Diduga Ada Lemparan Batu, Simpatisan PDIP Ribut Dengan Pemuda Masjid Jogokariyan. Begini Kronologinya!

Ilustrasi simpatisan PDIP. | titiknol.co.id

Untungnya berakhir dengan damai.

Menjelang Pemilu 2019, kericuhan yang melibatkan simpatisan partai PDIP dengan Pemuda Masjid Jogokariyan terjadi di Yogyakarta. Bentrokan kecil ini terjadi pada hari Minggu (27/1) jam 16.00 WIB. Untungnya, masalah yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa ini berakhir dengan damai.

Dilansir dari Liputan6.com, kejadian ini bermula dari konvoi massa simpatisan PDIP yang bergerak pasca menghadiri acara deklarasi dukungan ke salah satu paslon di Stadion Mandala Krida. Sayangnya, ketika melewati area Masjid Jogokariyan, massa simpatisan bertindak kurang sopan.

Pihak kepolisian pun berhasil memediasi kedua belah pihak dan sepakat dengan kata damai dan begini kronologi kejadian sebenarnya!

1.

Berawal dari tindakan tidak sopan massa di depan Masjid Jogokariyan

Kericuhan terjadi karena tindakan tidak sopan massa simpatisan PDIP saat melewati Masjid Jogokariyan. | www.liputan6.com

Dilansir dari Republika.co.id, tokoh Masjid Jogokariyan Ustaz Jazir ASP menjelaskan jika kericuhan diawali sikap tidak sopan yang ditunjukan massa simpatisan partai PDIP saat melewati area Masjid Jogokariyan pasca menghadiri acara Deklarasi Jogja Dukung Jokowi.

“Sekitar pukul 16.05, massa melintas di depan Masjid Jogokariyan, dan sempat merusak bendera dan spanduk di sekitar masjid, serta membleyer-bleyer sepeda motor, sehingga menimbulkan suara bising di dekat Masjid Jogokariyan,” ucap Ustaz Jazir pada Senin (28/1).

2.

Sempat dilerai oleh Babinsa Koramil dan Polsek Mantrijeron

Suasana Masjid Jogokariyan pasca adanya kericuhan dengan massa simpatisan PDIP. | www.tarbawia.net

Pemuda Masjid Jogokariyan yang tidak terima dengan sikap massa pun keluar dan menghadang massa simpatisan PDIP. Cekcok dan ketegangan pun tidak terhindarkan. Untungnya, pihak keamanan dari Babinsa Koramil 09/MJ dan pihak Polsek Mantrijeron dengan cepat datang melerai. Bentrokan pun terhindarkan dan hanya terjadi keributan kecil di antara keduanya.

3.

Dimediasi oleh Bawaslu, dua pihak sepakat berdamai

Bawaslu dan pihak keamanan menjadi mediator perdamaian massa simpatisan dan Pemuda Masjid Jogokariyan. | jogja.tribunnews.com

Simpatisan massa PDIP dan Pemuda Masjid Jogokariyan akhirnya berdamai setelah dimediasi oleh Bawaslu, Polsek Mantrijeron, dan Koramil 09/MJ malam harinya. Pihak kepolisian pun berharap kerukunan selalu terjaga di daerah Mantrijeron.

“Kita menjadi mediasi yang netral, tidak berpihak ke salah satu. Tujuan kita, Mantrijeron harus rukun dan lebih baik lagi dalam bermasyarakat kedepannya,” ucap Eko Basunando, Kapolsek Mantrijeron.

Acara mediasi itu pun dihadiri beberapa tokoh seperti Camat Mantrijeron, Kapolsek Mantrijeron, Danramil 09/MJ, Bawaslu, Darrohman selaku ketua FJI DIY, M Fanni Rahman selaku Ketua Takmir Masjid Jogokariyan, dan Junianto selaku Ketua DPC PDIP Kec. Mantrijeron.

4.

Wakapolda DIY membantah jika ada perusakan masjid

Wakapolda DIY membantah jika ada pelemparan ke masjid. | jogja.tribunnews.com

Dilansir dari detik.com, kericuhan antara massa PDIP dengan Pemuda Masjid Jogokariyan yang diduga dipicu dengan pelemparan batu ke masjid langsung dibantah oleh Wakapolda DIY, Brigjen Pol Bimo Anggoro Seno.

“Bukan masjidnya dilempari, insiden terjadi di luar, nggak ada bentrok,” ucapnya pada Senin (28/1).

Artikel Lainnya

Konvoi untuk mendukung salah satu pasangan calon dalam kontestasi politik sebenarnya sah-sah saja dilakukan. Namun, ketertiban dan kesopanan harus tetap dinomor satukan setiap simpatisan dimanapun mereka berada. Karena, pemilu seharusnya menjadi pesta pemersatu bangsa.

Jadi, jangan sampai konvoi kampanye malah menjadi pemecah bangsa dan membuat masyarakat saling bermusuhan satu dengan yang lainnya deh!

Tags :