Awalnya Menyangkal, Media Korea Utara Akhirnya Akui Kegagalan Pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump

Kim Jong Un dan Donald Trump
Pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump | www.japantimes.co.jp

Denuklirisasi masih terombang-ambing

Pertemuan antara Kim Jong Un dan Donald Trump di Vietnam pada akhir Februari lalu cukup menghebohkan masyarakat dunia. Pasalnya, banyak pihak yang menaruh harapan pada pertemuan kedua pemimpin negara ini. Terutama kaitannya dengan denuklirisasi.

Sayangnya, pertemuan Kim dan Trump dikabarkan tidak membuahkan hasil (lagi). Hal ini pun akhirnya dibenarkan oleh media pemerintah Korea Utara. Mereka, untuk pertama kalinya, mengakui kegagalan pertemuan Kim dan Trump.

1.

Media Korea Utara mengakui kegagalan pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump

Kim Jong Un dan Donald Trump
Kim Jong Un dan Donald Trump | vi.wikipedia.org

Pertemuan pertama Kim Jong Un dan Donald Trump di Singapura membahas kesepakatan denuklirisasi. Hal ini seharusnya dijadikan landasan pertemuan kedua mereka untuk membahas lebih lanjut dan membuahkan kesepakatan yang lebih efektif.

Sayangnya, pertemuan Kim dan Trump di Vietnam berakhir lebih cepat dari yang sudah dijadwalkan. Saat itu, Trump terlebih dulu berjalan ke luar ruangan sebelum ia dan Kim meneken kesepakatan. Meski informasi ini sudah santer tersebar, kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, tidak mengakui adanya kegagalan antara pemimpin negaranya dengan Presiden AS tersebut.

Akan tetapi, akhirnya KCNA mengeluarkan pernyataan, “Rakyat di dalam dan di luar negeri... merasa menyesal, menyalahkan AS atas pertemuan yang berakhir tanpa kesepakatan,” dikutip dari AFP.

Sebelumnya, media Korea Utara telah menyebut bahwa Kim dan Trump sudah sepakat untuk melanjutkan diskusi terkait denuklirisasi. Kemudian keesokan harinya, surat kabar Rodong Shinmun memasang foto saat Kim dan Trump berjabat tangan di bagian headline.

2.

Pendapat dari media Barat

Kim Jong Un dan Donald Trump
Kim Jong Un dan Donald Trump | jogja.tribunnews.com

Pekan lalu, sebuah stasiun televisi Korea Utara menayangkan rekaman berdurasi 75 menit mengenai pertemuan diplomasi Kim dan Trump. Stasiun televisi tersebut tidak memberi informasi bahwa pertemuan itu gagal mencapai kesepakatan.

Sementara itu, media dari kubu seberang mengatakan bahwa kedua negara saling menyalahkan dan mengatakan bahwa pemimpin salah satu negara bersikap keras kepala yang akhirnya menggagalkan kesepakatan. Dalam hal ini, AS menyebut Korut tidak siap dengan kesepakatan denuklirisasi yang ditawarkan.

3.

Korea Utara menuduh Donald Trump penyebab kegagalan kesepakatan

Kim Jong Un dan Donald Trump
Kim Jong Un daan Donald Trump | newsskill.com

Saling tuduh pun belum berakhir. Korut menyebut pertemuan berakhir karena Trump meninggalkan ruangan setelah Kim mengajukan proposal penghancuran fasilitas nuklir yang dimilikinya dengan imbalan mecabut sebagian sanksi yang saat ini diterima Korea Utara.

Beberapa hari setelah pertempuan Kim dan Trump, dikabarkan Korut membangun kembali situs peluncuran roketnya yang berlokasi di Sohae.

Seharusnya situs ini sudah dinonaktifkan sejak tahun lalu, menyusul pertemuan Kim dengan Moon Jae In, Presiden Korea Selatan. Trump juga mengatakan bahwa ia sangat kecewa jika kabar mengenai pengaktifan kembali situs peluncuran roket Korut adalah benar.

Artikel Lainnya

Adapun fasilitas nuklir yang ditawarkan Korea Utara untuk dihancurkan ini sudah berusia lebih dari 30 tahun. Komplek nuklir Yongbyon yang pertama kali dibangun pada tahun 1986 ini menjadi pusat pengembangan atom Korea Utara.

Pada awalnya, Yongbyon mempunyai kapasitas 5 megawatt dan merupakan satu-satunya sumber plutonium untuk persenjataan Korea Utara. Meski demikian, Yongbyon dipercaya bukan satu-satunya fasilitas nuklir milik Korea Utara, sehingga penutupan Yongbyon tida serta-merta mematikan nuklir di negara tersebut.

Intelijen AS menduga Korea Utara masih memiliki dua pabrik uranium lain. Salah satunya berada di dekat Kangson, dan satu lainnya belum diketahui lokasi tepatnya.

Tags :