Dipercaya Renkarnasi Hitler? Kerajaan Agung Sejagat Pakai Logo Nazi!
14 Januari 2020 by refa dewaWah pasti anti Yahudi nih, eh tapi kok pakai logo Israel juga?
Nama Kerajaan Agung Sejagat (KAS) di Purworejo kini tengah menjadi perbincangan hangat, tak hanya oleh warga setempat tapi di seluruh Indonesia, kok bisa?!
Pasalnya, KAS sendiri menginisiasi diri sebagai kerajaan warisan dari Majapahit, sang pemimpin kerajaan yang biasa dipanggil Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat mengklaim jika memiliki kekuasaan seantero jagat.
Tak hanya itu saja, kerajaan ini juga memiliki ratu, aka istri dari Totok sendiri yang biasa dipanggil anjeng Ratu Dyah Gitarja.
Dari informasi yang dihimpun, kerjaan pasangan suami istri ini diyakini telah memiliki pengikut ratusan orang.
Jika berbicara soal kerajaan tentu tidak lepas dari emblem atau logo yang biasa dipamerkan, untuk KAS sendiri dikabarkan memakai logo Bintang yang menyerupai logo bintang yang ada di bendera Israel yang oleh sebagian kalangan disebut sebagai Bintang David.
Namun ada yang menarik dari logo yang dipakai KAS, di tengah-tengah logo bintang itu ada logo Swastika, yang sekilas mengingatkan kita akan logo rezim Third Reich atau Reich Ketiga semasa Jerman masih dikuasai oleh Hitler dengan Nazinya, keduanya berwarna emas.
Lucunya, logo kerajaan KAS ini tersebar di beberapa titik di sekitar singgasana KAS di Purworejo.
Baca juga : Alasan mengapa Hitler benci dan membantai kaum Yahudi
Kata Gubernur Jawa Tengah
Sebagai seorang pemimpin, apalagi ada kerajaan yang tiba-tiba mendeklarasikan diri di wilayahnya, tentu Ganjar Pranowo atau yang biasa disapa Mas Ganjar tidak tinggal diam.
Lewat sebuah wawancara singkat, Mas Ganjar menuturkan jika keberadaan kerjaan itu harus dikaji dan diuji terlebih dahulu secara ilmu pengetahuan.
Syukur-syukur ada perguruan tinggi yang mendampingi. Baik juga untuk didiskusikan, kata Ganjar dalam keterangannya, Senin (13/1/2020).
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) itu juga meminta agar Pemerintah Kabupaten Purworejo melakukan mediasi kepada pentolan KAS sehingga tahu apa tujuan dirinya mendirikan kerajaan tersebut.
Kalau memang baik untuk masyarakat ya berarti baik.
Tak hanya mediasi saja, Mas Ganjar juga meminta agar Pemerintah Purworejo juga turut memayungi kerajaan ini, dalam arti memberikan perlindungan, dan meminta klarifikasi agar semua terang benderang, ungkapnya.
Hemat kata, Mas Ganjar tidak ingin dengan kemunculan kerjaan ini malah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat di Purworejo, pasalnya belum ada titik temu untuk apa organisasi ini didirikan.
Pemindahan Prasasti Batu Besar
Keresahan masyarakat Purworejo makin memuncak, manakala KAS mengklaim kepemilikan Batu Besar yang bertengger di Desa Plipiran, Kecamatan Bruno, Purworejo, Jawa Tengah. Bagi KAS Batu Besar itu diyakini sebagai penanda perubahan zaman.
Salah satunya seperti unggahan yang diunggah oleh pemilik akun Facebook atas nama Yosaphat Samar pada Minggu (13/1/2020). Ia mengunggah foto-foto kirab yang dilakukan KAS dan batu prasasti.
#BATU PRASASTI PENTAGONG....Pusat Pemerintahan Dunia Kerajaan Mataram Majapahit Nusantara......(kirab budaya)....Amun Ra, tulis Yosaphat Samar.
Dalam foto unggahan tersebut, terlihat penampakan Batu Besar itu yang terdapat tulisan aksara Jawa, cap jejak kaki, dan lambang KAS serta gambar menyerupai naga di bagian bawahnya.
Usut punya usut, ternyata pemindahan Batu Besar itu dilakukan dengan paksa pada pada akhir September 2019, pasalnya bagi para pengikut KAS, Batu Besar itu diyakini sebagai bagian dari pembangunan World Empire atau Keraton Agung Sejagat.
Baca juga : Tak Disangka Kebesaran Hitler Memimpin Jerman Berawal Dari Perjanjiannya Dengan Setan!
Bahkan akhir-akhir ini dalam sebuah kirab budaya yang dilaksanakan pada Minggu (12/1/2020), sang pemimpin Totok Santosa ditemani sang Istri, Dyah Gitarja juga tidak sungkan mendaulatkan diri sebagai raja dan ratu kerajaan Agung Sejagat alias KAS, bahkan apa yang mereka lakukan itu bisa dibilang sebagai renkarnasi dari Kerajaan Majapahit yang runtuh pada 1518.
Kami muncul menunaikan janji 500 tahun runtuhnya kerjaan Majapahit pada tahun 1518, kata Totok
Meski jumlah pengikutnya masih ratusan, Totok dengan pedenya mengklaim jika kedepan pengikutnya akan terus bertambah, dan niscaya akan dapat mengubah sistem perpolitikan dunia.
Kami ada untuk mempersiapkan kedatangan Sri Maharatu Jawa kembali ke tanah Jawa, tegasnya.
Warga merasa terganggu
Ibarat tak ada gading yang tak retak, kerajaan yang didirikan oleh Totok juga tak mulus begitu saja, malahan mendapat perhatian oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan kemunculan KAS.
Demi meminimalisir hal-hal yang kurang baik, pihak kepolisian di Purworejo juga berencana akan mendatangi ke lokasi guna melakukan mediasi.
Kami mengetahui informasi tersebut, namun tindak lanjut belum bisa sampai langkah hukum dan kita akan bareng-bareng melakukan klarifikasi, kata Wakapolres Purworejo Kompol Andis Arfan Tofani, Senin (13/1/2020).
Lebih lanjut, Andis juga menjelaskan, keberadaan KAS sebenarnya sudah diketahui oleh Camat Bayan, Kepala Desa Pogung Jurutengah, dan Bupati Purworejo.