Dilakukan Setelah 10 Tahun Merdeka. Begini Sejarah Pemilu di Indonesia!

Foto Pemilu 1955
Indonesia sudah menjalani perjalanan panjang pemilu dan yang pertama terjadi pada tahun 1955. | historia.id

Perjalanan panjang demokrasi Indonesia.

Sejarah Pemilu di Indonesia memiliki catatan perjalanan yang sangat panjang. Uniknya, pemilihan umum pertama kali bukan dilakukan setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 tapi harus menghabiskan waktu selama 10 tahun terlebih dahulu, tepatnya tahun 1955.

Pemilu sendiri memang menjadi ciri khas dari pemerintahan yang menganut asas demokrasi. Kita sebagai warga negara yang baik biasanya akan merayakan pesta demokrasi dalam rentang waktu 5 tahun sekali, entah itu memilih presiden atau pejabat pemerintahan lainnya.

Karena itu, penting bagi kita untuk memahami sejarah pemilu di Indonesia

Dilansir dari Goodnews From Indonesia, tercatat Indonesia sudah mengadakan pemilu sebanyak 12 kali. Menjelang Pemilu 2019, kamu pasti penasaran tentang sejarah pemilu di zaman dulu gimana? Yuk, kamu simak!

1.

Pemilu 1955 yang dilakukan dua kali

Foto Pemilu 1955
Suasana Pemilu 1955 yang dilakukan 2 kali untuk menentukan anggota DPR dan Dewan Konstitusi. | id.pinterest.com

Pemilu 1955 menjadi situasi pemilu pertama dan yang kedua kali di Indonesia. Hal ini sesuai dengan amanat UU No.7 Tahun 1953. Keduanya dibedakan berdasarkan tujuannya. Pemilu 1955 yang pertama dilaksanakan pada tanggal 19 September 1955 untuk menentukan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Sedangkan, pemilu kedua yang diadakan 15 Desember 1955 ditujukan untuk memilih anggota Dewan Konstituante. Pemilu pertama dan kedua ini diikuti cukup banyak partai dan perorangan. Ada 118 peserta pada pemilu pertama dan 91 peserta di pemilu kedua.

2.

Pemilu 1971

Foto Pemilu 1955
Pemilu 1971 menjadi pemilu dengan sistem baru di Masa Orde Baru Presiden Soeharto. | www.hariansejarah.id

Pemilihan umum selanjutnya terjadi pada Masa Orde Baru setelah masa Presiden Soekarno digantikan oleh Presiden Soeharto. Pemilu pun mengalami perubahan dan diatur pada UU No.15 Tahun 1969. Pemilu yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 1971 ini menerapkan sistem perwakilan berimbang dengan stelse daftar.

Ada 10 partai politik ikut dalam pemilu kali ini untuk memperebutkan kursi anggota DPR. Tercatat ada Partai Nadhlatul Ulama, Partai Muslim Indonesia, Partai Serikat Islam Indonesia, Persatuan Tarbiyah Islamiiah, Partai Nasionalis Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katholik, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Murba, dan Sekber Golongan Karya.

3.

Pemilu 1977 sampai Pemilu 1997

Foto Pemilu 1955
Pemilu 1977 sampai 1997 menjadi pemilu paling ramping karena hanya diikuti 3 partai saja. | kpud-sukoharjokab.go.id

Pada Pemilu 1977, sistem pemilu masih menerapkan sistem baru yang dibuat pada Pemilu 1971. Pemilihan umum pun dilaksanakan pada 2 Mei 1977. Uniknya, terjadi peleburan parpol peserta pemilu menjadi hanya 3 partai saja. Pemilu seperti ini berlangsung hingga tahun 1997.

Tercatat ada 3 partai besar yang mendominasi selama 20 tahun Masa Orde Baru, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golongan Karya (Golkar) dan Parta Demokrasi Indonesia (PDI).

4.

