Dapat Pertanyaan Soal Status Duda Prabowo Jika Terpilih Jadi Presiden, Ini Jawaban Mahfud MD
11 Maret 2019 by MoseslazPertanyaan yang sering dilontarkan adalah "Mimpin Rumah Tangga Gagal, Kok Mau Mimpin Negara?"
Sebelumnya, apakah menurutmu seorang pemimpin negara wajib atau harus memiliki pendamping atau yang biasa disebut sebagai ibu negara dan apa alasannya? Kira-kira pertanyaan ini juga yang ditanyakan pada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
Seorang netizen di media sosial Twitter dengan nama akun @arman_111213 menanyakan soal status duda Prabowo sebagai salah satu calon presiden terpilih. Netizen tersebut mengaitkan dengan peraturan di negara Perancis dimana jika presiden terpilih adalah seorang duda, maka ia harus mengangkat adik perempuannya menjadi ibu negara.
Apakah Indonesia memiliki regulasi sendiri yang mengatur soal status duda seorang pemimpin negaranya seperti Perancis?
"Prof,pak Prabowo kan duda. Kalo beliau terpilih, apakah adik perempuan nyayg di angkat menjadi ibu negara..?. Seperti kejadian di Prancis. Dan adiknya pak Prabowo Nasrani. Apakah regulasi nya memungkinkan ketika kepala negara dan ibu negara berbeda agama...?," tanya netizen @arman_111213.
Mahfud MD pun memberikan jawabannya mengenai status duda pemimpin negara di Indonesia. Ia mengatakan tidak ada aturan yang berlaku di Indonesia bagi presiden yang adalah seorang duda.
"Itu tak diatur dlm konstitusi & hukum kita. Jika meminjam kaidah ushul fiqh dlm studi hukum Islam, "al-ashlu fil amri lil ibaahah" berarti boleh. Jd jika konstitusi & hukum tdk melarang dan tdk mewajibkan sesuatu maka sesuatu itu sah sj dilakukan. Mau dipilih atau tdk, jg boleh," jawab Mahfud MD.
Kejadian seorang pemimpin negara yang dilantik saat bersatatus duda ataupun tidak beristri sudah pernah terjadi sebelum-sebelumnya. Dilansir dari Kompasiana.com, berikut ini contoh beberapa pemimpin negara tersebut :
1. Thomas Jefferson
Jefferson adalah Presiden AS ke-3 (1801-1809), yang ketika dilantik menjadi Presiden adalah berstatus Duda. Istrinya, MarthaWayles Skelton, yang dinikahinya tahun 1772, meninggal dunia karena diabetes pada tahun 1782.
2. Martin Van Buren
Van Buren adalah Presiden AS ke-8 (1837-1841). Sebelumnya Van Buren sudah pernah menikah dengan Hanna Hoes Van Buren di tahun 1807. Mereka dikaruniai empat orang anak. Namun, tahun 1819 keduanya resmi berpisah. Dengan demikian, ketika terpilih menjadi Presiden AS, Buren berstatus Duda.
3. James Buchanan
Buchanan adalah Presiden AS ke-15 (1857-1861) berstatus Lajang dan satu-satunya Presiden AS yang tidak menikah seumur hidupnya. Buchanan mengangkat sepupu perempuannya, Harriet Lane Johnston, untuk melaksanakan tugas-tugas Ibu Negara.
4. Chester Alan Arthur
Arthur adalah Presiden AS ke-21 (1881-1885). Sebelum menjadi Presiden, Arthur adalah Wakil Presiden mendampingi James Abram Garfield, Presiden ke 20 AS (4 Maret-19 September 1881). Namun, Garfield memerintah hanya empat bulan karena wafat setelah menjalani perawatan akibat ditembak oleh seorang penderita gangguan jiwa di stasiun kereta api di Washington DC.
5. Francois Hollande
Hollande adalah Presiden Republik V Perancis ke-24 (2012-2017). Saat dilantik menjadi Presiden, Hollande berstatus tak beristri. Hollande sebelumnya pernah memiliki pasangan hidup bersama, yakni Segolene Royal, tetapi sudah berpisah pada tahun 2007.
6. Grover Cleveland
Cleveland adalah Presiden AS ke-22 (1885-1889) dan ke-24 (1893-1897). Sedikit berbeda dari lainnya, ketika dilantik untuk kali pertama, Cleveland berstatus Lajang. Cleveland mengangkat Rose Cleveland, saudara perempuannya, mengerjakan tugas sebagai Ibu Negara. Namun, setahun setelah pelantikannya, yakni 2 Juni 1886, Cleveland menikah dengan Frances Folsom.
Tidak hanya di Indonesia, namun di negara lain pun ibu negara sering memiliki porsi kegiatan sosial yang intens. Banyak kegiatan sosial yang bisa dilakukan oleh seorang ibu negara seperti misalnya kegiatan perlindungan perempuan serta anak. Hal ini termasuk membantu tugas seorang pemimpin negara dalam menjalankan tugas dan amanahnya masyarakat.
Jadi guys, menurutmua seberapa diperlukannya ibu negara di Indonesia sendiri?