BMKG Sebut Wilayah Ibu Kota Baru di Kalimantan Dilewati Sesar Gempa, Bebas Dari Megathrust?

BMKG sebut ibu kota baru di Kalimantan tetap miliki potensi gempa bumi. Kanan: Ilustrasi. | news.detik.com

Rencana ibu kota baru ke Pulau Kalimantan ternyata masih memiliki ancaman gempa, begini kata BMKG!

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Pulau Kalimantan tetap memiliki resiko terkena bencana alam gempa bumi karena dilewati garis sesar gempa.

Isu bencana alam memang salah satu alasan kenapa perpindahan ibu kota dari Pulau Jawa segera dilakukan. Hal ini tidak lepas dari adanya ancaman gempa super dahsyat atau megathrust di pesisir selatan Jawa.

Lalu, akankah ibu kota di Kalimantan kelak juga akan memiliki resiko megathrust yang sama? Berikut penjelasan BMKG.

1.

BMKG sebut Pulau Kalimantan miliki sesar gempa aktif

Kepala BMKG Pusat, Dwikorita. | news.detik.com

Dilansir dari CNNIndonesia.com, Minggu (25/8), Kepala BMKG Dwikorita menjelaskan adanya aktivitas gempa bumi yang berhasil dicatat di Pulau Kalimantan.

Aktivitas kegempaan ini tidak lepas dari adanya struktur garis sesar gempa yang melintasi wilayah calon ibu kota baru itu.

“Di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi,”

Hal ini nantinya akan menjadi salah satu pertimbangan untuk membangun ibu kota baru Indonesia yang memiliki mitigasi bencana yang tepat.

Baca Juga: Pangeran Saudi Akan Bangun Kota Masa Depan, Ada Transportasi Mobil Terbang!

2.

Pulau Kalimantan dinilai jauh lebih bebas dari bahaya gempa megathrust

Persebaran titik gempa berskala sedang hingga besar di Indonesia per September 2018. | aceh.tribunnews.com

Meskipun memiliki catatan aktivitas gempa bumi, Dwikorita menilai bahaya gempa bumi di Pulau Kalimantan tidak akan seburuk gempa di daerah lainnya.

Hal ini dikarenakan struktur sesar gempa Pulau Kalimantan yang bukan merupakan zona tumbukan lempeng megathrust. Sehingga kekuatan gempa buminya tidak akan terlalu merusak.

“Tetapi, secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia, seperti Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar,”

Selain itu, jenis struktur sesar gempa Kalimantan yang berumur tersier membuat segmentasi gempa menjadi sudah tak aktif lagi.

Baca Juga: Kecele, Menteri ATR Sebut Kalimantan Timur Ibu Kota Baru Indonesia. Jokowi Membantah!

3.

Pemerintah diharapkan membangun ibu kota baru berbasis mitigasi bencana

Sejumlah rumah di Kota Kumamoto, Jepang hancur diterjang gempa pada tahun 2016. | theolympians.co

Hasil kajian BMKG yang menjelaskan adanya resiko gempa yang tetap mengintai ibu kota baru pun diharapkan menjadi pertimbangan agar membangun ibu kota baru berbasis mitigasi bencana.

Menurut Dwikorita, pembangunan berbasis mitigasi bencana ini harus dilakukan untuk mengantisipasi bencana di kawasan pesisir seperti Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang dekat dengan sesar gempa.

“Tata ruang pemanfaatan daerah pesisir harus berbasis mitigasi bencana. Ini penting guna mengantisipasi bencana tsunami di pantai rawan tsunami,”

BMKG pun sudah melakukan koordinasi dengan kementerian serta lembaga terkait untuk mensukseskan ibu kota baru berbasis mitigasi bencana.

Artikel Lainnya

Rencana perpindahan ibu kota dari Jakarta baru menuju Kalimantan memang mendapatkan sorota publik.

Pemerintah pun sempat menjelaskan jika perpindahan ibu kota baru harus berada di kawasan yang paling minim bencana alam terutama gempa bumi.

Semoga kajian dari BMKG ini bisa menjadi masukan penting bagi pemerintah agar dapat menciptakan ibu kota baru yang berbasis mitigasi bencana agar keamanan perangkat negara selalu terjaga.

Tags :