Pemilu 1999

Foto Pemilu 1955
Pemilu 1999 menjadi pemilu pertama masa Reformasi di Indonesia yang diikuti banyak partai. | nasional.kompas.com

Pemilu 1999 menjadi pemilu dengan jarak tercepat dengan masa persiapan hanya 2 tahun. Hal ini dikarenakan adanya gerakan reformasi dari masyarakat yang membuat Soeharto turun dari jabatan dan mengakhiri Masa Orde Baru.

Pemilu 1999 diadakan pada 7 Juni 1999 dengan penuh gonjang ganjing politik. Sempat akan berakhir kacau, Pemilu 1999 berhasil dilaksanakan dengan aman dan damai. Pemilu saat itu menjadi kembalinya pesta demokrasi dengan munculnya 48 partai yang ikut serta dalam konstetasi pemilu.

5.

Pemilu 2004

Foto Pemilu 1955
Pemilu 2004 menjadi ajang pemilu pertama yang membebaskan masyarakat untuk memilih presidennya sendiri. Saat itu, ada 5 pasangan yang maju sebagai capres. | id.wikipedia.org

Pada Pemilu 2004 terjadi kesepakatan untuk menerapkan demokrasi pada seluruh aspek penggerak pemerintahan, baik itu DPR, DPD, DPRD, dan Presiden. Pemilu 2004 juga menjadi pemilu serentak yang laksanakan pada 5 April 2004 untuk memilih 550 anggota DPR, 128 anggota DPD, dan DPRD.

Menariknya, Pemilu 2004 juga menjadi acara di mana masyarakat Indonesia memilih presiden dan wakil presidennya sendiri, saat itu Pilpres dilaksanakan dalam dua putaran yaitu putaran I pada tanggal 5 Juli 2004 dan putaran II pada 20 September 2004.

Saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Jusuf Kalla berhasil maju menjadi RI-1 dan RI-2 mengalahkan 5 pasangan lainnya.

6.

Pemilu 2009

Foto Pemilu 1955
Pemilu 2009 berhasil dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. | nasional.kontan.co.id

Pada Pemilu 2009 tidak mengalami perbedaan yang terlalu jauh dengan Pemilu 2004, hanya peraturan pemenangan diperketat agar menghindari adanya putaran kedua yang memakan banyak biaya. Saat itu ditetapkan jika pasangan yang mendapatkan suara pemilih lebih 50% akan dipastikan menjadi presiden.

SBY kembali melenggang menjadi Presiden Indonesia setelah berhasil mengalahkan pasangan Megawati-Prabowo dalam pertarungan yang cukup panas saat itu. Namun, tidak bersama Jusuf Kalla, SBY menggandeng mantan Gubernur BI Boediono.

7.

Pemilu 2014

Foto Pemilu 1955
Konstestasi Pemilu 2014 menjadi saksi pertarungan dua pasangan capres, Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. | www.medcom.id

Pemilu 2014 saat itu dilakukan dua kali pada tanggal 9 April 2014 untuk memilih anggota legislatif yang lalu disusul dengan Pilpres pada tanggal 9 Juli 2014. Pada pemilu saat itu, mulai dikenal anggota legislatif yang merupakan penggambbaran Anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Pemilu 2014 pun diikuti cukup sedikit partai, ada PAN, PDIP, Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Hanura, PKS, PKB, Partai Nasdem, dan juga PPP.

Pemilu saat itu juga mempertemukan Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla melawan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa. Hasilnya, Jokowi-JK berhasil menang dengan memperoleh 53,15% suara.

Artikel Lainnya

Kini, kontestasi Pemilu akan segera digelar kembali dalam hitungan bulan. Pesta demokrasi ini harus bisa kita manfaatkan agar bangsa Indonesia bisa maju dan besar dikemudian hari. Karena, dengan memilih pemimpin kita sendiri maka kita akan memiliki tanggung jawab untuk memajukan bangsa.

Jadi, udah siap menghadapi Pemilu 2019 besok?

Tags :