Area Mandi Pria-Wanita Dicampur, Santri Aceh Timur Larang Warga Wisata di Laut!
29 Juli 2019 by Titis HaryoRatusan santri di Aceh Timur bubarkan dan larang pengunjung datang ke pantai karena area mandi wisata laut untuk lelaki dan perempuan tidak dipisah.
Ratusan santri dari berbagai pondok pesantren (ponpes) mendatangi dan membubarkan para pengunjung kawasan wisata pantai Aceh Timur agar segera meninggalkan lokasi tersebut pada Minggu (28/7).
Mereka menilai tidak adanya lokasi mandi di laut yang terpisah antara laki-laki dan wanita membuat kawasan pantai sangat mudah memunculkan pelanggaran syariat Islam dan maksiat.
Seperti apa kronologi pembubaran pengunjung pantai ini? Berikut laporannya.
Pantai sumber kemaksiatan
Dilansir dari Antara, Minggu (28/7), para santri mengawali aksi pembubaran pengunjung pantai dengan berkumpul di halaman salah satu masjid di Kecamatan Peureulak. Mereka lalu mulai bergerak melakukan penyisiran di sejumlah pantai seperti Kuala Leuge.
Mereka menilai jika kawasan wisata pantai membuat orang-orang semakin mendekati maksiat terlebih dengan adanya aktivitas mandi di laut yang membuat laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim bercampur.
“Wahai umat Islam yang sedang berwisata di pantai, mari kita jauhkan maksiat dan mari kita mendekatkan diri kepada Allah dengan mengingat-Nya,” ujar salah satu santri bernama Tengku Ishak.
Kumandangkan azan hingga takbir
Ratusan santri juga mengumandangkan azan dan meneriakkan takbir saat aksi pembubaran pengunjung pantai dilakukan sembari mengibarkan Bendera Tauhid.
Mereka juga tampak beberapa kali membacakan doa dan lantunan ayat suci Al Quran dengan harapan dijauhkan dari bencana dan malapetaka di bumi Aceh.
“Mari kita jauhkan perbuatan yang dilarang Allah dan Rasullullah SAW,” ucap Tengku Ishak lantang kepada pengunjung.
Baca Juga: Erupsi Gunung Tangkuban Perahu Mencekam, Orang-Orang Berhamburan Dari Puncak!
Jaga syariat Islam
Seorang santri lain bernama Tengku M Ikbal juga menyerukan kepada seluruh wisatawan pantai di Aceh Timur agar menjaga syariat Islam.
Hal ini karena adanya ancaman malapetaka dan bencana alam jika kemaksiatan tercipta di pantai. Mereka pun khawatir musibah seperti air rob dan tsunami bisa kembali terjadi.
“Oleh karenanya kami berharap umat Islam di seluruh Aceh untuk sama-sama menjaga bumi yang bersyariat Islam ini,” jelas Tengku M Ikbal.
Para santri melanjutkan aksi pembubaran pengunjung pantai hingga ke Pantai Kuala Peudawa dan Kuala Idi yang memang memiliki banyak wisatawan di Aceh Timur.
Aksi pembubaran para pengunjung di kawasan Aceh Timur oleh para santri memang memancing perhatian publik.
Hal ini tidak lepas dari kawasan pantai yang memang kerap dan umum menjadi lokasi wisata untuk keluarga maupun muda-mudi di Indonesia.
Para santri pun berharap aksi tersebut bisa mengurangi kemaksiatan karena kawasan pantai membuat kaum laki-laki dan perempuan mudah bercampur meskipun bukan muhrim.