi corona. Mendengar tuduhan ini, China pun langsung memberikan tanggapan dengan menyebut AS telah melakukan penodaan.
AS sebut China berniat mencuri data
Saling tuduh antara China dan AS menjadi babak baru dalam ketegangan dua negara yang dalam sebulan terakhir ini terus perang komentar mengenai asal-usul virus corona. Pada Rabu, 13 Mei 2020, AS pun menuduh hacker asal China berniat mencuri data pengembangan vaksin virus corona.
Otoritas AS memberikan peringatan tegas bahwa upaya pencurian data tersebut dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan China. Badan Penyelidik Federal (FBI) dan Badan Keamanan Infrastruktur mengatakan China memperlihatkan “ancaman” yang signifikan dalam upaya mereka melawan virus corona.
Baca Juga: Nyinyir Demonstrasi #BlackLivesMatter, Miss Universe Malaysia Dapat Karma Double Combo
Merespons tuduhan AS, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Li Jian, menggelar konferensi pers dan membantah tuduhan tersebut.
“China menyuarakan ketidakpuasan yang amat sangat dalam dan menentang adanya penodaan ini” ujar Zhao, seperti diwartakan oleh AFP.
Serangan balik China
Tak hanya menyanggah tuduhan AS, Zhao juga menyerang balik AS.
“Merujuk kepada masa lalu, justru AS-lah yang sudah menggelar operasi pencurian siber terbesar yang terjadi di seluruh dunia” kata Zhao.
Baca Juga: Dampak Pandemi Corona, Bank Dunia Perkirakan 60 Juta Orang Jatuh Miskin!
Menurut Zhao, pemerintah China sudah mengantisipasi adanya peretasan siber dan meminta agar negara-negara lain pun turut mengutuk aksi tersebut di tengah pandemi ini.
Zhao juga menegaskan bahwa China, berkat upaya mereka melawan virus corona, telah memperlihatkan hasil yang signifikan. Bahkan, Zhao menyebut China sebagai yang terdepan dalam mengembangkan vaksin virus corona.
Peringatkan AS agar fokus menangani virus corona
Kemudian, Zhao juga memberikan tanggapan atau ujaran Presiden AS, Donald Trump, di media sosial Twitter yang menyebut virus corona merupakan wabah yang “berasal” dari China. Zhao memperingatkan agar AS berhenti mendiskreditkan China dan fokus pada penanganan virus corona di negaranya sendiri.
Dalam kicauan yang diunggah pada Rabu, 13 Mei 2020, Trump menyebut berhadapan dengan China adalah hal paling mahal yang ia tangani. Padahal, menurut Trump, AS dan China sudah memiliki kesepakatan terkait perang dagang.
Baca Juga: Tok! Langgar Pemblokiran Internet di Papua, Jokowi Divonis Melanggar Hukum oleh Pengadilan
“Tintanya hampir kering dan dunia dihantam oleh wabah dari China. 100 kesepakatan dagang tak ada artinya. Banyak nyawa tak bersalah hilang!” tulis Trump. Sebelumnya, Trump juga sudah menuai kontroversi setelah ia menyebut virus corona sebagai virus Wuhan dan flu dari China.
Virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan pada akhir Desember 2019 ini telah menyebar ke seluruh dunia. AS menjadi salah satu negara yang paling terdampak dari pandemi virus corona ini. Otoritas kesehatan AS pun sudah melaporkan lebih dari 1,4 juta kasus infeksi dan lebih dari 85 ribu orang meninggal dunia.