Wow! China Ciptakan Matahari Buatan yang Panasnya Melebihi Matahari Asli

Matahari buatan
Matahari buatan | steemit.com

Negara China memang kian maju di bidang penelitian luar angkasa

Seringkali kita merasa kegerahan akibat panas dari matahari. Di zaman modern ini, pemanasan global semakin meningkat sehingga suhu bumi juga makin panas. Bahkan wilayah kutub juga dikabarkan telah meleleh di beberapa titik. Tentu dari hal tersebut, kita sudah bisa membayangkan betapa panasnya suhu matahari.

Matahari buatan
Teknologi China | www.scmp.com

Lebih mengejutkan lagi, ternyata China berhasil membuat matahari buatan yang panasnya diklaim mengalahkan panas matahari asli. Matahari buatan ini dapat menghasilkan listrik dan membantu untuk memecahkan krisis energi global saat ini.

Terobosan ini diciptakan oleh sejumlah ilmuwan dari Hefei Institute of Physical Science of the Chinese Academy of Science, di mana matahari buatan tersebut memanfaatkan energi fusi nuklir. Panas yang dihasilkan matahari buatan itu mencapai 50 juta kelvin atau hampir mendekati 50 juta derajat celsius. Sedangkan panas dari inti matahari asli dilaporkan sekitar 15 juta derajat celsius.

Baca Juga: 7 Fakta Tentang Kebohongan Luar Angkasa Ini Berhasil Terungkap!

Matahari buatan
Matahari buatan China | futurism.com

Dalam menciptakan matahari buatan, peneliti China menggunakan metode yang sedikit berbeda dari biasanya. Jika pada umumnya proses pembelahan atom menggunakan isotop uranium, kali ini ilmuwan China menggunakan dua inti atom atau lebih. Dampaknya, mereka bertabrakan dan menghasilkan inti baru.

Peneliti juga menjelaskan bahwa pada proses fusi nuklir ini, isotop Hidrogen Deuerium dan Trutium bertabrakan dengan kecepatan tinggi sehingga menghasilkan Helium.

Baca Juga: Mengagumkan, Inilah Bunga Pertama yang Mekar di Luar Angkasa

Artikel Lainnya

Terobosan China itu menempatkan Negeri Tirai Bambu itu setara dengan kemampuan Uni Eropa, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang yang merupakan negara terdepan dalam teknologi fusi. Penelitian tim China itu dilaporkan akan dilakukan di Brazil, Korea Selatan dan Kanada.

Tags :