Cerita Warga Kampung Kusta Tangerang, Dikucilkan dan Jauh dari Keluarga

Kampung Kusta
Kampung Kusta | megapolitan.kompas.com

Kampung Kusta di Tangerang dikhususkan untuk penderita kusta

Kusta masih menjadi penyakit yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Para penderita penyakit kusta kerap mendapatkan stigma atau label buruk, mulai dari penyakit kutukan hingga penyakit orang miskin. Tak hanya itu, banyaknya mitos yang melingkupi penyakit kusta pun membuat penderitanya dijauhi oleh masyarakat.

Sebuah kampung di wilayah Tangerang menjadi pemukiman “aman” bagi penderita Kusta. Adalah Kampung Kusta yang lokasinya dekat dengan Rumah Sakit Sitanala yang menampung para penderita kusta yang memilih untuk tidak kembali ke tempat tinggal mereka.

Berikut adalah beberapa cerita mengenai kampung kusta di Tangerang.

1.

Tinggal jauh dari keluarga

Kampung Kusta
Kampung Kusta | megapolitan.kompas.com

Kampung kusta di Karangsari, Neglasari, Tangerang, merupakan kampung yang dihuni oleh para penderita kusta. Kampung tersebut dibangun dekat dengan Rumah Sakit Sitanala yang dulunya diperuntukkan bagi penderita kusta. Banyak penderita Kusta yang akhirnya memilih untuk menetap di kampung tersebut.

Baca Juga: Terciduk Ikut Demo Jakarta, Satpam Yang Menyamar Jadi Pelajar Ternyata Ditawari Uang Segini!

Salah satu warganya adalah Hendra. Pria berusia 36 tahun tersebut memilih tinggal di kampung kusta dan tidak kembali pada keluarganya di Tegal, Jawa Tengah. Hendra takut dikucilkan sehingga ia memilih untuk menjauh dari anak dan istrinya sekaligus menjalani pengobatan di RS Sitanala.

“Di kampung kami enggak ada yang terkena kusta jadi mereka enggak terlalu paham,” ujar Hendra, dikutip dari Kompas.com, Kamis (12/9).

2.

Dikucilkan orang sekitar

Kampung Kusta
Kampung Kusta | intisari.grid.id

Hendra merasa tetangga dan orang-orang di sekitarnya menjauh dirinya setelah tau ia mengidap kusta. Hendra sempat merasa minder namun ia mulai memaklumi bahwa orang-orang yang mengucilkannya tidak paham mengenai penyakit yang ia derita.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Harga Tanah di Ibu Kota Baru. Berminat Beli?

Meski demikian, Hendra tetap memutuskan untuk mencari tempat yang lebih nyaman. Akhirnya ia memilih tinggal di kampung kusta, Tangerang. Istri Hendra tak ikut bersamanya karena harus bekerja di Tegal.

Sejak menderita kusta 1,5 tahun yang lalu, Hendra harus berhenti bekerja. Hendra harus fokus melakukan pengobatan dan tetap menjaga daya tahan tubuhnya, sebagaimana yang dianjurkan oleh dokter. “Enggak boleh kerja harus istirahat karena obat cepat dan gampang reaksi,” ujar Hendra.

Selama empat bulan Hendra menetap di Kampung kusta, istri dan keluarganya belum sekali pun menjenguknya. Hendra mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut dan memaklumi kesibukan istri serta keluarganya.

Baca Juga: Tidak Diizinkan Istirahat, Siswa SMP di Manado Tewas Usai Dihukum Lari Keliling Sekolah!

3.

Betah karena kerukunan di kampung kusta

Kampung Kusta
Kampung Kusta | image.pastiseru.com

Tak hanya Hendra, Juleha yang juga menderita kusta harus rela tinggal di kampung kusta. Selama 20 tahun, Juleha berusaha untuk menerima kondisi dan lingkungannya. Juleha mengaku sudah menderita penyakit kusta sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Akhirnya Juleha dibawa oleh keluarga untuk berobat di RS Sitanala.

Bersama tantenya, Juleha kini bermukim di Kampung kusta. “Dulu sama tante di sini. Sedih kan namanya masih muda tapi harus tinggal lingkungannya begini,” ucap perempuan 35 tahun tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Juleha pun merasa tak berguna jika ia terus-menerus bersedih. Ia akhirnya menemukan kenyamanan dan kerukunan di Kampung kusta yang membuat ia betah.

Artikel Lainnya

Kondisi Hendra, Juleha, dan warga kampung kusta lainnya memang cukup memprihatinkan. Meski dalam keterbatasan fisik yang sakit, warga kampung kusta tetap hidup rukun dan saling tolong-menolong. Tak jarang mereka berbagai bahan pangan atau menjaga anak. Kondisi serupa yang mereka alami membuat mereka bisa saling mengerti dan memahami.

Tags :